Chapter 6 : Step One

142 18 9
                                    

Hailee terbangun begitu saja dari tidurnya. Ia mengerjap-ngerjap sesaat, menyesuaikan matanya dengan cahaya yang ada kemudian menengok pada jam yang ada diatas nakas disamping kepalanya. Jam itu sudah menunjukan pukul 7 pagi. Hailee membangunkan dirinya lalu menggaruk belakang kepalanya yang mendadak gatal.

Matanya masih mengantuk, ia terkesiap ketika suara dering ponselnya berbunyi. Ia sontak membuka mata lebar dengan kelabakan mencari benda pipih itu. Ketika menemukannya, dengan panik Hailee menempelkannya disebelah telinganya.

"Hallo?"suara Hailee terdengar serak karena baru bangun.

Hening sesaat diseberang sana lalu ada sebuah kekehan tampan."Hei, darling. Kau masih belum bersiap juga, hm?"

Suara itu. Hailee membuka matanya lebar-lebar, melihat siapa sang penelpon."DAD?!"ia menjerit kelewatan.

"Ya, sayang. Kau sepertinya masih mengantuk jadi tidak melihat siapa yang menelponmu?"ucap suara berat khas itu dari seberang telfon. Hailee tersenyum senang mendengarnya, ia kembali membaringkan dirinya diatas kasur.

"Tumben dad nelpon. Biasanya kan Hailee yang nelpon duluan."

"Dad mendapat day off hari ini, jadi dad akan selalu menghubungi setiap dua jam."balas lelaki itu sambil tertawa.

"Apa-apaan.."Hailee tertawa pelan."Oh ya, apa kabar dad? Mana mom?"

"Semuanya baik-baik saja. Ada kok. Mom sedang memasak sup kacang merah untuk dad, sebenarnya ia sedang merajuk tapi ia tetap mau melakukannya."

Hailee tersenyum kecil."Benarkah? apa yang dad lakukan jadi mom merajuk?"

"Kau tau lah, Hailee. Dad senang menggoda mom, dia selalu malu dan tidak tahan dari dulu, jadi dia akan selalu merajuk jika dad selalu berhasil menggodanya."Calum terkekeh puas.

"Astaga, dad senang sekali sih. Kasian mom tau."

"Hehehe. Hailee sekarang sedang apa? apa sedang bersiap menuju kampus, hm?"

"Belum sama sekali. Hailee bahkan belum beranjak dari kasur..khehe, kampus masuk jam 9, masih ada waktu untuk bersiap nanti."

"Hei, jangan senang membuang waktu."tegur Calum."Tapi bagaimana disana? Apa kau senang? Apa tidak ada teman yang menganggu?"ia bertanya dengan nada khawatir.

Ada sekali.

"Tidak ada, dad. Mereka semua baik dan ramah, Hailee memiliki sedikit penggemar disini. Dan dad tau apa? mereka banyak meminta Hailee untuk segera mengajak dad kesini karena mereka ingin bertemu dengan dad."

"Lalu?"

"Hailee tidak mau. Mereka semua genit, nanti Hailee bisa dimarahi mom kalau membiarkan dad digodai mereka.."

"Astaga, ada-ada saja."

"Dad.."

Calum diseberang mendadak cemas ketika mendengar suara nada Hailee yang berubah."Ya? ada apa, Hailee?"


Diam sesaat, Hailee kemudian menghela nafasnya."Tidak. Hailee hanya merindukan dad dan mom, oh, dan kak Jaden..ugh, bisa dad telfon dia? Suruh dia untuk menelponku! Dia sombong sekali pada adiknya yang manis ini!"

Calum terkekeh."Iya, nanti dad telfon dan menyuruhnya agar sering menelponmu."

"Thanks dad. Oh, aku harus bersiap dad. Katakan pada mom kalau aku merindukannya ya!"

Story Of Another Us | Harry Styles (Sequel Of Marriage With Calum Hood)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang