EPILOG

124 27 8
                                    

Merindukanmu adalah satu-satunya kata yang dapat aku katakan saat ini. Dan semuanya dimulai sejak aku kehilanganmu.

Pagi hari datang kembali. Hari ini adalah hari senin. Kayla terbangun dari tidurnya tanpa sebuah alarm ponsel, jam weker, ataupun bi Yanti yang sering membangunkannya setiap pagi.

Itu karena ia memang sudah niat ingin merubah semua pola hidupnya sehari-hari. Dan berubah dalam hal segalanya menjadi lebih baik. Tidak ada kata malas, ia harus bergegas.

20 menit kemudian...

Tidak ada kendaraan yang bergerak. Pagi ini jalanan kembali padat karena macet. Sama seperti pertama kali saat itu, Kayla meminta kepada pak Rudi agar turun dari mobil dan berjalan kaki saja agar tidak terlambat.

Kayla bejalan lurus sebelum akhirnya berbelok ke arah kiri. Lalu ia teruskan untuk kembali berjalan di jalanan sepi yang sedikit lagi hampir sampai disekolahnya.

Langsung teringat jelas pada kala itu. Tentang suara bising motor yang tiba-tiba terdengar sangat kencang. Tentang kecelakaan mengerikan terjadi benar-benar percis di jalanan ini. Tentang banyak sekali kisah yang telah tumbuh setelah kejadian itu.

Haha

Kayla mentertawakan semua ingatannya dalam batin.

Ketika waktu lelah melangkah untuk menggapai asa yang hilang arah. Sang pagi rebahkan diri diam dalam kelam.

Dan pagi ini,
akan ku coba tinggalkan semua beban hati, akan ku gapai lagi mimpi-mimpi yang pernah ku gapai, akan ku langkahkan kembali kaki ini menuju ke puncak yang lebih indah.

Dan semuanya akan terlihat lebih mengagumkan disana. Selamat pagi Rey..selamat mengukir kisah baru.

Ujar Kayla dalam hati, tersenyum, bersemangat. Untuk kemudian akhirnya ia melanjutkan kembali perjalanannya menuju ke sekolah, SMA Taruna Bangsa.

Seperti Musim yang Sementara [Completed]Where stories live. Discover now