Aku memasukan surat tersebut ke dalam tasku.
Harus aku apakan ini?
Akhirnya aku membagikan permen karet itu kepada teman-temanku.
Aku lihat Yoga tidur.
"Eh ini gurunya kemana?" Tanyaku
"Katanya lagi pada rapat. Jadi kita dapet tugas nih dari semua guru yang mengajar hari ini" kata dinda
"Seru dong" kataku senang
"Iya lah" kata dinda...................
Hari ini aku dan teman-temanku mengerjakan semua tugas dengan santai.
Seperti biasa Yoga menggangguku entah dengan mencolek bahuku dengan pulpennya, atau menerbangkan kapal-kapalan dari kertas ke arah bangkuku. Dinda yang membukanya, lalu memberikannya kepadaku.Dia Amelku
Bercahaya wajahnya
Berkilau matanya
Lembut tutur katanya
Halus kepribadiannyaDialah Amelku, Amelia Putri
Tertulis sebait puisi di kertas kapal-kapalan tadi.
Apa-apaan dia ini? Halus? Dia bilang aku halus?
Lembut? Apa dia tidak melihat bagaimana perlakuan dan kata-kataku padanya?
Benar-benar membuatku kesal.
Amelku? Dia pikir dengan aku mau mengobrol dengannya dia seenaknya mengakui aku miliknya? Enak saja.
Aku diamkan saja dia.
Kayanya Yoga harus ngeliat aku deket sama kak Fariz. Biar dia gak ganggu aku lagi.
Kak Fariz itu sepupuku. Anaknya tante Linda. Tante Linda adik ayahku.
Aku harus merangkai rencana agar Yoga melihatku berduaan dengan kak Fariz. Aku terpaksa melakukan ini karena aku sudah tidak tahan lagi dengan Yoga.Aku pulang naik angkot. Saat aku melihat kebelakang, aku melihat Yoga. Aku mengernyit. Apa jalan menuju rumahnya benar-benar searah dengan rumahku? Kenapa dia selalu muncul?
Dia tersenyum padaku. Aku hanya diam saja. Aku melihatnya dengan tatapan yang datar. Kuputuskan untuk mengalihkan pandanganku.
Aku sampai didepan komplek perumahan. Aku turun dari angkot.
Kukira, yoga masih mengikutiku. Tapi nyatanya tidak. Kenapa juga aku seperti ini. Huft. Padahal lebih baik jika Yoga tidak mengikutiku.
Saat aku masuk ke rumah, aku ditanya mengenai motor."Sayang, tadi kamu kesiangan gak sekolahnya?" Tanya ayah
Aku keheranan. Kenapa ayah malah khawatir padaku? Padahal aku sudah sangat was-was takut ayah marah gara-gara yang mengantarkan motor itu anak berandalan.
"Eh? I iya yah. Amel tadi kesiangan" kataku ragu
"Kenapa gak sms ayah? Kamu dorong motor sejauh mana?" Tanya ayahku lagi
"Oh tidak ko yah" jawabku bingung
"Kamu pasti cape. Ayo makan. Bunda lagi masak" kata ayah
"Iya yah, eh yah emang tadi yang nganterin motor siapa?" Tanyaku
"Mang iin. Ko kamu nanya lagi?" Tanya ayah
"Eh engga yah, yaudah ayo makan" kataku
"Kamu kenapa? Ko kaya kebingungan gitu?" Tanya ayah
"Engga yah. Kirain yang nganterin motornya anaknya. Kan ayah kurang suka sama dia" kataku pura-pura
"Gapapa kalo ini masalahnya. Yang penting kamu gapapa" kata ayah
"Yaudah ayo yah makan hehe" kataku
"Ayo" kata ayahMalam ini, tepat pukul 21.10 malam aku sedang tiduran sambil memegang kertas yang diterbangkan Yoga tadi siang. Aku heran kenapa rasanya aku ingin sekali menyimpannya.
Dengan begitu, hari ini aku mendapat dua surat. Yang satu dari orang yang tidak aku ketahui, dan yang satu lagi dari Yoga. Aku mengambil kertas dari orang misterius tersebut dari dalam tasku, lalu kusatukan dengan kertas dari Yoga. Kulipat-lipat dan kusatukan semuanya dengan surat pertamakali aku terima tanpa membaca tulisan-tulisan yang ada pada beberapa kertas tersebut.
Lalu terpikir olehku soal motor tadi. Kenapa mang iin yang mengantar motorku? Mang iin kan tukang bengkel.
Aku kira temannya Yoga membawa motorku ke tempat tambal ban terus dianterin ke rumahku. Aku harus menanyakan ini pada Yoga.
Lalu aku mengambil ponselku yang berada diatas meja belajar. Kulihat ada satu pesan masuk ke bbmku. Kubuka, chat dari Yoga. Dia mengirimkan Voice Note? Dengan ragu aku mendengarkannya.Kudengar petikan gitar yang semakin lama semakin merdu. Lalu terdengar suara yoga bernyanyi.
Yoga menyakikan lagu anji bidadari tak bersayap.
Suaranya bagus. Bagus sekali. Aku sampai terlena.
Astagfirulloh apa yang aku dengarkan? Aku langsung mempausenya dan menyimpan HPku di meja belajar.
Namun aku mendengar suara agak aneh. Kudengarkan lagi VN dari Yoga tersebut. Benar saja. Aku yakin agak jauh dari sana itu suara obrolan beberapa orang lengkap dengan suara deruman motor khas anak-anak geng motor. Pasti itu teman-temannya Yoga.
Semakin lama aku memikirkannya membuatku semakin kesal saja. Kenapa dia harus menjadi bagian orang-orang itu? Aku tidak mau ambil pusing.
Akupun jadi malas untuk menanyakan soal motorku itu.
Kuputuskan untuk tidur saja.Esoknya, aku biasa pergi mengaji bersama teman-temanku. Setelah selesai menghafal, kami pulang. Dijalan, tiba-tiba ada yang menghadang langkahku dengan motor.
"Astagfirullohal'adziiim" kagetku dan teman-temanku.
"Selamat pagi ameel" katanya
Yoga? Ngapain lagi dia sekarang? Kenapa dia tak berhenti-berhentinya menggodaku?
"Kamu ngapain sih gangguin aku terus?" Tanyaku kesal
"Karena aku suka sama kamu" katanyaTeman-temanku terlihat senyum-senyum. Mereka pamit duluan.
"Tunggu dong hei" kataku. Saat aku akan pergi, Yoga menghadangku dengan tangannya. Teman-temanku tak menghiraukan aku.
"Kamu ngapain sih masih pagi udah gangguin aja?" Tanyaku ketus
"Aku cuma mau ngasih ini" katanya sambil menyerahkan sebungkus tissue dan satu permen. Kulihat tissue itu sudah agak berantakan dan terdapat beberapa coretan didalamnya.
"Kamu harus mau nerima ini. Kalo engga, aku bakal nahan kamu. Bahkan sampai besok" katanya
"Yaudah mana?" Tanyaku kasar
"Nih" katanya. Dia turun dari motornya, lalu menyimpan tissue dan permen itu di atas jok motornya.
"Aku tau kamu gak mau bersentuhan dengan yang bukan mahrom kamu hehe" katanya
"Hmmm" jawabku sambil mengambil tissue dan permen tersebut.
"Aku makin yakin kalo kamu emang yang terbaik buat jadi jodohku" katanya lagi
"Kamu tau dari mana tentang mahrom?" Tanyaku ketus
"Aku baca-baca sedikit dari internet hehe" katanya lagi
"Awas, aku mau pulang" katanya
"Oh silakan cantik" katanya
Aku lari meninggalkannya.
Apa-apaan dia? Dia subuh-subuh begini lalu mengagetkan orang hanya untuk memberikan ini?Saat tiba di rumah aku menyimpan kedua barang tadi di meja belajarku. Aku langsung mandi, makan dan bersiap ke sekolah. Sebelum berangkat, aku membuka tissue dari Yoga.
Tissue pertama ada coretan pulpen. Aku membuka lipatan tissue tersebut."Aku cinta kamu Amel"
Itu tulisan yang ada di tissue pertama
Aku melipatnya lagi. Lalu aku mengambil tissue kedua. Akupun membuka lipatannya.
"Kamu cantik Amel. Bukan hanya wajahmu, tapi juga hati kamu. Aku yakin kamu hanya mencintai satu laki-laki dalam hidup kamu dan aku harap itu aku"
Itu tulisan yang ada pada tissue kedua
Kenapa dia pede banget ya?
Ko aku merasakan sesuatu yang aneh ya? Kenapa jantungku berdegup kencang?
Ah sudahlah
Mungkin ini karena aku baru menerima kata-kata seperti ini dari seorang laki-laki.Lalu aku melipatnya lagi.
Aku mengambil tissue ketiga.
Aku membuka lipatannya.Deg
Deg
Deg
Kenapa dia menulis hal seperti ini?
Kenapa juga hatiku seperti ini?
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
KaKaDeDe (Kutikung Kau Dengan Do'a) (COMPLETED)
General FictionTahap revisi Ini adalah beberapa halaman ceritaku dengannya, Yoga Putra. Murid baru berandalan yang menyatakan cinta padaku di hari pertama aku dengannya bertemu. Aku Amelia Putri tak pernah tertarik dengan pacaran sehingga aku selalu mengabaikan s...