Kamu menunduk, menatap kearah perutmu sembari berdoa kalau perawatan yang kamu lakukan selama ini membuahkan hasil.
Dokter Son memberikanmu beberapa obat sesekali menatap laki - laki yang di depannya ini resah.
Yang ditatap hanya bisa memberi tatapan sayu.
"Terima Kasih dokter!" ucapmu sambil membungkuk sedikit, lalu diikuti oleh 'Doyoung'
Kemudian kalian pun pergi dari klinik tersebut.
"Kenal dengan dokter Son?"
'Doyoung' yang tadi melamun pun segera menoleh kearahmu. Lalu menggeleng dengan cepat.
"Ah tidak, hanya mirip teman SMA ku"
Kamu tampak berpikir, sudah sejak SMA kalian selalu bersama, namun rasa - rasanya Doyoung atau pun kamu tidak mempunyai teman yang mirip dengan wajah dokter Son.
Saat kalian sampai di lantai satu, kalian pun keluar hendak menuju pintu keluar RS. Namun tiba tiba 'Doyoung' menghentikan langkahnya. Dan membuatmu ikut berhenti berjalan.
"A-ah, kamu pulang saja duluan, aku masih ada urusan"
Sedetik kemudian 'Doyoung' lari menuju tangga darurat yang diikuti oleh Doyoung.
Sebenarnya kamu ingin ikut, namun tiba tiba saja kamu merasa mual. Kamupun berlari kearah toilet.
***
BRAK
Dokter Son yang tadinya sedang merekap berkas langsung kaget melihat pintu klinik nya dibuka secara kasar.
Dan mendapati si suami pasiennya.
"Ada apa?"
"Wendy.. "
Lagi lagi.
Hati Wendy tak bisa berhenti bergerumuh kala orang itu memanggil nama panggilan yang sudah ia kubur dari lama. Nama yang hanya suaminya yang memanggilnya begitu.
Bahkan nada suara itu, tak asing baginya. Tapi yang dihadapannya ini bukan orang yang dia cintai, bahkan bukan yang dia kenal.
"Mungkin kamu salah orang?" kilah Wendy.
"Ini aku Taeil, Moon Taeil"
DEG
Tiba tiba saja hati Wendy rasanya berdentum keras, ia bahkan bisa merasakan aliran darahnya berdesir menjalar ke seluruh tubuh.
"Ba-bagaima-"
Taeil dengan segera memeluk Wendy.
"A-aku merindukanmu"
Wendy dengan cepat ingin mendorong badan orang ini. Ini salah, ini bukan Taeil.
"Kau berbohong! Bagaimana bisa kau melakukan hal ini semua dibelakang istrimu?!"
Doyoung yang sedari tadi hanya menonton langsung merasakan hal aneh saat mengingat istrinya.
"Aku Taeil! Aku Moon Taeil, suami mu Son Seung Wan! Apakah kau melupakan diriku?"
Air mata Wendy turun begitu saja saat melihat orang yang di depannya ini mulai menangis.
Sebenarnya ia merasakan keberadaan suaminya di dalam pria itu, walau itu hanya sekedar feeling.
Wendy menghirup nafasnya dalam - dalam, lalu membuangnya kasar.
"Mari kita bicarakan ini baik baik"
***
Wendy kembali menangis setelah mendengar semua penjelasan laki - laki itu.
Kini ia percaya ia memang Taeil, Taeil miliknya.
Taeil pun segera memeluk Wendy, dan Wendy tak bisa berbuat apa apa.
Kenangan demi kenangan mulai terlintas diantara keduanya.
Teringat oleh Wendy dimana ia tengah mengandung di usia kandungan 8 bulan, pada malam harinya mendapat kabar suaminya yang telah meninggal akibat tabrakan maut yang terjadi di jalan yang pintas yang sepi.
Bagaimana pilunya ia mulai menerima fakta bahwa ia akan menjadi seorang single parent. Tanpa hadirnya seorang suami yang akan selalu menemaninya. Bagaimana jika kelak anaknya akan bertanya dimana ayahnya.
Wendy menangis sesenggukan didalam pelukan Taeil, walaupun badan yang ia lihat kini bukan Taeil, tapi ia tetap bisa merasakan bahwa suaminya ada disana.
"Ba-bagaimana bisa kau sekejam itu? Mengapa kau meninggalkan ku sendiri seperti ini bersama anak kita, hah?!"
Taeil tentu saja juga tak bisa menghentikan tangisannya.
Berulang kali ia mengucapkan maaf pada istrinya ini.
Doyoung yang menyaksikan pemandangan di depannya ini merasa lega, melihat semua peristiwa peristiwa yang penuh beban ini akan segera berakhir.
Tampaknya ia akan pergi sebentar, membiarkan pasangan itu menikmati waktunya bersama walaupun hanya sebentar.
***
Taeil kelar dari klinik tersebut dengan mata sembab.
Doyoung yang tadinya hanya duduk di kursi tunggu pun langsung berdiri.
"Bagaimana?"
Taeil pun bernafas lega, walau terasa sedikit berat.
"Beres, aku akhirnya bisa mengucapkan selamat tinggal yang benar untuk istriku"
Merekapun pergi keluar rumah sakit, sambil berbincang - bincang mereka memutuskan untuk pulang ke rumah Doyoung dengan berjalan kaki.
"Dia menamai anak kami Moon Donghyuck, hahaha lucunya"
Doyoung yang mendengar nada bicara Taeil yang lebih ceria langsung tersenyum.
"..bahkan sampai saat ini ia tetap menggunakan cincin pernikahan kami di.. Hah?"
Doyoung langsung kaget melihat dimana jari manisnya sudah tak ada benda yang melingkarinya selama ini, tentu saja ia tak pernah melepaskannya.
"Dimana cincinmu?"
"Selama ini kau yang menggunakan tubuhku! Coba kau ingat ingat!" teriak Doyoung panik. Iya, dia sangat panik.
Taeil yang juga ikutan panik pun tampak berpikir.
"..klinik? Ah iy-"
DEG
Tiba - tiba saja Taeil merasakan sesuatu di dalam tubuhnya.
Rasa sakit itu semakin lama semakin menguat. Ia bahkan sampai terjatuh di jalan trotoar ini.
Doyoung merasakan hal yang sama, ia merasa dirinya seakan akan ditarik.
"Sepertinya sudah saatnya aku kembali, terima Kasih Doyoung" ucap Taeil pelan lalu semuanya berubah menjadi gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband ✔
Fiksi Penggemar✖Ini bukan YAOI Feat. Doyoung and Taeil of NCT Sikap Doyoung berubah saat ia pulang dari kantornya malam itu, apa penyebabnya? ©lulalana, Oktober 2017