5 ❤ : Five

666 99 7
                                    

"Ray mata lo sembab gitu." "Lo habis nangis?"

Tanya Reva kawatir yang melihat Raya tiba-tiba datang ke kelas dengan wajah sembab kyak habis di aniyaya begitu.

Raya cuek langsung duduk di bangkunya--samping Reva.

"Rayyy." Reva geram karena diabaikan.

"Ah ntar aja gue cerita. Males ini gue." Raya kembali menidurkan kepalanya di atas lipatan tangannya di atas meja.

"Hish. Ayolah Ray gue kepo nih." Reva menggoncang-goncang tubuh Raya hingga tubuh Raya kembali duduk tegak.

Raya berdecak sebal.

buk.

Belum sempat mengucap kata apapun, dua pandangan kakak beradik itu beralih fokus pada Botol yang di letakkan kasar oleh pemberinya hingga bunyi buk.

Raya dan Reva mendongak bersamaan ke arah pemberi. Sama-sama menyerngitkan dahi melihat si pemberi adalah seorang Mondy.

"Jangan GR! gue kasih ini sebagai permintaan maaf gue karena udah buat lo nyaris tewas." Ucap Mondy dengan wajah jutek ke arah Raya.

Kemudian pergi lagi menyisakan wajah melongo dari Raya dan Reva. em, Reva gak melongo sih tapi melirik penuh tanda tanya ke Raya.

"Nyaris tewas?" Tanya Reva dengan nada dan pandangan mendesak Raya agar Raya segera menjawab.

"Nanti sampai rumah deh gue ceritain. Sumpah masih males bahas gue." Balas Raya dengan nada gak mood tanpa sadar ia membuka botol air mineral di hadapannya dan ludes beberapa kali tegukan.

Reva berdecak pelan heran.

"Oh ya, Kevin kemana gak kelihatan?" Sambung Raya bertanya melihat lihat Kevin sedari tadi tidak ada di kelas.

"Kabur." Jawab Reva singkat.

"Kabur? Kok bisa?Kemana?" Raya kaget.

"Nanti sampai rumah deh gue ceritain. Sumpah masih males bahas gue. " Reva membalas Raya dengan jawaban yang sama dan ekspresi serta nada yang sama dengan Raya menjawab Reva tadi.

"Hish. Apaan sih lo Rev. Gue serius juga."

"Gue tadi nanya juga serius kali."

"Hah. Iya-iyaa gue ceritain. Tapi setelah lo cerita."

"Lah males lo mau ngibulin gue?!."

"Enggak suwer !"

"Janji?"

"Iya Janji!"

"Hmm. Jadi gini,"

Reva mengejar Kevin lalu menahan lengan Kevin. "Lo mau kemana?"

Kevin melepas genggaman Reva di lengannya pelan. Tersenyum. "Mau refreshing." Lalu terus berjalan sampai pagar dan memanjat.

Reva memegangi kaki Kevin. "Jawab dulu mau kemana?!"

"Rev lepasin. Ntar keburu ada guru yang lihat gawat."

"Jawab dulu Kevin lo mau kemana?!" Reva mengencangkan cengkramannya.

Kevin berdecak pelan. Kemudian menoleh ngeri melihat arah belakang Reva. "Rev Rev lepas Rev ada guru. Cepetan."

Reflek Reva menoleh ke belakang dan melepas cengkramannya dari kaki Kevin.

Reva kembali berbalik lalu berwajah kesal di dapati Kevin sudah berada di luar pagar sambil nyengir.

"Titip tas gue ya Re."

Kali PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang