Part IV

6.9K 310 6
                                    

Jam 05.00 pagi alarm Acha berbunyi. Ia membuka matanya pelan-pelan karna mengondisikan dengan lampu penerangannya.

Acha berharap hari ini tidak ada. Ya, karna hari ini hari Acha untuk control penyakitnya.

Dengan malas Acha memaksakan diri untuk mandi dan Shalat.

"Sayang... Bang-- eh udah bangun anak mama?"
"Udah dong ma.. Masa setiap hari Acha di bangunin terus sih, Acha kan udah gede jadi Acha lagi belajar buat mandiri" jawab Acha
Mamanya Acha langsung tersenyum mendengar kata demi kata yang keluar dari mulut Acha.

"Iya mama tau.. Tapi walaupun kamu mau sebesar apa, setinggi apa umur kamu, kamu tetep bayi mama"
"Ah mama bisa aja.. Yaudah Acha shalat dulu ma"

■■■

"Ma.. Kok bang Dio belum keluar kamar sih, aku bisa telat nih ma" ucap Acha sedikit tergesa-gesa.

Tidak lama kemudian, abangnya turun tangga dengan berpakaian tidur yang masih menempel di badannya.

"Bang ayo anterin Acha.. Acha bisa telat nih, ayo bang" ucap Acha dengan sedikit mengerutkan keningnya
"Lo naik kendaraan umum aja ya, gue masih ngantuk" jawab Dio setelah meneguk air putihnya
"Naik kendaraan? Sendiri? Apa abang lupa kalo Acha trauma naik kendaraan umum?"

Satu tahun yang lalu..

Sepulang sekolah Acha sudah menghubungi bang Dio berkali-kali tapi tidak ada jawaban. Acha takut langit mulai gelap dan bang Dio tidak ada tanda-tanda akan menjemput Acha

"Bang Dio mana sih.."

Acha mencoba menghubungi bang Dio.

"Nomor yang anda tuj----"
"Ah!"

Acha sangat bingung, apakah ia harus nunggu bang Dio atau terpaksa naik kendaraan umum. Secara Acha belum pernah naik kendaraan umum.

Tiga menit berlalu... Tujuh menit berlalu, Dan....

Acha memutuskan naik kendaraan umum.

Acha berjalan menuju gang sekolah yang langsung menuju jalan raya.

Sesampainya, Acha tidak menunggu lama karna sudah ada angkot yang datang. Acha lihat siapa saja penumpangnya, merasa aman naiklah Acha ke angkot itu.

Di tengah perjalanan, ada seorang pengamen masuk ke angkot yang Acha tumpangi dan mulai bernyanyi, tidak lama kemudian hp Acha bergetar menandakan ada pesan masuk.

Acha melihat pesan dari siapa, ternyata pesan itu dari mama nya.

From: Mama

Acha.. Bang Dio tadi nelpon mama, katanya masih ada meeting di kantornya, Acha naik kendaraan umum aja ya nak

Acha mendengus kesal membaca pesan dari mama nya.

Pengamen tersebut semakin kencang bernyanyi dan melotot ke arah Acha. Walaupun Acha tidak melihat jelas tetapi sudut pandangan Acha yang menangkap kalau pengamen itu sedang melotot ke arah Acha.

From: Acha
Iya ma, Acha udah di angkot

Setelah membalas pesan dari mama, pengamen mulai berdiri setengah badan dengan bertumpuan lututnya, semakin menjadi-jadi ke arah Acha.

Acha sedikit menggeser tempat duduknya agak ke dalam sedikit.

Setelah pengamen selesai bernyanyi, pengamen tersebut meminta uang.

Acha tidak memberi uang, karna merasa di pelototi dengan pengamen tersebut.

Saat pengamen menadahkan tangannya ke arah Acha, Acha hanya balas dengan senyuman dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Anjing ga ngasih pake senyum lagi lo" menggobrak pintu angkot

Acha tersentak melihat reaksi pengamen tersebut

"KALO ADA PENGAMEN HARGAIN!! TARO DULU HPNYA NENG! NGGA NGASIH GAK PAPA ASAL HARGAIN AJA!"

Acha sedikit emosi mendengar ucapan pengamen.

"Saya main hp juga bales pesan dari mama saya, dari orang tua saya. Emang anda ada hak melarang-larang saya?"

Pengamen sangat geram dan di cekiknya leher Acha dengan sangat kuat membuat Acha sulit bernafas, supir angkot langsung turun dan memisahkan pengamen itu dari Acha.

Acha menangis. Hampir saja nyawa nya hilang.

■■■

Maka dari itu Acha sangat anti sekali sekarang naik kendaraan umum.

"Assalamualaikum.."

Acha tersadar dari lamunannya setelah mendengar ada yang mengucapkan salam.

"Walaikumsallam.. Eh kevin, udah lama kamu tidak kesini ya. Ada apa nih?"

Acha mendiamkan kevin, karna kevin adalah mantannya Acha.

Pagi-pagi sudah ada yang membuat moodnya hancur.

"Mah.. Acha berangkat dulu ya" teriak Acha

"Loh.. Berangkat sama siapa? Kamu mau naik kendaraan umum?"

"Saya aja tante yang nganterin Acha ke sekolah" pinta Kevin

"Tuh cha.. Sama Kevin aja ya berangkatnya biar kamu aman"

Acha menggeram. Ia sebenarnya tidak mau berangkat sama Kevin tapi waktu terus berjalan dan kalau Acha mengundur-ngundur waktu lagi atau menunggu abang nya akan telat.

"Yaudah. Aku jalan ya ma" melas Acha
"Yesss" ucap Kevin.

Di setiap jalan Acha sedikit was-was melihat keadaan jalanan. Karna Acha takut ketahuan Rio. Karna Kevin sedang membawa motor, dan itu sangat terbuka jika ketahuan.

"Kenapa si lo cha? Kaya maling lagi ngumpet aja" tanya Kevin karna Kevin selalu merhatikan gerak-gerik Acha seperti maling sedang di kejar-kejar polisi.

"Ng.. Gapapa" ujar Acha setelah menengok ke depan lagi

"Gue tau ko.. Pasti lo lagi wanti-wanti kan kalo Rio bakal lewat?"

"Ngga.. Siapa bilangg" sewot Acha.

"Udah lah Cha, putusin aja Rio. Balikan lagi sama gue"

"Gue menilai orang dari sikapnya. Rio emang paling bawah dalam sikap, tapi lo juga paling bawah dalam perasaan. Dan lo habis ini ngaca, lo pantes ngga ngomong kaya tadi? Satu lagi gue ingatkan. Jangan pernah sekali-kali lo nginjak kaki di rumah gue lagi. Turunin gue disini" putus Acha

"Tapi Cha, ini masih lumayan jauh dari sekolahan lo" ngelak Kevin

"Turunin gue apa gue loncat dari sini?"

SKAK MAT.

Kevin meminggirkan kendaraannya dan membiarkan Acha turun dari motornya.
"Cha.. Mending naik lagi, gue anter sampe sekolahan"

Tanpa membalas perkataan Kevin, Acha langsung memberhentikan kendaraan umum.

Ya, secara terpaksa Acha naik kendaraan umum. Acha selalu berdoa agar tidak ada hal-hal aneh lagi.

Sepertinya Maha Kuasa mendengar ucapan Acha dan memberi Acha perlindungan sampai ke depan sekolahan.

■■■

Acha melangkahkan kakinya menuju koridor. Akan tetapi Acha mempelankan langkah saat matanya melihat seseorang yang sangat ia kenal sedang merangkul teman Acha sendiri.

Acha sengaja mendekat, agar di kira pas-pasan. Saat mereka pas-pasan.

"Kamu udah dateng yang?" tanya Rio dengan nada tak bersalah sedikit pun.

Acha hanya melihat sekilas dan segera pergi dari hadapan mereka.

Acha sangat kesal, bisa-bisanya Rio seperti itu. Apalagi dengan temannya sendiri.

Taraaaaa... 
Ku update lagiii😘😘😘😘😘 bagaimana bagaimana?

Sudah mulai muncul-muncul orang baru nihhhh..

Terus setia ya sama cerita akuu, jangan lupa vote yaaa thank youuuu💞💞💞💞

Over PosesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang