Hatiku merasa sakit, membayangkanaku membunuh orang dihadapanku ini. Air mataku mengalir tiba tiab, jatuh ke tanah membentuk sebuah pisau tajam. Pisau yang tak perlu diasah namun selalu tajam.
"APA INI WAKTUNYA???" Tanyaku dalam hati.
Arlan pergi mengambil air putih, sementara aku menyimpan nasi goreng ku. Ku ambil pisau dilantai, pisau yang sangat tajam. Aku menundukan kepalaku, Dan tak lama Arlan muncul kembali. Wajahnya kaget saat ku sodorkan pisau tajam, yang berwarna putih.
"Apa maksudnya ini?" Tanya Arlan padaku dengan wajah tegang dan menatap ku penuh tanya.
"AKU...." Ungkapku gugup dan bergetar.
"APA??" Tanya Arlan teriak kencang.
"AKU.... MAU...." Gumamku kembali terbata bata, melafalkan kata kata.
"APA MAU MU..." Seru Arlan dengan mendekat perlahan padaku.
"AKU.... MAU.... MEMBUNUH.... MU...." Ucapku dengan tiba tiba air mataku mengalir.
"Buat apa kamu membunuhku....?" Tanya Arlan dengan mendekat pada pisau ku.
"Untuk sayapku...." Jawabku dengan menatap mata Arlan.
"Kenapa aku yang kamu bunuh?" Tanya Arlan dengan tatapan sorot tajam.
"Karena kamu yang membuatnya hancur...." Jawabku dengan getaran dan air mata berlinang.
"AKU??" Tanya Arlan dengan wajah bingung.
"Tapi aku gak pernah menghancurkan sayapmu...." Lanjut Arlan bicara padaku.
"CINTA...." Ungkapku dengan teguh menyodorkan pisau pada Arlan.
"CINTA??" Tanya Arlan.
"Cinta mu membuat sayapku dipaksa dicabut...." Ucapku dengan menatap Arlan.
"APA... Kau bercanda kan Dirga..." Seru Arlan tak yakin.
"AKU GAK BERCANDA ARLAN...." Gumamku dengan keras.
"TAPI, Kenapa cinta dan aku yang salah.... ini tidak masuk akal...." Ucap Arlan padaku.
"Seorang peri tidak boleh mencintai manusia, dan aku menyukaimu...." Gumamku pada Arlan.
"Lalu apa itu salahku...?" Tanya Arlan kembali.
"Bukan....." Jawabku pada Arlan.
"Turunkan pisau ini...." Ucap Arlan padaku.
"...." Aku terdiam menatap Arlan, wajahnya menatap padaku penuh kesedihan.
"Turunkan kataku...." Pinta Arlan kembali.
Aku menurunkan perlahan pisau ku, Arlan mendekat padaku. Ketika dekat, Arlan dengan segera memelukku.
"Aku mencintaimu...." Ucap Arlan padaku.
"Jangan kau bunuh aku, Kamu bisa jadi manusia. Gak harus jadi peri...." Ucap Arlan padaku.
"Tapi...." Ucap ku pada Arlan.
"Tapi apa??" Tanya Arlan padaku.
"Tanpa Sayap, aku gak bisa menjadi sempurna...." Gumamku pada Arlan.
"Maksudmu...." Tanya Arlan padaku.
"Jika aku tidak mengembalikan sayapku...." Ucap ku dengan nada pelan.
"Apa kau akan mati?" Tanya Arlan padaku.
"Tidak, tapi... lebih parah...." Ucapku dengan menatap Arlan.
"Apa itu?" Tanya Arlan padaku.
"Setiap aku jatuh cinta pada waktu yang ditentukan, ingatanku akan hilang sekarang atau selamanya. Dan aku akan kembali tanpa ingatanku, aku tak akan mengingatmu..... Arlan....." Gumamku pada Arlan dengan menunduk.
"APA...????ITU GILA.... GAK MASUK AKAL...." Gumam Arlan dengan menggaruk kepalanya.
"ITU ADALAH PERATURAN PERI ARLAN...." Gumamku pada Arlan dengan menatap wajahnya.
"Apa gak ada cara lain??" Tanya Arlan padaku.
"Supaya kita bisa menyatukan CINTA KITA....." Lanjut Arlan dengan menekan kata CINTA KITA dengan keras dan lantang.
"Cinta kita...." Gumamku pada Arlan.
"Ya, Cinta kita... Dirga...." Ucap Arlan dengan memegang wajahku.
"Ada 1 cara...." Ucapku pada Arlan.
"Apa itu?" Tanya Arlan.
"...." Aku diam, merenung. Apa harus aku katakan pada Arlan.
"Katakan, akan ku lakukan apapun untukmu...." Seru Arlan kembali padaku.
"Aku....." Ucapku dengan gugup.
"Aku apa?" Tanya Arlan.
"Aku harus membunuh orang yang mencintaiku selain kam Arlan, dan memberikan hatinya untuk sayapku...." Gumam ku pada Arlan.
"Orang yang mencintaimu....??" Tanya Arlan dengan bingung.
"...." Aku mengganggukk anggukan kepalaku.
"YOGI....??" Tanya Arlan padaku.
"Ya...." Jawabku.
"Ya sudah...." Seru Arlan padaku.
"Maksudnya?" Tanyaku pada Arlan.
"Maksudku, Ya sudah bunuh aja YOGI...." Gumam Arlan.
Aku terkejut sekali mendengar ucapan Arlan, yang dengan mudah nya. Arlan menyuruhku membunuh Yogi, dia seolah tidak memiliki hati.
"Kenapa kamu tega??" Tanyaku bingung dengan ucapan Arlan.
"Untuk cinta aku akan lakukan apapun..." Gumam Arlan.
"Apa termasuk membunuh YOGI....??" Tanyaku kembali pada Arlan.
"Ya bila itu cara terahir...." Gumam Arlan yang lalu mendekat padaku, dan memegang pundakku.
"INI DEMI CINTA KITA...." Ucap Arlan padaku.
"CINTA....." Gumamku mengungkapkan hal yang sama.
"Agar kita bisa jadi satu, harus ada yang berkorban...." Ungkap Arlan padaku.
"Berkorban...." Tanya ku.
"Ya Berkorban demi cinta...." Ucap Arlan padaku.
"Pikirkan itu baik baik...." Lanjut Arlan padaku.
Yogi tiba tiba datang menghampiri Aku dan Arlan, Arlan menatap lekat Yogi. Seolah ingin mengatakan kamu harus ku bunuh. Namun tak Arlan ungkapkan, mungkin menunggu persetujuanku terlebih dahulu.
"Aku pamit sekarang Dirga...." Ucap Arlan yang langsung pergi meninggalkan Aku dan Yogi sendiri.
"Kenapa Arlan?? kayanya emosi dia?" Tanya Yogi padaku.
"Gak tau kak...." Jawabku dengan membohongi Yogi, sebenarnya gak enak membohongi kak Yogi.
Aku dan Kak Yogi pergi ke depan kelas kak Yogi, Aku duduk disana berdekatan dengan Kak Yogi.
"Kak Yogi...." Panggilku lirih.
"Hem...." Jawab Kak Yogi padaku.
"Aku lapar...." Gumamku.
"Bukannya tadi kamu makan nasi goreng?? Dari Arlan kayanya??" Tanya Kak Yogi dengan wajah heran.
"Masih lapar....." Jawabku dengan senyum.
"Hah.... kau ini....." Ucap Kak Yogi, Kak Yogi membuka ranselnya. Kak Yogi mengambil roti didalam tas untukku. Beserta air jus jeruk.
"Nih... Makan....." Ucap Kak Yogi padaku setelah memberikan kue dan Jus.
"Kakak masuk dulu ya...." Ucap kak Yogi setelah mendengar bunyi bel.
Aku duduk di bangku depan kelas Kak Yogi. Lama duduk, 2 Orang guru berjalan ke arahku sambil berbincang bincang.
"Kemaren hebat ya Nikita...." Gumam guru berkerudung.
"Bukan lagi...." Balas ibu satunya. "Duduk disini...." Seru nya kembali.
Kedua ibu itu duduk disampingku.
"Nikita ngerelain jantungnya buat Rezki..... ya allah.... itu anak hebat banget, saking cintanya...." Ucap Ibu berkerudung.
"Iya bu, kalau gak cinta mah gak akan gitu. pasti dibiarin... ya...." Gumam kembali ibu satunya.
"Udah siang yu masuk...." Seru si ibu berkerudung.
Kedua ibu itu pergi meninggalkanku seorang diri, di bangku. Dengan menininggalkan sebuah pemikiran bahwa ARLAN TIDAK MENCINTAIKU ATAU MENCINTAIKU. Itu adalah sebuah pertanyaanku sekarang.
Jam pulang hadir, Namun Kak Yogi gak muncul muncul. Entah kenapa, Yang justru muncul malah Arlan.
"Arlan...." Panggilku kaget.
"Ikut aku...." Serunya dengan menarik tanganku.
"Aku harus pamit dulu....." Gumamku.
"Gak Usah...." Seru Arlan padaku.
Aku pun diajak kencang jalan, aku jalan menuju kesebuah tempat yang sudah sepi. Hari mulai mendung, entah kenapa sama seperti hatiku.
Arlan melepas tanganku di sebuah ruangan belakang sekolah.
"Sekarang jawab....??" Tanya Arlan padaku.
"Jawab Apa?" Tanyaku kembali.
"Pilih aku atau Yogi...." Gumam Arlan padaku.
"Aku... pilih......" Ucapku dengan nada bingung.
"CEPAT.... JANGAN LAMA LAMA...." Seru Arlan padaku.
"Aku pilih kamu Arlan, tapi aku gak sanggup bunuh Yogi...." Gumamku dengan memeluk Arlan.
"Kalau gitu aku yang akan membunuhnya. Agar kamu jadi manusia dan peri yang sempurna...." Ucap Arlan seketika membuat mataku membulat sempurna.
"Apa??" Tanyaku Kaget.
"Aku akan tabrak YOGI hingga MATI besok pagi...." Ucap Arlan dengan senyum sinis.
"Gak usah Arlan...." Gumamku.
"Harus..... Demi cinta Kita...." Ucap Arlan dengan tanpa tega.
"TUNGGU BESOK YOGI...." Ungkap Arlan dengan senyum menakutkannya.
"Jangan kasih tau dia ya..... sayang......" Ucap Arlan padaku.
"Aku pulang dulu, siap siap....." Seru Arlan pergi dari hadapanku.
"Aku berdiri terkujur kaku, mendengar ucapan Arlan. Bahwa besok akan menambrak Yogi.
MEMBUNUH YOGI HINGGA MATI...."
....
...
.
DIRGA
TO BE CONTINUE
MENGANGETKAN YA READER, MIMIN DEG DEGAN NIE...???? ARLAN KOK GINI YA.... READER......
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Pery Dari Langit (boyxboy)
FantastikBercerita tentang kisah, pery cupid yang mempersatukan sebuah cinta manusia. Namun dalam tugasnya ia mendapat hambatan? Hambatan apa? Mampukah pery ini menyatukan cintanya?. Yuk Baca Happy Reading