Moment 4

2.5K 409 35
                                    

Pertengahan musim dingin, butiran putih yang turun dari langit jatuh secara perlahan ke tengah jalan, seperti masih berusaha menghalangi seorang pemuda yang sedang berjalan dengan satu tujuan.

Ia hanya mengikuti langkah kakinya menuju sebuah tempat.

Pemuda itu terkekeh ketika langkah kakinya tiba di sebuah panti asuhan tua yang sudah bertahun-tahun berdiri tegak diantara berbagai gedung tinggi yang setiap tahunnya bertambah banyak.

Senyumnya begitu lirih ketika ingatan tentang masa lalunya berputar tanpa sengaja di pikirannya.

"Warna pintu gerbangnya pun belum berubah"

----

"Permainan yang bagus, Yoongi-ya, jangan lupakan aku jika kau sudah menjadi orang terkenal nanti"

"Apa maksudmu, hyung?"

"Bakatmu... Semakin hari kau benar-benar seperti seorang pianis"

"Hahaha- aku hanya... jika memainkannya dengan serius, itu berarti aku sedang mengingat pesan Appa yang terakhir. Aku tidak pernah berpikir jadi orang terkenal"

"Terimakasih.. karena bakatmu, aku selalu ingat betapa hebatnya Appa kita dulu"

"Aku-"

Percakapan itu terhenti ketika suara knop pintu memecahkan suasana hangat kakak beradik yang beberapa detik lalu saling mengungkapkan isi hatinya.

"Yoongi, Seokjin! Kalian kedatangan tamu istimewa"

Terlihat seorang wanita paruh baya memunculkan kepalanya dibalik pintu, ia tersenyum hangat dan masuk kedalam ruangan setelahnya. Ia adalah pengelola sekaligus penjaga panti asuhan tempat Yoongi dan Seokjin tinggal. Panggil saja dia Sohyeon.

"Sohyeon nuna..." Yoongi menatap mata sang pemilik nama penuh arti.

Tak lama kemudian, dibelakang Sohyeon muncul dua orang asing masuk ke dalam ruangan, bahkan bunyi heels salah satunya terdengar bergema di ruangan sepi itu.

Mereka tersenyum ramah pada dua anak yang sejak tadi masih duduk sejajar di kursi piano, Yoongi dan Seokjin sedikit tercengang dengan penampilan mewah dari pasangan paruh baya didepan mereka.

Apakah kehidupan mereka akan berubah?

Apakah Tuhan berbaik hati mengirimkan dua malaikatnya untuk membawa kami ke hidup yang lebih layak?

"Permainan pianomu benar-benar bagus, siapa namamu?"

"Yoongi.. Min Yoongi"

"Nama yang bagus" seru pria paruh baya yang berdiri dibelakang sana. "Lalu kau pasti hyung nya, Siapa namamu?" Lanjutnya.

Senyum Seokjin merekah, anak berumur 15 tahun itu tidak akan menghilangkan kesempatan bagus ini. Ia berharap pasangan suami istri didepannya bersedia mengadopsi mereka.

"Min Seokjin" jawabnya semangat.

"Kalian sungguh menggemaskan.. boleh aku memeluk kalian?"
Wanita itu semakin mendekat. Membuka tangannya lebar-lebar agar kedua anak polos didepannya bisa masuk dalam pelukannya.

The Most Beautiful Moment In Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang