Lima

2K 134 3
                                    

ADIT POV

"Ayah, Ayah mau kemana...??" tanya gadis berambut hitam kecoklat-coklatan itu, sesampai ia dirumah. Pandangannya tertuju pada dua koper besar yang tersusun rapih di ruang tamu.

"Kalian darimana aja, jam segini baru pulang?" tanya Laki-laki itu sambil melirik jam dinding yang menunjukkan pukul setengah lima sore.

"Maaf Yah, aku sama Safira ngga ngabarin.." jelasku kepada laki-laki itu, ya kepada Ayah Safira. Ayah mertuaku.

"Ih, Ayah anakmu ini nanya.. Ayah mau kemana..?"

Sementara Adit hanya terdiam, menyaksikan percakapan Ayah dan anak ini.

"Ayah mau ke Thailand dulu, ada urusan yang harus Ayah selesaikan."

"Trus Safira sendirian lagi dongg.."

"Kan ada Adit yang nemenin kamu," balas Indra.

"Adit, Ayah titip ratu boros Ayah ya. Jangan sampai dia bobolin lagi credit card nya," sambungnya.

Ayah mertuaku memang tau kebiasaan Safira, anaknya. Kalau beliau lagi ada urusan yang harus meninggalkannya. Sudah dipastikan akan ada serentet tagihan datang ke kantor, karena selama ini juga aku yang menerima surat-surat itu yang kemudian menyerahkannya pada beliau.

"Apaan sih Yah!" protes Safira dengan nada manja.

"Siap Yah..."

"Yaudah, Ayah pergi dulu ya.." Indra pun meninggalkan ruang tamu, mengikuti supirnya yang sudah lebih dulu keluar dengan membawa dua kopernya.

"Non, mau makan..?? biar bibi siapkan.." tawar bi Inah yang baru saja datang menghampiri.

"Ngga bi, Safira kenyang.. Safira mau tidur aja bi.." ucap Safira yang langsung beranjak meninggalkanku dan bi Inah.

"Bi, Adit masuk dulu ya.." pamitku pada Bi Inah.

💞💞💞

AUTHOR POV

"Seburuk ini kah nasib gue, sampai mau-maunya dijodohin.." ucap Safira sambil menatap dirinya di cermin meja riasnya.

"Bisa-bisanya juga gue terima dijodohin, dikira masih jaman Siti Nurbaya.." lanjutnya.

Safira pun beranjak menuju lemari bajunya dan melepas satu persatu baju yang melekat. Sampai akhirnya..

CEKLEK!

Suara gagang pintu pun berbunyi, seperti ada seseorang yang hendak membukanya.

"Aaa.." teriak Safira yang menyadari pintu kamarnya dibuka. Reflek, ia langsung mengambil bajunya dan menutupi bagian tubuhnya.

"Sialan lu, Dit!" protes Safira.

"Sorry.. Sorry,  gue ngga sengaja.." ucap Adit yang langsung menutup matanya dengan kedua tangannya dan langsung bergegas keluar,  menutup kembali pintu kamar.

Sesampainya diluar, ia hanya terdiam didepan pintu kamar.

"Dasar mesum.." teriak Safira dari dalam kamar.

"Ya abis pintunya ngga lu kunci, gue kira lu lagi ngga-" ucapan Adit terhenti saat melihat Safira membuka pintu dan bola mata mereka saling bertemu. Safira menatap Adit kesal.

"Ngga apa??"

Adit memandangi Safira dari atas hingga bawah, seperti sedang menilai penampilan Safira.

"Heh, apa-apaan sih lu.."

"Ngga, lu udah selesaikan..? Gue mau masuk.." Adit langsung memasuki kamar tanpa menunggu balasan dari sang pemilik kamar.

Salahkah Aku Mencintaimu? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang