00

12 1 0
                                    

Setahun yang lalu...

Kulirik laki-laki yang duduk di pojok kelasku. Devano Alexander.

Dia nampak sedang berbincang dengan tiga temannya yang lain. Ah, bukan! Yang berbincang hanya ketiga temannya sedangkan dia sibuk dengan handphone di tangannya. Dia hanya sesekali menanggapi perkataan ketiga temannya. Ya itupun jika anggukan dan gelengan kepala bisa dikategorikan dengan menanggapi.

Devano Alexander, badboy nomor satu di SMA Airlangga. Tapi predikat buruk itu justru menambah pesona seorang Devano untuk menjadi most wanted di sekolah ini. Entah apa yang dipikirkan para penggemarnya itu saat menggemari seorang Devano.

Mataku masih sesekali melirik ke arah Devano sambil membaca novel kesukaanku. Jam istirahat seperti ini memang lebih sering dimanfaatkan oleh siswa-siswi untuk makan di kantin. Dan karna alasan itu juga suasana kelasku menjadi sedikit lengang. Hanya ada aku, beberapa temanku, dan Devano serta ketiga temannya. Devano dan ketiga temannya -Radit, Dion, dan Tama- lebih memilih menghabiskan waktu istirahat di kelas demi menghindari serbuan fansgirl Devano yang tentu saja akan mengganggu kegiatan mereka.

Kegiatan membacaku terganggu saat aku mendapati Fany -cewek yang berstatus pacar Devano sejak seminggu yang lalu- sedang melenggang menuju tempat duduk Devano.

"Wihh, baru lagi bro" ujar Radit takjub saat melihat Fany yang sudah duduk di sebelah Devano.

Devano hanya menanggapi Radit dengan senyum sekilas.

Fany Winarto. Salah satu cewek populer, incaran cowok-cowok Airlangga mulai dari adik tingkat sampai kakak tingkat. Siapa yang tidak mengenal juara olimpiade matematika tingkat provinsi Jawa Timur itu. Satu hal yang sangat disayangkan, bagaimana mungkin cewek sepintar Fany menerima Devano yang dicap badboy sebagai pacarnya.

"Lo utang cerita sama kita, Van" ujar Tama memukul bahu Devano pelan.

Setelah itu Radit, Tama dan Dion beranjak dari kursi mereka dan berlalu keluar kelas. Meninggalkan Devano dan Fany sendiri. Ah, ralat! Meninggalkan aku, Devano dan Fany di kelas. Entah sejak kapan beberapa orang yang tadinya ada dikelas sudah tidak ada.

Aku hanya menghela nafas berat saat melihat tangan besar Devano mengelus rambut Fany lembut.

Sementara Devano yang menyadari tatapanku malah tersenyum sinis kearahku.

Aku mengalihkan pandanganku dari Devano dan mengelus dadaku pelan sambil meringis dan berkata "sabar"

*****

Ini cerita pertamaku.

Jadi mohon masukannya teman-teman.

Ide ceritanya murni pemikiranku sendiri.
Kalo ada kesamaan nama tokoh atau kemiripan cerita. Mohon dimaafkan.
Tidak ada maksud untuk meniru.

Kalau ada typo silahkan komentar, supaya bisa aku perbaiki.

Happy reading guys! 💕💕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Good GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang