PG 20 # Gaun

1K 158 29
                                    

Dengan lelah, aku menyetop taxi di persipangan jalan, dan seyi masih tetap berceloteh tentang dia membawa myung-myung kerumah nenek dan kakeknya, dan neneknya masih tetap membenci anjing. Apa lagi karena diberi nama putra kesayangannya, haahaa upsss.

Aku sempat di tawarkan pulang oleh Clara, tapi aku menolak, alasannya adalah, aku masih belum kuat oleh rasa bersalah, walau aku hampir mati berusaha menahan rasa bersalahku itu.

"terimakasih pak, ayo seyi."

Aku menggandeng Seyi keluar taxi, dan seyi terkikik saat aku tersandung di trotoar

"Hati-hati eomma..."

"iya Seyi, hmm, seyi... jangan menertawakan orang yang terkena musibah yah, cantik."

Ku lihat seyi diam dan memandangku dengan bingung dan keingin tahuan yang tinggi, "Tapi Eomma. appa selalu menertawakan Clara Ajumma saat dia terjatuh. Eomma tahu? eomma juga boleh bilang 'sialan' seperti Clara ahjumma,"

Kontan mataku terbelalak.

Seyi memegang tangan ku dan menariknya, membuat kita berjalan kembali.

Tapi, aku mulai sangat resah, ini penyakit si ayah rupanya. Isaahhh Myungsoo itu! Tidak kah ia bisa menahan ucapan kotornya, aahh dan Clara juga!

"sayang, ayahmu tak sengaja. Dan dengar, 'Sialan' itu kata-kata kotor, jangan bilang begitu."

"Tapi Appa bilang begitu, eomma..."

Aku menggaruk tengkuk, dan kurasa aku harus memberi hukuman pada Naughty Dedy itu.

"Kita harus memberi Appa pelajaran, lihat saja nanti..."

"HOREEE.... Appa harus di beri pelajaran eomma.... Ahh belajar menggambar eomma. Appa tidak bisa menggambar, Appa selalu menggambar hantu..."

Kata-kata seyi membuat ku berhenti berjalan, dan... Apa itu, menggambar hantu?

"Hantu?"

"Iya, hantu, ada buntutnya, nanti aku beri gambar Appa."

Menarik....ternyata si tampan itu tak bisa gambar. Hihihi

"Oke... Eomma mau melihatnya, tentu saja, tapi sayang, bukan pelajaran itu, tapi... Hukuman."

Seyi memandangku dengan bingung, dan melirik rumah kami yang sudah dekat, lalu kembali padaku.

"Hukuman?"

Aku tersentak dengan suara nya yang bergetar. Dia setakut itu dengan hukuman?

"Sayang, nanti eomma beri tahu, nah..." aku membawa seyi dalam gendongan ku, dan ku rasa, badannya semakin berat, "Awww, beratnyaaaaa..." keluhku dengan main-main. Membuat seyi terkikik "Nanti kita cari cara menghukum nya, Ndee?"

"Nde" jawabnya berupa gumaman.

Saat aku membawanya kedepan rumah, aku melihat sulli melambai pada kami diteras rumahnya, dan sebelum aku membalas seyi lah yang membalasnya.

Ku lihat Sulli mendekat, dan tak butuh waktu lama, dia sudah ada di depan kami.

"Halo Jiyeon, hallo seyi.." suaranya begitu ramah dan senang.

"Hallo Sulli ahjumm..." ku lihat Sulli tersenyum kikuk oleh sapaan seyi, tapi dia menjawabnya dangat ramah juga.

"Hai.... Hari yang menyenangkan, huh?" tanyaku padanya. Dan dia mengangguk mantap.

"Jiyeon, hari akhir pekan ini, apa kau ada acara?"

"Hmm, kurasa... Ada, rekan suami ku mengadakan Beby shower*, ada apa?"
(Bebyshower : di indonesia di bisa di bilang, tujuh bulanan)

Magic CupcakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang