Februari 2007 Mumbai,India
Sebuah hari tanpa hambatan yang ku idamkan namun air mata selalu ikut campur dalam yang ku idamkan.
Aku bahagia. Satu kata yang cukup menggambarkan diriku saat ini. Sesekali dijalan angin menerbangkan rambut dan selendangku. Aku mengeluarkan ponselku lalu mengambil earphone di saku ku. Ku putar lagu suraj Hua madam. Kata tiap kata dari lagu itu aku resapi sedemikian dalam.
Tiba-tiba ada pesan singkat masuk kedalam ponselku. Laguku terpotong dipertengahan.
Ku pencet tombol demi tombol di ponsel ku. Menggeser menu satu per satu. Dan ternyata nomor yang tidak aku kenal mengirimkan pesan. Sedikit takut namun ku coba berinteraksi. Bertanya kepada dia yang belum kutahu namanya.
Unknow number: hi boleh kita kenalan?
Pooja Rameshwar: kalo boleh tau, ini siapa ya?
Unknow number: aku bisa jadi siapa saja
Pooja Rameshwar: ku mohon padamu jangan sembunyikan identitas mu..
Unknow number: oke oke, ini aku Mandra. Kau masih ingat ?
Mata ku terbelalak seketika. Mengetahui dia adalah Mandra seketika diriku ada diambang bahagia dan deg-degan setengah jam. Kuganti unknow number menjadi Mandra Singh.
Pooja Rameshwar: oh jadi kau, ada apa Mandra?
Mandra Singh: tidak ada, aku cuma mau bilang sesuatu
Pooja Rameshwar: bilang apa?Diriku cukup deg-degan menunggu balasan pesan selanjutnya.
Mandra Singh: aku ingin kau antar aku ke kuil dewi Kaali, sudah lama tak mengunjungi kuil itu, apa kau mau mengantar diriku? Sharma harus pergi ke dokter ,dia pusing jadi aku ingin diantar oleh kau .
Pooja Rameshwar: oh tentu saja, kapan?
Mandra Singh: sore nanti pukul tiga, ku tunggu kau di halte bis dekat swalayan.
Pooja Rameshwar: baiklah kalau begitu, sampai jumpa.Percakapan singkat itu diakhiri. Aku kira dia akan mengajak diriku makan malam di suatu restoran cina. Ternyata dia malah mengajakku untuk menemui Dewi kematian. Sakit hatiku. Tapi tak apa-apa yang penting aku bisa ada disampingnya dan melihat wajahnya.
* * *
Kulihat matahari mulai menurun ke barat. Sekarang pukul 2 lebih lima menit. Waktu bergulir begitu cepat."Aku akan bersiap-siap pergi ke kuil, tentu harus dengan salwar yang indah" pikir ku.
Salwar indah berwarna kuning dan emas dengan bagian bawah yang seperti rok dan berlipat adalah kesukaan ku.
Tanpa sadar waktu menunjukkan pukul tiga sore. Tak sadar aku karena terlalu fokus untuk berdandan.
"Nenek, ibu, aku pergi dulu" kataku sambil memberikan salam.
"Pooja, kau berdandan cantik seperti ini mau kemana?" Ibuku memasang wajah heran penuh tanya.
" Ke kuil dewi Kaali, Mandra ingin aku mengantarnya" kataku sambil membenarkan sepatuku.
" Kau berdandan untuk menemui Dewi atau berdandan untuk menemui Mandra?" Ibu ku menggoda ku.
" Hehehe ya sudah aku pergi dulu" aku terkekeh dan ku akhiri pembicaraan tersebut.
Aku telah menemukan suatu Kilauan. Kilauan dari sinar matahari. Bisa jadi juga kilauan dari hati yang berharap menemukan cinta. Hatiku bagai terbang jauh ke suatu tempat yang indah.
Sudah selesai membaca jangan lupa vote guys... vote vote vote karena dari situlah motivasi dari saya. Jangan lupa juga ikuti terus kisah nya dan semoga kalian bisa menebak kejadian selanjutnya:v
-trims

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dibalik Kain Saree (साड़ी के पीछे प्रेम)
Novela Juvenilmenceritakan tentang seorang gadis bernama pooja dari India yang mendapat kisah cinta rumit dalam hidupnya... hanya satu yang harus dia temukan dibalik ribuan cerita ini. Cinta hanya itu dan cuma itu...