HIJRAH KU

134 7 0
                                    

Waktu begitu cepat berputar dan berganti, tak ku sangka waktu remaja ku akan usai. Hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun telah ku lewati selama 16 tahun umur hidup ku. Mungkin akulah hamba yang Allah SWT sebut dalam kitab nya sebagai orang yang "MERUGI" karena apa? Karena tak ada perubahan, tak ada peningkatan, yang ada hanyalah penurunan iman. Pagi siang sore bahkan hingga malam tak pernah sedikit pun terlintas dalam benak dan hati ku untuk mengingat Yang Maha Kuasa dan kehidupan kekal nanti (akhirat). Ntah jin jenis apa yang membuat hati ini bebal akan nasihat-nasihat agama, tidak ada sedikit pun rasa takut akan balasan yang akan aku terima ketika meninggalkan perintah-Nya dan menjalankan hal-hal yang dilarang-Nya.

Kadang aku ingin tertawa dan menangis jika mengingat masa kelam yang aku lakukan selama ini. Lucu bercampur kesedihan mengingat mengapa dulu aku lebih suka melakukan hal yang sia-sia seperti pacaran hingga tak ingat akan perasaan keluarga khususnya orang tua betapa khawatirnya mereka ketika melihat anak perempuannya lebih banyak meluangkan waktunya bersama laki-laki yang bukan mahram dibanding dengan keluarganya, lebih suka mempertontonkan aurat dibanding menjaganya, dan lebih suka mendengar musik-musik galau dibanding mendengar lantunan ayat-ayat Allah SWT.

Dan pada akhirnya semua berubah. Setelah 16 tahun hidup baru kali ini aku merasakan sebuah ketenangan sesungguhnya. Bukan tamparan lagi mungkin ini cambukan kuat yang Allah berikan agar aku bisa kembali kejalannya di masa SMK ku. Ntah mengapa jum'at ini ketika aku mendengar sebuah kalimat dari seorang kakak kelas disekolah ku yang mengatakan "1 langkah anak perempuan yang sudah balik keluar rumah tanpa menutup aurat maka 1 langkah pula ia menyeret ayahnya untuk dekat pada neraka Allah SWT" hati ku rasa tersayat sangat dalam. Penyesalan yang tiba-tiba muncul ditengah ke jahiliahan ku ini terasa sangat aneh. Ntah mengapa aku spontan menangis menjatuhkan banyak butiran air tanpa henti, hanya tangan dan sehelai kain yang aku genggam lah yang berusaha menahan gemparan tangis tersebut agar tak banyak orang yang mengetahuinya. 1 harian hanya penyesalan, rasa bersalah dan takut lah yang aku rasakan. Ingin langsung berubah menjadi hamba yang baik dimata Allah SWT namun kebimbangan pun muncul berkali-kali, mampukah aku? Ketika aku resmi bergabung dalam sebuah organisasi islam disekolah, aku semakin yakin bahwa aku mampu untuk menjadi hamba yang baik dimata Allah. Walau tak mudah untuk meninggalkan segala hal sia-sia yang sering aku lakukan tapi aku yakin bahkan sangat yakin Allah akan mempermudah jalan kita jika kita mau dan terus berusaha.

Banyak orang yang bertanya "kok mudah banget sih hijrahnya?" atau "kok cepet banget sih hijrahnya?". Hmm hmmm, apa yang kalian lihat tak seperti kenyataan yang sesungguhnya. Banyak sekali cobaan iman yang hadir tak kunjung henti hingga saat ini setelah niat ku untuk hijrah telah terlaksana, kadang pun hati terlena. Mulai cobaan dari diri sendiri ataupun cobaan dari orang lain dan lingkungan sekitar. Cibiran-cibiran halus yang sering sekali aku dengar ketika aku melakukan proses merubah diri menjadi lebih baik. "Jangan macam-macam loh sama ustadzah" atau "jangan kaya gitu sama ustadzah" kalimat ini seperti kalimat ketidak yakinan mereka atau sebuah kalimat cemoohan yang perlahan atau secara halus membuat ku melemah. Tak jarang cibiran dan cemoohan atau perkataan mereka dibelakang sering sampai ke telinga ku, ada sebagian orang yang menanyakan apakah benar aku telah berubah? Apakah benar aku sedang mencoba menjadi hamba sholihah?. Bahkan ada mengatakan "yakin dia udah hijrah? Alahhh paling juga berubah bentar aja nanti ujung-ujung nya balik juga". Sedih yaa kalo denger perkataan seperti itu, mengapa mereka tak berusaha menyemangatiku atau ikut serta mendoakan aku ketika aku menjalankan sebuah kebaikan dan berusaha meninggalkan segala keburukan. Ya begitulah kehidupan, jika kamu ingin berubah pasti ada saja manusia lain di belakang yang berusaha menjatuhkan. Awalnya memang banyak sekali teman-teman ku yang tak meyakini apa yang aku lakukan dan perbuat, mereka merasa seperti mimpi ketika melihat ku mulai perlahan meninggalkan celana dan mulai menggunakan rok, meninggalkan kebiasaan memamerkan aurat dan mulai menutup nya rapat-rapat dengan kain panjang yang aku gunakan sebagai jilbab, dan mulai menggunakan kaos kaki disepanjang aktivitas ku. Jangan kan mereka bahkan diri ku sendiri pun sering merasakan keanehan di awal hijrah ku. Bahkan tak jarang pula keluarga ku merasakan ketakutan dan tak suka denga perubahan yang aku lakukan, mereka sering khawatir aku terjerumus dengan ajaran-ajaran sesat. Kadang kalimat seperti "kamu gak usahlah pakai jilbab panjang-panjang gitu" pun sering terucap dari mulut mereka, sedih ketika harus berubah ditengah masyarakat yang beranggapan bahwa berhijab hanyalah membalut aurat bukan menutup aurat.

Tapi aku paham, ini semua adalah sebuah cobaan. Akan kah hati dan keimanan bisa selalu istiqomah? Hanya sebuah doa dalam sujudlah yang membuat ku kuat menahan terjangan kotor dari mulut-mulut manusia yang beranggapan salah tentang hijrah ku.

Aku akan jadi manusia tuli dan terus bertahan jika itu sebuah kebaikan dan kebenaran. Jika hati tak kuat maka kembalilah kepada Allah SWT sebagai zat yang mengatur hati manusia agar dapat istoqomah selalu.

SELESAI


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 06, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HIJRAH KUWhere stories live. Discover now