Gara-gara pembakaran lahan yang terjadi di berbagai daerah Indonesia, tentu saja, sejauh mata memandang, kota tinggal Charryn ini ketutup asap. Sejauh mata memandang, hampir semua orang & pengendara motor yang pakai masker medis berwarna hijau berlalu lalang. Well, apa boleh buat, dengan asap pun hidup tetap goes on kan?
Begitu juga dengan seorang perempuan pengendara motor berseragam SMA dengan baju berantakan yang tidak di masukkan, dasi cuma di kalungin dengan sembarang, serta sepatu hitam pudar yang bahkan tak terikat talinya. Tapi, tentu saja perempuan itu gak peduli. Yang dia pedulikan sekarang hanya.... DIA TELAT!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Hari ini hari Senin! Hari pertama ujian akhir sebelum lulus!!
Begitu lampu merah berubah menjadi hijau, dia pun mengaktifkan mode balapan dan siap untuk nge-gas kencang dengan harapan masih sempat masuk sebelum gerbang ditutup. Namun hidup selalu penuh kejutan dan tak pernah berjalan sesuai keinginan, kan? Ternyata, ada mobil yang juga gak kalah ngebutnya dari sebelah kiri. Alhasil, kecelakaan kecil pun terjadi dan si korban di larikan kerumah sakit, dan harus dirawat inap.
Dan pasien itu namanya Charryn.
***
Dengan sakit kepala yang amat sangat, Charryn memaksa membuka mata membuat sinar terang menusuk matanya. Setelah beberapa lama akhirnya matanya berhasil beradaptasi, dan dia sadar bahwa dia ada di ruangan serba putih. Tebakan pertama: Rumah sakit. Insting pertamanya; scanning seluruh tubuhnya hingga matanya menjumpai perban berwarna putih yang membalut kaki kirinya dari betis hingga paha.
Tiba-tiba pintu dibuka, dan dari sebaliknya muncul seorang cowok berperawakan tinggi besar dengan tubuh yang, yahhh, pas-pasan lah. Gak terbilang gemuk ataupun berotot, namun lebih seperti half build dengan otot-otot yang lumayan.
"Kau siapa?" tanya Charryn tanpa basa basi lagi.
"Yang tadi nabrak kamu." Charryn sontak terkejut. Dipaksakannya otakknya untuk berputar, mengingat kejadian yang tadi terjadi.
Seakan-akan bisa membaca semua yang ada dipikiran Charryn, lelaki itu menjawab, "Iya tadi saya nabrak kamu nggak sengaja waktu saya nembus lampu merah. Aku bakal tanggung semua biaya pengobatan. Perawatan juga kalo kamu perlu dirawat."
Karena tak ada usaha dari kedua pihak untuk melanjutkan cerita tersebut, mereka kembali terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Sekolah sudah ku telepon dan kau sudah dapat ijin cuti sakit. Aku juga sudah telepon orang tuamu, bentar lagi nyampe."
Charryn langsung drop memikirkan ujian akhirnya. Gimana ya minta susulan buat ujian akhir ke Bu Amanda? Batinnya, memikirkan berbagai cara untuk menghadapi wali kelas killer-nya.
Tapi, tunggu deh. Ada yang aneh! Cowok yang nabrak dia mengatakan semua ini seakan-akan tak terjadi apapun. Padahal dia baru menabrak kaki Charryn! Yang sekarang tengah terbalut perban tebal! Charryn lansung berpaling dengan niat untuk mencari HP-nya, yang sekarang tidak bisa ditemukan setelah dia berpaling."Mana tas-ku?" Tanyanya jutek.
"Berbalik 180 derajat, please," jawab cowok itu.
Charryn memutar badannya hingga menghadap ke sofa yang memangku tas hitam dengan segudang pin, pertanda itu miliknya. Corak merah mudapun muncul di pipi Charryn karena malu sudah bertanya dengan nada super duper rude. Dengan pedenya, Charryn pun mengangkat dirinya, bermaksud untuk berjalan ke sofa itu dan mengambil tasnya. Tetapi waktu kakinya menyentuh lantai, dia langsung ambruk diiringi rasa ngilu yang di kakinya. Dengan reflek yang bagus, si cowok langsung mengambil satu langkah besar membiarkan Charryn jatuh ke pelukannya. Well, masih lebih baik kan daripada jatuh nyium lantai.
Tepat di detik yang awkward itu, pintu terbuka dan muka mama Charryn yang bengong pun terlihat jelas. Menyadarinya, sepasang stranger itupun mencoba untuk menjelaskan dengan awkward-nya diikuti dengan suara pintu tertutup.
Sial, batin Charryn.
****

KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth - She Is Not Your Friend
Non-FictionKita semua pasti punya seorang sahabat. Bukan, bukan baik hanya di depan saja. Tapi apakah kamu juga sahabatnya? Kamu yakin dia gak sembunyiin apapun dari kamu? *** Charryn, siswa yang cukup menonjol dan terkenal di SMA swasta favorit, dan Davin , s...