Chapter 20

5.5K 290 67
                                    

Dara memasuki rumah neneknya dengan ceria. Dia menyembunyikan semua kesedihan dan air mata yang sudah ia turunkan tadi. Neneknya hanya tersenyum dan menemui Dara ke bawah, Dara hanya memasukkan segala barang belanjaannya di kulkas.

"Kau sudah kembali?" Tanya neneknya.

"Baru saja halmeoni, emm halmeoni aku tidak cukup bisa memasak. Bisakah kita memasak bersama?" Tanya Dara dengan meringis malu.

"Aish, siapa yang menyuruhmu untuk memasak? Kau duduk saja menonton tv, biar aku saja yang memasak." Kata neneknya dengan mengelus pundak Dara.

"Tetapi aku ingin membantu halmeoni." Kata Dara dengan cemberut.

"Baiklah kalau begitu, kalau kau sudah lelah segera istirahat saja ya." Kata neneknya.

Dara hanya mengangguk dan kemudian memasak bersama dengan neneknya. Mereka memasak dengan ceria dan neneknya mengajarkan semua cara memasak dengan baik pada Dara. Dara sendiri memang sangat ingin pandai memasak, dia pikir perempuan haruslah bisa memasak, karena pasti nanti suami dan anaknya akan membutuhkan itu. Seperti Jinah, dia sangat pandai memasak, maka tidak ada salahnya jika dia juga belajar memasak. Wajar saja kan, dia sudah punya suami dan akan mempunyai anak juga?

Mereka menghabiskan sehari itu dengan keceriaan dan santai menonton tv. Dara sangat merindukan momen bersama neneknya karena terakhir kalinya dia melakukan itu adalah saat sebelum kuliah di London. Maka dia sangat menikmati ini dan terus tidak ingin jauh dari neneknya.

"Nak, apa kau yakin tidak ingin bertemu dengan Jiyong?" Tanya neneknya.

"Aku yakin halmeoni, aku akan bertemu dengannya lagi jika sudah pulih segalanya." Jawab Dara masih menatap layar tv.

"Tadi dia datang kesini dan mencarimu ketika kau masih belanja." Kata nenek.

"Benarkah? Jangan biarkan dia tahu helmeoni, tadi halmeoni tidak memberitahukan aku ada di sini kan?" Tanya Dara kini menatap neneknya pura – pura baru tahu.

"Tidak, kau tenang saja." Kata neneknya dengan senyum.

"Aku masuk dulu, kau jangan menonton sampai malam. Segera tidur neh." Kata neneknya kemudian memasuki kamar.

Dara hanya mengangguk dan kembali menonton tv. Tatapan matanya menjadi redup dan menunduk diam. Dia kembali mengingat raut muka Jiyong yang sangat sedih ketika keluar dari rumah neneknya tadi. Dia mendesah panjang dan mengelus perutnya yang masih rata.

"Semuanya akan kembali dengan baik, hanya tunggu waktu." Kata Dara kemudian mematikan tv dan memasuki kamarnya untuk tidur.

Sementara di kamar, neneknya sedang menghubungi seseorang. Dia sangat tidak tega dengan Jiyong, dan dia yakin semuanya akan lebih baik jika dia memberi tahu pada orang ini.

"Jiyong, maafkan halmeoni yang bohong padamu tadi pagi. Sebenarnya Dara ada di sini, dan dia sangat baik. Begitu pula dengan kandungannya juga sehat. Kau jangan khawatir." Kata neneknya.

"Halmeoni, aku akan menyusulnya sekarang." Kata Jiyong di ujung sambungan.

"Tidak Jiyong, kau jangan kesini. Halmeoni memberi tahu padamu dengan rahasia. Dara sangat ingin menyembunyikan keberadaannya darimu, tetapi aku tidak tega sehingga aku memberi tahu padamu. Percaya padaku, aku akan menjaga Dara." Kata neneknya.

"Tapi halmeoni, aku sangat ingin melihatnya." Kata Jiyong.

"Kau fokuskan rencana pemulihan perusahaan saja Jiyong, aku janji akan membawa Dara padamu jika sudah membaik." Kata neneknya.

SECOND WIFE - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang