"kamu Nagisa Katalina Divya kan?"
Pertanyaan yang pertama kali di tanyakan oleh kepala sekolah saat Gisa memasuki ruangannya." iya pak" jawab Gisa sopan.
"Silahkan duduk, saya mau panggil wali kelas kamu dulu. " ucap kepsek itu. Gisa menuruti perintah kepsek itu dan melihatnya sedang menelepon seseorang, sudah dipastikan orang itu pasti wali kelas gisa.
Tak lama kemudian ada seorang guru datang."kita kedatangan murid baru, jadi di masukin ke kelas buk Ira saja ya" ucap kepsek itu
"iya pak. Ayo, bel udah bunyi" ajak ibuk itu.
Di koridor masih banyak anak anak yang berkeliaran, karna memang guru mereka belum masuk. Semua murid murid melihat kearah Gisa dengan tatapan bertanya tanya. Gisa hanya menundukkan kepalanya karna dia sekarang menjadi pusat perhatian.
"nama kamu siapa? " tanya buk Ira tiba tiba. Gisa langsung saja mendongakkan kepalanya saat mendengar pertanyaan buk Ira.
" saya Nagisa Katalina Divya buk, panggil aja Gisa " jawab gisa sopan.
" nama yang bagus, kalo ibuk panggil aja buk Ira" ucap buk Ira.
" iya b... Aw... " belum sempat Gisa membalas ucapan buk Ira, Gisa berteriak karna ada sebuah kertas yang di gulung seperti bola yang melambung dari dalam kelas yang Gisa lewati bersama buk Ira mengenai kepalanya. Buk Ira langsung saja mencari pelakunya. Dan Gisa hanya jongkok memegang kepadanya.
"siapa yang main main ini di sekolah?," teriak buk Ira di dalam kelas 12 MIA 2.
"aduh maaf buk, saya ngak sengaja, tadi saya pikir ngak ada orang, eh pas saya nendang bolanya tiba tiba aja ibuk lewat sama dia, kan saya ngak tau buk. Itu namanya kecelakaan buk" jawab siswa itu tanpa rasa bersalah sedikit pun.
"oh jadi kamu....? " ucap Ira sambil menjewer telinga cowok itu" kalau kamu ngak main main ini di sekolah ngak akan ada kecelakaan kayak gini, kamu ngerti?, sekarang kamu minta maaf sama dia, CEPAT" teriak buk Ira sambil menguatkan jewerannya di telinga Nata. Ya nama cowok itu adalah Nata, dia hanya meringis kesakitan.
"aduh sakit buk sakit... " teriak Nata sambil memegang telinganya yang sudah dilepaskan oleh buk Ira.
" udah jangan banyak gaya kamu , cepat minta maaf" teriak buk Ira
"iya buk iya, ngak usah teriak teriak juga buk, saya ngak budeg kok buk" jawab cowok itu. " dia juga salah kalo gitu dong buk, dia ngak tangkap bola yang saya tendang kedia" lanjut Nata tidak mau di salahkan sendiri.
"kamu juga, sekarang minta maaf sama adek kelas kamu, setelah itu lari di lapangan basket 10 putaran" kata buk Ira.
"iya buk iya" jawab mereka serentak
Gisa masih jongkong megang kepalanya yang sakit itu. Mereka mendekat dan memanggil adek kelas itu.
"tunggu, kayaknya gue kenal dia deh" ucap Nata sambil memperhatikan postur Gisa.
"siapa? " tanyannya. Nata mendekat dan mengangkat kepala Gisa. Betapa terkejutnya dia melihat Gisa. Gisa menangis menahan sakit di kepalanya.
" Gisa? Lo ngak papa? Sorry tadi gue ngak sengaja " ujar Nata khawatir. Gisa hanya nangis tanpa ngeliat Nata sama sekali. Gisa malah menepis tangan Nata yang memegang bahunya. Sedangkan teman Nata sedikit terkejut karna Nata mengenal Gisa.
" iya, gue juga minta maaf" ucap teman Nata tanpa banyak tanya.
"udah sekarang kalian lari di lapangan " perintah buk Ira.
" tunggu bentar buk" pinta Nata dan kembali memegang bahu Gisa. "sakit banget ya dek? " tanya Nata khawatir. Gisa menatap Nata dengan tatapan sinis, Dan pergi meninggalkan Nata dan temannya itu. Temannya terdiam saat melihat wajah Gisa yang sudah basah dengan air matanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angga Dan Gisa
Teen Fiction"lo sekarang jadi pacar gue, ngak ada penolakan, karna gue ngak suka penolakan" ujar Angga sesuka hatinya "apa'an si dia, dasar kakel gila" umpat Gisa