Maaf jika ada typo yaa ^^
Syabila memasukan beberapa macam masakan ke dalam rantang yang akan dibawanya ke kantor Ray. Siang ini dia dan Ray akan makan bersama di kantor. Kali ini dengan alasan bahwa dia dan bayinya sangat ingin makan siang bersama.
Syabila menaruh rantang itu dikursi penumpang dan dirinya duduk dibalik kemudi. Walaupun usia kandungannya telah memasuki usia 9 bulan tapi Syabila tidak pernah mau menggunakan jasa supir. Syabila lebih senang dan lebih leluasa ketika dia membawa sendiri mobilnya. Tentu hal ini sempat mendapat pertentangan dari Ray dan dengan keegoisannya Syabila memenangkan perdebatan itu.
Senyum terus saja terukir saat di dalam perjalan Syabila menuju kantor Ray, walau diwarnai dengan kemacetan tapi tak melunturkan senyum manis dari bibir Syabila. Sesekali dia ikut bersenandung mengikuti lagu yang diputar dari radio. Ketika dipertengahan jalan Ray menelponnya dan dengan cepat Syabila meraih ponselnya yang berada di kursi penumpang samping tempat duduknya.
Dengan mata yang terus melihat ke arah jalan dan tangan kiri yang sedang meraih ponselnya konsentrasi Syabila pun menjadi terpecah dan huft ponsel yang hampir terjatuh itu dapat ditangkap baik oleh Syabila tapi tidak dengan kemudi mobilnya yang berubah menjadi oleng. Syabila mencoba kembali melepaskan ponselnya dan memegang kemudi dengan kedua tangannya tapi terlambat.
Bruukkkkkk
Suara hantaman keras memekakkan telinga Syabila. Sayup sayup dia dapat melihat bahwa mobilnya menabrak pembatas jalan dan sekarang mobilnya terguling beberapa kali. Kepalanya terasa sakit dan kedua tangannya memegang erat perutnya. Seakan nyawa anaknya lebih penting dari nyawanya sendiri. Ya Allah selamatkan anak hamba. Jangan biarkan dia lecet sedikitpun. Selamatkan anak hamba Ya Allah. Kalimat itu terus saja dilafalkannya dalam hati. Karena Syabila tau hanya Allah yang dapat menolong dia dan anaknya. Dengan kesadaran yang tinggal sedikit Syabila melihat orang-orang telah ramai untuk menyelamatkannya. Setelah dibawa dengan mobil yang kebetulan lewat, Syabila dapat melihat ada seorang ibu setengah baya yang sedang memangku kepalanya. Dengan kekuatan yang tersisa Syabila bergumam "to...long...sela...matkan...anak saya le...bih dulu...biarkan dia hidup. Saya...mohon" darah segar mengalir dari kepala Syabila dan dengan tangan yang terus memegang ujung jilbab ibu itu Syabila kehilangan kesadarannya. Semua menghitam dan rasa sakit itu tiba-tiba lenyap seketika.
---
Ray mulai khawatir karena Syabila belum juga sampai di kantornya. Dengan mondar-mandir tidak jelas akhirnya Ray memutuskan untuk menelpon Syabila tapi tidak diangkat. Satu kali...dua kali...dan lebih dari sepuluh kali tapi Syabila tidak kunjung mengangkat telpon dari Ray.
Ray mulai mengatur nafasnya dan berpikiran positif. Mungkin Syabila meninggalkan ponselnya di rumah atau mungkin ponselnya berada didalam tas lalu Syabila tak dapat mendengar panggilan darinya.
Dan hampir 1 jam akhirnya ponsel Ray berbunyi dan layarnya yang menyala memperlihatkan bahwa istri tercintanya lah yang menelpon.
"Hallo assalamualaikum sayang. Kamu...."
"..."
Seketika tubuh Ray merosot ke lantai, badannya kaku dan jantungnya berdetak keras. Seakan dunia akan runtuh menimpa kepalanya.
"..."
"Ya...tolong kirimkan alamat rumah sakitnya pak...ma...kasih"
Ray hampir tak sanggup melanjutkan kata kata terakhirnya lagi. Sekarang bahkan dia menangis dan bingung harus berbuat apa. Syabilanya...istrinya...cintanya telah mengalami kecelakaan. Katakan ini semua cuman bohong. Tadi Syabila masih menghubunginya dan bilang akan ke kantornya untuk makan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar HALALnya Syabila (SELESAI) SUDAH TERBIT
Spiritual(#1 in spiritual 10/10/17) *sekuel dari Kekasih Halalku* * PERINGATAN! cerita sudah TIDAK LENGKAP karena Sudah Terbit* Syabila El-Barack adalah putri sulung dari pasangan Furqon El-Barack dan Siti Aisyah. Di umurnya yang menginjak 23 tahun Syabila...