Anne terbangun dan bermaksud meregangkan tangannya, namun sesuatu yang berat membelit tangan dan tubuhnya.
Anne tersenyum. Menyusur otot tangan Jamie dengan tatapan matanya yang mengerjap.
Anne menatap jendela. Sudah sangat siang sepertinya. Cahaya yang cukup terik menerobos masuk melalui jendela yang sedikit terbuka dan terpantul di lantai kamar.
"Apa kau lapar, sayang?", bisik Jamie mengagetkan Anne. Mulut Jamie bahkan menempel di lehernya sehingga udara hangat terasa membelai kulit leher Anne.
Dan panggilan sayang yang di ucapkan oleh Jamie sukses membuat Anne tersipu.
Anne menggeleng. Dia bukanlah tipikal gadis yang gemar makan. Tapi dia juga gadis yang tertib menjaga pola makannya dan menyukai beberapa jenis makanan lezat.
"Apakah tidak apa-apa kalau kita seperti ini sebentar lagi?", tanya Jamie.
Anne kembali mengangguk dan membebaskan tangannya dari tangan Jamie. Anne membelai tangan Jamie lembut.
"Kau harus makan yang banyak. Kau kurus sekali", bisik Jamie.
Anne mengangguk.
Jamie tertawa pelan. Sedari tadi Anne bahkan hanya mengangguk tak bersuara.
Jamie beranjak. Menopang kepalanya dengan tangannya membuat Anne bergerak menghadapkan tubuhnya ke Jamie.
"Apa yang kau pikirkan di kepala cantikmu ini, Anne?", tanya Jamie.
Anne mendongak. Menatap manik mata Jamie.
"Aku...hanya...kau tahu? Bingung? Aku bahkan masih tak percaya saat ini aku ada di sini. Di rumahmu ini", ujar Anne lirih.
"Kau masih ragu dengan semua ini, Anne?", tanya Jamie lagi.
Anne menggeleng.
"Aku hanya takut saat itu tiba, Jamie. Saat semua ini harus berakhir. Aku bahkan sudah berpikir tidak akan sanggup kehilanganmu", bisik Anne.
"Semua memang akan ada akhirnya, Anne. Sesuatu yang di awali pasti akan ada akhir bukan?", tanya Jamie.
Anne menunduk lalu membuang pandangannya ke jendela. Pikirannya resah.
Akan ada akhir. Jadi?
"Kau akan berakhir denganku, Anne. Hanya denganku", bisik Jamie.
Tangan Jamie mulai bergerak lagi. Memilin rambut Anne yang terurai dan sedikit berantakan.
"Aku...entahlah", ujar Anne bingung.
"Keluargaku kaya raya, Anne. Kekayaan yang akan membuat masyarakat tercengang. Kami bekerja keras...sangat keras untuk semua itu. Aku tidak pernah bisa memungkiri hal ini. Tapi aku yakinkan padamu bahwa kami pria - pria Leandro menempatkan wanita jauh lebih berharga dari semua yang kami punya, termasuk harta yang kata banyak orang tak kan sanggup mereka hitung", ujar Jamie.
Anne bangkit dari tidurnya. Menarik sebuah bantal dan memeluknya erat.
"Perasaan bisa saja berubah, Jamie. Semudah kita membalik telapak tangan", ujar Anne lirih. Suaranya serak menahan sedih. Tapi dia memutuskan untuk membicarakannya sekarang. Apapun yang berhubungan dengan keluarga Leandro adalah hal yang luar biasa.
"Tidak denganku, Annelise", bisik Jamie sambil beranjak duduk. Memeluk Anne dan menyandarkan kepalanya di bahu Anne.
Anne mengusap pipi Jamie lembut.
"Aku di ajarkan untuk memilih dengan hati, Anne. Bukan dengan pandangan semata", ujar Jamie lagi.
"Mom dan Daddymu...mereka pasangan yang sempurna", ujar Anne.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAMES ARTHUR (SUDAH TERBIT)
RomanceBeri aku waktu satu bulan untuk selalu bersamamu. Kalau dalam satu bulan aku tidak bisa membuatmu jatuh cinta padaku, maka berlalulah..aku tidak akan menahan. Tapi kalau dalam waktu satu bulan kau jatuh cinta padaku, aku pastikan tidak akan ada jala...