#4

2.1K 68 0
                                    


**

   Tak terasa sudah sebulan aku masuk SMA begitu bnyak pengalaman yang baru kudapatkan. 
 

   Aku juga mengikuti ekstrakulikuler rohis, dan aku tak sangka bahwa kak haidar juga adalah ketua rohis. Saat ini anak rohis sedang mengadakan rapat aku duduk tepat di depan kak haidar.    Dan ketika kak haidar memberi arahan,  aku tak berani untuk menatapnya. Seketika aku meliriknya malah jantungku berdetak kencang.  Entah rasa apa yang ada di hatiku. 

"Afa ?" ucap seseorang yang tak lain adalah kak haidar.  Ku beranikan untuk mengangkat kepalaku dan kembali ku tundukkan " i..iya ada kak? " ucapku yang sedikit terbata.     " kamu buat laporan secepatnya yaa karna kita kan mau adakan acara" ucap kak haidar yang menatapku        " iya,  in syaallah kak" . Ucapku dengan sedikit senyum,  yaa aku adalah seketaris rohis. Wajar saja seketaris sangat sibuk, rapatpun di tutup oleh kak husein teman sekelas kak haidar. 

Aku dan asma berjalan bersama sampai di depan halte, dengan air hujan yang mulai berjatuhan  dari langit, ku julurkan tanganku kedepan agar aku bisa merasakan hujan yang membasahi tanganku. Seketika aku terkejut ketika sahabatku menepuk bahuku " fa kak haidar keren yaa? " ucapnya dengan penuh kagum.             " kenapa kamu bisa bilang begitu" ucapku menatap aneh asma " gimna enggak keren,  udah ganteng, baik, pinter, Soleh lagi.  uhh lengkap deh pokoknya" ucap asma yang rasanya ingin terbang.  Hehehe maklumlah sahabatku ini emang agak lebay dikit. Aku menggelangkan kepalaku mengatakan " hemp asma-asma kamu ini yaa ikhwan mulu dipikirin" ucapku yang sedikit jail kepada asma. 

Asma yang mendengarkan perkataanku hanya bisa  mengerutkan bibirnya tanda iya kesal padaku. Tapi aku bukannya minta maaf hanya kembali menjaili asma.  Ku percikkan air hujan di wajahnya iya pun melakukan hal yang sama padaku. 

   Kejailan  kami berdua  terhenti  ketika mobil papa asma sudah berhenti tepat di depan kami.  "Fa..  Aku tinggal dulu yaa,  kamu nggak papa aku tinggal" ucapnya yang khawatir  padaku. "Enggak kok,  paling juga kak Afif lg di perjalanan menuju kemari" ucapku memberi senyuman pada asma.  " ya udah aku deluan yaa assalamualaikum" ucap asma sembari membalas senyumanku.  Aku pun membalas salam asma " waalaikumsalam".

"Kak Afif mana sih,  kok enggak datang-datang." batinku,  aku mondar- mandir sambil menunggu kak Afif yang tak kunjung datang.   Tiba-tiba ada mobil hitam berhenti di depan ku. Aku terkejut saat kaca mobil terbuka" afa,  jemputan kamu belum datang yaa", ucapnya sambil menaikan salah satu alisnya, yaa dia kak haidar tapi kenapa dia masih disini. "Afa? " ucapnya sekali lagi yang melihatku sedikit terkejut.  "I.. Iya kak, kak Afif belum datang" ucapku terkejut yang melihat kedatangannya.  "Hmmp inikan udah jam lima,  hujan pula.  Ikut kakak aja yaa,  kakak akan antar kamu samapi rumah" ucapnya sambil melihat arloji miliknya.  Aku terkejut sambil membulatkan mataku "enggak usah kak,  paling juga kak Afif bentar lagi datang" ucapku yang tak berani untuk ikut bersama kak haidar apa lagi dia bukan mukhrim.   Kak haidar yang mengerti dengan perkataan dan raut wajahku kembali berucap" tenang aja fa,  kakak nggak akan apa-apain kamu kok.  Kakak hnya khawatir aja,  apa lagi jalanan mulai sepi" ucapnya yang melihat ke arah jalanan. 

Aku mulai berfikir, apakah aku ikut atau tidak yaa,  disisi lain jalanan sudah mulai sepi orang yang berlalu lalangpun bisa di hitung. Aku juga takut jika menunggu terlalu lama.  Akhirnya aku fikirkan mengiyakan tawaran kak haidar,  di perjalan hanya keheningan yang terjadi. 

Tak ada di antara kami berdua yang berani membuka percakapan,  aku tak menyangka di balik sifat dinginnya ternyata ada sifat perhatiannya.  Keheningan pun pecah ketika kak haidar bertanya padaku " apa kamu hanya diam saja,  tak mau memberitahuku arah jalan rumahmu". "Ah iya maaf kak,  aku lupa" ucapku yang senyum merasa malu.  Kak haidar yang melihat raut wajahku tersenyum tipis dan kembali fokus pada arah jalan.

    Setelah ku beri tau arah jalan rumahku , tak lama kami pun sampai depan rumah.  Aku berterima Kasih padanya, dan aku pamit untuk masuk rumah. Dan kak haidar pun langsung pamit pulang juga.

Ku buka knop pintu rumah, 
Aku mengucapkan salam tapi  tak ada balasan dari dalam.  Aku mencari umi ke dapur tapi tak ada siapa-siapa . " umi kemana yaa? " batinku.  Kemudian mataku tertuju pada selembar kertas di atas meja makan.

        Assalamualaikum,  faa umi ada di rumah tante Dewi bantu masak -mak . kalau kamu lapar mama udah siapin makanan di atas meja.

    Setelah membaca pesan dari mama aku beranjak menuju kamar.  Kurebahkan badanku di kasur yang empuk.

HAIDAR POV

    Dia begitu menggemaskan, dari awal bertemu dia sudah membuatku terpanah olehnya.  Dia yang begitu sholeha dan ceria . Membuatku merasa nyaman  saat berada di sisinya,  "fa saat ini bukan waktu yang tepat untuk ngomongin samu kamu,  semoga kita berjodoh yaa faa? " batinku. 

   Jika usaha yang kubuat berjalan lancar,  aku akan menemui afa dan membicarakan sesuatu hal yang penting.

***
      Aku berdiri di balkon kamar menghirup udara malam yang sangat sejuk.  Menikmati indahnya Bintang yang berkelap-kelip membuat sensasi Indah langit malam. 

    Lamunanku buyar ketika seseorang mengetuk pintu.

"Tok"
"Tok"

Aku berjalan ke arah pintu dan membuka pintu kamarku.  Nampak seorang wanita paruh baya yang mengantarkan makanan diatas nampan. 

  "Den ini bibi bawain makanan" ucap bi kasum,  iya dia adalah pembatu disini tapi aku menganggapnya seperti ibu sendiri.  Setelah kepergian mama,  bi kasumlah yang selalu merawatku.  " hmm yaudah bii sini nampannya, terimakasih yaa bi" ucapku kepada bii kasum yang mengaguk , sebelum wanita itu pergi dari kamarku aku bertanya padanya " bii. Papa udah pulang??  ".  Bi kasum pun berbalik " belum den" dengan nada yang sedikit menghela napas. 

Yaaa papa memang sedikit sibuk dengan pekerjaannya di kantor.  Tapi aku yakin papa ngelakuin itu semua demi aku.  Walaupun sebenarnya aku merindukannya.  Beberapa hari belakangan ini aku dan papa jangan sekali komunikasi. 

Aku terbangun di sepertiga malam,  Bergegas ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.  Menunaikan sholat tahajud, dan di atas sajadahlah aku adukan semua pada sang rabb. Dan Selesai sholat tahajud aku mengambil al qur'an.  Ke  lantunkan ayat-ayat al-qur'an sampai masuk waktu  subuh.

Selesai shalat subuh,akupun beres-beres untuk kesekolah sampai sang Fajar memunculkan cahahaya dari balik gunung




# maaf yaa lagi" banyak typo dan agak gaje.

Ohiya jangan lupa vote dan coment

Folow ig aku juga yaa @sul_fiyanti

Oh iya aku punya cerita baru judul "bidadari putih abu-abu." 

Oh iya jangan lupa folow

Takdir Mempertemukan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang