3

13 5 0
                                    

Tyara sampai dirumah pukul 19.25 WIB bertepatan dengan Budhi yang baru pulang dari kantornya.

"Dari mana lo dek?" tanya Budhi yang melihat adiknya baru memasuki gerbang rumahnya

"Habis nyari bahan-bahan buat MOS besok" jawab Tyara sambil melewati Budhi

Melihat Tyara melewatinya, Budhi langsung mengejar Tyara dengan sedikit berlari.

"Heh adik kecil......" panggil Budhi sedikit berteriak melihat Tyara yang juga ikut berlari

"Gue udah gede, gak kecil lagi" jawab Tyara yang juga berteriak

Grepp....

"Lo tuh masih kecil, buktinya lo masih bisa gue tangkep kan dek" goda Budhi saat Tyara mencoba melepaskan dekapan Budhi

"Ihhh..... Apaan sih bang, gue udah SMA berarti gue udah gede. Dan sekarang lepasin tangan berdosa lo!" perintah Tyara pada Budhi.

Mendengar perintah Tyara yang memerintanya untuk melepaskan dekapannya membuat Budhi semakin mempererat dekapannya, dan membuat Tyara semakin susah untuk bernafas. Melihat tidak mendapatkan respon dari Tyara membuat Budhi bingung, akhirnya ia melepas dekapannya dan melihat Tyara dengan wajah pucat.

"Astaga dek! Maafin abang ya, abang ga sengaja" teriak Budhi menyesal

Mendengar Budhi berteriak membuat Zidan keluar rumah, karena hanya ia yang ada di rumah. Orang tua mereka pergi ke luar kota karena urusan perusahaan.

"Kenapa?" tanya Zidan melihat adiknya susah bernafas

"Nanti aja ceritanya, sekarang lo buka pintu. Gue mau bawa adek ke kamar dia" perintah Budhi pada Zidan

Zidan tak banyak bertanya langsung melakukan perintah Budhi demi adik tercintanya. Budhi langsung menggendong Tyara ala brydal style san membawa ke kamar Tyara.

Budhi langsung membaringkan Tyara ketika sudah sampai di kamar Tyara. Tyara juga sudah bernafas dengan lancar tidak susah seperti tadi

"Sekarang bisa jelasin ke gue kenapa adek gue bisa kayak tadi?" tanya Zidan spontan

"Apaan dah lo pada bang, kak. Gue gak apa-apa kok, nih sehat" potong Tyara saat melihat Budhi akan menjawab, dengan tangan yang digerakan seperti pemanasan saat olahraga

"Iya sekarang lo bisa kayak gini, lah tadi kayak mayat. Pucet banget, gue tuh khawatir" jawab Zidan

"Maafin abang ya dek, janji abang gak bakal kayak tadi" sesal Budhi, karena ia sangat takut jika adik kesayangan nya sakit

"Lebay lo pada, udah sono keluar gue mau mandi" usir Tyara pada kedua saudara nya

"Lah di usir, kan tai. Gue khawatir setengah mati malah sekarang di usir" ucap Zidan kesal. Pasalnya ia belum tahu apa-apa tentang kejadian yang tadi ia lihat

"Heh Zidan! Mulut lo kok kotor banget sih, dapet dari mana lo kata-kata tadi? Kayak gak pernah diajarin ngomomg yang bener pas ngomong sama sodara sendiri" Budhi menasihati Zidan karena tak suka dengan ucapan Zidan yang menurutnya tak pantas di ucapkan.

"Sono pergi, ga usah bacot ae lo pada" usir Tyara lagi

"Ini juga satu, masih kecil udah ga di kondisikan ngomongnya. Inget ya kalo ngomong sama saudara sendiri tu yang bagus. Masih mending papa sama mama kasih ijin ngomong pake lo-gue. Pada mesti pake aku-kamu kan kaku, kalian juga gak mau kan" Budhi mengingat kan adik-adik nya yang malai tak soapn menurutnya

"Maaf bang" jawab Zidan dan Tyara bersamaan

"Iya dimaafin, tapi jangan diulangi lagi. Papa, mama, sama abang gak suka dengernya. Sekarang adek bersih-bersih terus tidur, Zidan juga gak usah begadang" perintah Budhi untuk adik-adiknya dengan tegas

"Iya bang" jawab Zidan dan Tyara bersamaan lagi

-------

Tyara telah siap dengan seragam dan peralatan untuk MOS di hari keduanya. Tyara langsung ke ruang makan dimana Budhi dan Zidan sudah berkumpul untuk sarapan  bersama.

"Ehh... Adek kuh udah siap aja" sapa Budhi ketika melihat Tyara mendekati meja makan

"Pagi ka Zidan" sapa Tyara pada Zidan seorang dan mengecup pipi Zidan saja.

"Ihh.... Apaan dah gue kaga, pilih kasih lu dek" rajuk Budhi melihat perlakuan adik kecilnya

"Kenapa? Iri? Iya?" Tanya Tyaa dengan nada datar

"Kalo iya kenapa?" Jawab Budhi cepat

"Yaudah sini kalo mau" pancing Tyara agar Budhi mendekatinya. Pasalnya Budhi duduk bersebrangan dengan Tyara

Setelah mendengar ucapan Tyara, Budhi langsung mendekati Tyara dengan semangat dan menarik kursi di sebelah Tyara dan langsung mendudukinya

"Mau aku tampol masalahnya hehhee" jawab Tyara polos

"Ihh... Lo mah gitu dek sama gue" rengek Budhi pada adik nya

Zidan tertawa kencang melihat tingkah Budhi yang seperti anak kecil ketika ia kesal

"Udah deh bang, lo menye-menye kaya banci. Jijik gue liatnya" kata Zidan spontan

"Sama gue juga ka" sambung Tyara

Budhi makin kesal dengan kedua adiknya yang menurutnya menjengkel kan untuk pagi ini.

"Yuk dek brangkek, ntar lo telat lagi" ajak Zidan ketika melihat sarapan Tyara sudah habis

"Kaga deh ka gue bareng lo, guale naik angkot aja" tolak Tyara ke ajakan Zidan

"Lah kenapa mesti naik angkot? Zidan ugal-ugalan bawa mobil nya? Atau kamu di apain sama Zidan?" Tanya Budhi ketika mendengar adik kecilnya ingin naik angkot ketimbang pergi bersama Zidan

"Si bege, yakali gue bahayain adek gue" potong Zidan sebelum Tyara menjawab

"Kaga kok bang, ka Zidan aman aja kok. Tapi gue gak mau aja ka Zidan punya haters karena gue" jawab Tyara jujur

"Gitu doang? Udah lah adek sama Zidan aja, Zidan juga jagain Popo tuh yang bener. Ntar kalo adek sampe kenapa-kenapa lo yang abis" perintah Budhi pada Tyara dan Zidan

"Tapi b....." Jawab Tyara namun Budhi dengan cepat memotong ucapan Tyara

"Satu lagi, abang ga terima PENOLAKAN" potong Budhi cepat dengan penuh penekanan di kata 'penolakan'

"Hmmm" jawab Tyara dengan deheman saja

"Yaudah kuy berangkek" ajak Zidan dengan menarik Tyara pelan

Tyara hanya menurut mengikuti pergerakan Zidan yang menariknya, karena ia tak mau membuat Budhi dan Zidan khawatir.

----------

Maaf ya ka suka telat next nya
Lagi sibuk di sekolah ini, banyak tugas juga
Nanti bakal aku tebus deh
Sekali lagi maaf ya ka

Kata HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang