@Keesokan harinya...
Aku berjalan-jalan.Aku melewati apartment Rafael.Tiba2 terdengar suara pecahan kaca.Dan suara itu berasal dari kamar Rafael. Aku segera memasuki apartmentnya.
Betapa terkejutnya aku melihat pecahan kaca berserakan dikamarnya.Aku masuk ke kamarnya dan segera menghampiri Rafael yang sedang ketakutan dan menutup matanya dengan kedua tangannya.
"Rafael...Kamu nggak apa kan?"tanyaku.Tiba2..
PYARR!!!
"steffy!!!!!!Cepet keluar dari sini!!!"ucapku.Ia pun segera pergi.
Rafael memelukku dengan erat.Ia memang takut dengan pecahan atau kaca yang retak.
"It's okay..."ucapku berusaha menenangkannya.
"Elena...Aku takut..."Rafael memelukku semakin erat.
"It's okay,It's okay now Rafael..."ucapku sambil membalas pelukkannya dan mengelus-elus rambutnya.Tak lama kemudian aku melepas pelukkannya.Ternyata ia tertidur.Aku merebahkan dirinya ke tempat tidurnya lalu membersihkan pecahan2 kaca tersebut.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Selesai membersihkan kaca2 tersebut,kulihat Rafael yang masih tertidur.Aku mengelus-elus pipinya.
"Kamu kalau tidur tetap charming ya?"ucapku pelan.Tiba2...
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaa"Rafael terbangun.
"Elena...Gue takut..."Rafael sambil memelukku dengan erat.
"Kenapa?"tanyaku.
"Gue mimpi pecahan kaca dimana-mana dan..."
"Ssst...It just a dream..."ucapku.
"Lo seenaknya aja bilang itu mimpi ya!Gue tau kalau itu cuma mimpi,tapi kalau lo yang ngalami gimana?!Hah?!"Rafael sambli mendorongku hingga membentur dinding.
"Awww..."ucapku merasakan kesakitan di tanganku.Ternyata ada pecahan kaca yang sangaaaaaat kecil menempel di dinding tersebut.Darah mulai mengalir.Aku segera pergi kembali ke apartementku untuk mengobatinya.
"Gue nggak nyangka sikap lo sama aja Raf...Lo mau ngejauhin gue?Hah?"ucapku sambil menangis.
"Elena?"kata seseorang dari luar apartement.Aku segera membereskan kotak P3K lalu berpura'2 tidur.Terdengar suara pintu dibuka.Lalu tedengar suara langkah kaki memasuki apartementku.
"Elena..."orang itu sepertinya ku kenal...Mmm...Oh,ya,ini kan suara Rafael?.
"Elena..."ucapnya lagi sambil menghelai rambutku.
"Gue minta maaf ya?"Rafael.
"Lo udah bantuin gue buat nggak terlalu mikirin pecahan kaca tadi...Tapi gue bales dengan kecurangan..."Rafael.Tiba2 setetes air mengenai pipiku.Aku berusaha menggerakkan badanku tapi aku merasa lemas.Aku membuka mataku perlahan-lahan.
"Mph..."
"Ng...Nggak...Elena ga boleh tau kalau gue disini!"Rafael.
"Too late Raf"ucapku.Namun ia segera keluar dari apartementku.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~