PROLOG

36 3 1
                                    

*3 Jam saat Pelajaran sedang Berlangsung*

"Cuaca sekarang panas banget sih nya gue jadi males ngapa-ngapain nihh mana gurunya killer banget lagi sekarang." Bisik deana sembari kipasan.

"Duh naa, lu ngoceh terus deh.. ketauan guru killer tau rasa lo haha. sekarang emang panas, jadi lu banyakin do'a aja supaya cepet turun hujan." Bisik kanya.

KRINGG *bel istirahat berbunyi*

Aku pun langsung bergegas dengan kanya menuju kantin. Saat berada dikantin kanya tiba-tiba menepuk pundakku dengan cukup keras.

PLAKK *tepuk kanya*

"Na lihat deh cowok disebelah sana yang pake seragam berbeda dengan kita Sepertinya dia murid baru disekolah ini. Duh gila Ganteng banget lagi tuh cowok....! Sial bikin gue melting ditempat..!!" Ucap kanya dengan semangatnya.

"Lebay banget sih lu nya, ganteng sih ganteng tapi cowok kayak dia tuh biasanya jadi Calon penerus Playboy
di Sekolah ini hahaha." Ucapku sambil tertawa lepas.

"Yaampun Na.., Pliss dehh.... gak semua cowok ganteng kayak gitu, Lu nya aja yang sewot. Liat aja nanti cowok itu bakalan jadi Calon penerus Playboy di Sekolah ini apa enggak!" Bentak kanya.

"Well... gue cuman mengeluarkan pendapat gue aja tentang cowok baru itu. Siapa tau aja pendapat gue benar tentang cowok itu." Ucapku.

"Terserah lo deh Na, lagi pula lo juga gak boleh seenaknya langsung menilai orang Gitu aja." Ucap kanya menekan.

"Okey... gue ngaku salah daan SORRY banget gue gak bermaksud ngebuat perasaan lo jadi terganggu sama perkataan gue tadi, HEHEHE." Jawabku dengan senyuman Lebar.

                               ****

Saat aku dan kanya kembali ke kelas, saat itu aku dan kanya tak sengaja mendengar obrolan para teman sekelasku tentang cowok baru itu. Ternyata dia bernama Ghani Pratama, kanya pun langsung ikut bergabung bersama mereka yang sedang asyik membicarakan Ghani, seolah kanya tidak ingin melewatkan Apa pun tentang Ghani.

"Kanya.. kanya.. ternyata sifat lu tuh masih sama kaya dulu, "KEPOAN" untung lo sahabat gue." Ucapku dalam hati.

Daripada aku ikut bergabung dengan mereka yang terus-menerus membicarakan Ghani,Ghani, dan Ghani, Hingga membuatku merasa sangat bosan mendengarnya.
Aku pun langsung meninggalkan kelasku dan melangkahkan kakiku ke perpustakaan, untuk memilih beberapa buku Novel yang belum sempat kupinjam beberapa hari yang lalu.

                                *****
Setelah sampai diperpustakaan aku pun mencarinya pada setiap lorong tempat buku-buku itu di simpan, Dengan pelan aku melihat deretan Judul buku novel yang akan kupinjam Dan tepat diatas sana ada sebuah novel yang selama ini aku cari
Aku pun berusaha meraihnya dengan menjinjitkan kedua kaki ku, agar aku dapat meraihnya dengan tanganku, tiba-tiba aku melihat tangan seseorang tepat dibelakangku sedang meraih novel tersebut.
Tak sadar aku langsung membalikkan badanku ke belakang.

"OH TIDAK! Kenapa harus Dia." ucapku dalam hati dengan menahan Kekagetanku.

"Setidaknya lain kali kalo lo kesusahan buat ngambil. lo harusnya minta tolong ambilin sama orang yang lebih tinggi dari lo, contohnya seperti gue tentunya hhaha. Biar lu gak repot ngambilnya." Ucap ghani tersenyum canda sembari memberikan novel itu padaku.

Tanpa mengucap sepatah kata aku pun langsung mengambil Novel itu dari tangannya, lalu aku pergi dari hadapannya rasanya jantungku seperti ingin copot saat dia tiba-tiba berada dibelakangku. Sama seperti hantu, tidak lebih tepatnya ini lebih dari hantu.

                       *Bersambung*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Able for LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang