25 September 2018..
"Aku akan keluar, hyung"
Baru dua langkah Taehyung hendak meninggalkan kamar, namun suara sang pemilik kamar menghentikan langkahnya.
"Aku belum mau tidur"
Yoongi berjalan menuju piano coklat yang ada di depan tempat tidurnya. Wajahnya sedikit resah, ada sesuatu yang ingin Yoongi tanyakan pada Taehyung.
Tapi bibir manisnya sulit mengeluarkan rasa penasaran itu.
Jujur saja, Yoongi bukan tipikal manusia yang mau terus terang menanyakan apa yang mengganjal di hatinya. Tapi setelah ia pikir lagi, tidak ada salahnya mencari jawaban itu sekarang.
"Kenapa kau selalu tidur diluar?" lanjutnya, sebari ia menekan tuts piano membuat instrumen indah itu mengiringi setiap kata-katanya.
Bukan hal yang berat, topik pembicaraan Yoongi sebenarnya hanya mengarah pada suara bising yang selalu ia dengar setiap malam.
Jika ia memang penasaran, bukankah seharusnya ia membuka pintu kamarnya ketika suara itu terdengar dan melihat sendiri apa yang sedang Taehyung lakukan? tapi entah pergi kemana pemikiran cerdas itu, setiap tengah malam ia terus saja menempelkan telinganya di balik permukaan pintu demi menemukan sebuah jawaban.
"Aku hanya tidak mau menggangu tidurmu, hyung" jawab Taehyung singkat.
Hanya alunan instrumen piano yang mendominasi ruangan itu, Yoongi maupun Taehyung berdiam diri ditempat masing-masing. Sampai jari jemari Yoongi menekan kunci nada yang berbeda, ia mengubah instrumen sebelumnya menjadi sebuah lagu yang pernah ia buat untuk pemuda dibelakangnya ketika pertama kali Yoongi mengucapkan kata maaf untuk Taehyung.
"Memangnya apa yang kau lakukan diluar?, Bahkan sekarang aku mulai mendengar suaranya setiap malam" Yoongi masih memainkan instrumen lagu yang memberi sedikit kenangan saat itu, berharap alunan melodinya membuat suasana disekitar mereka tidak berubah canggung.
"Bisa dikatakan aku sedang mandi" Jawab Taehyung singkat.
Mendengar itu Yoongi sedikit tersentak namun jarinya tetap tenang ketika menekan tuts piano didepannya. "Terimakasih untuk lagu ini, dan pakaian ini. Belum ada seseorang yang memberikanku sesuatu yang seperti ini" lanjut Taehyung.
"Mandi?" mengubris rasa terimakasih yang Taehyung ucapkan. Sungguh pikiran Yoongi hanya tertuju pada jawaban yang ia tunggu-tunggu.
"Ya, membersihkan tubuh."
"Dari?"
"Setiap malam, aku selalu membersihkan tubuhku dari vi-"
Tassshhhtt..
Tasshhh...
Fokus kedua pemuda itu teralihkan pada suara keras yang bergema keseluruh ruangan beberapa detik lalu. Yoongi beranjak dari duduknya, ia benar-benar kaget ketika melihat salah satu dawai senar pada piano didepannya putus tanpa aba-aba.
Taehyung segera menghampiri Yoongi, "Apa yang terjadi, hyung?"
"Dawai senarnya putus."
"Apa masih bisa diperbaiki?"
"Entahlah, aku akan coba mencari orang yang bisa memperbaikinya"
Yoongi menyentuh salah satu dari dua senar dawai yang putus itu, mencoba mencari penyebab kerusakannya.
Ia hanya memainkannya pelan untuk mengurangi rasa tegang, pikir Yoongi. Tapi, Dawai senar itu putus begitu saja.
"Piano ini memang sudah tua. Mungkin sudah seharusnya ia beristirahat sekarang.."
Yoongi berjalan menuju tempat tidurnya, sedikit gontai ketika mengingat piano itu adalah peninggalan terakhir ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Beautiful Moment In Life [END]
FanfictionAlasan apa yang membuat Taehyung hadir secara tiba-tiba dalam kehidupan Min Yoongi. Siapakah Taehyung? Menurut Yoongi, ia hanya seorang penyebar senyum yang memiliki banyak keanehan. Namun ketika mereka bertemu akankah pertemuan mereka jadi sebuah...