Meet You

197 14 21
                                    

"Aaaaaaa awas awas.  Minggiirrr" Rara Berteriak seperti orang yang kesetanan berlari dengan kencang menerobos rombongan siswa yang sedang berjalan. Anak-anak yang melihatnya segera memberikan jalan takut di tabrak oleh Rara. Mereka menatap heran kepada Rara yang dengan cepat berlalu dari mereka. "Ada apa dengannya? "Tanya Mirna pada Sahabatnya Fira. Fira hanya mengangkat bahunya. "Ikutin yuk"ajak Fira. Mirna mengangguk dan mengikuti Rara yang sudah jauh dari mereka.

Rara yang sedari tadi lari tanpa sadar menabrak tubuh salah satu siswa. "Aauu" Rara yang bertubuh mungil jatuh ke lantai. "Eeh pelan-pelan dong punya mata nggak sih"maki Siswa laki-laki yang di tabrak Rara. "Aduuh maaf yaah"Rara berdiri dan mengusap pantatnya yang kesakitan akibat jatuh di lantai. Tiba-tiba Rara merasakan sesuatu yang sangat tidak enak. "Aduuh"keluhnya. Tanpa BA BI BU Rara melanjutkan pelariannya. "Eeh ehh Tunggu"Teriak Siswa yang di tabrak Rara. "Dasar tidak sopan"Siswa tadi memaki Rara dan kembali melanjutkan perjalanannya . Belum jauh dia berjalan Ada dua siswa lagi yang berlari ke arahnya. Tapi lari mereka tidak segila larinya Rara . Kedua siswi itu berhenti tepat di depan Siswa yang bertabrakan dengan Rara. Fira yang tau bahwa siswa itu adalah kakak kelas mereka yang merupakan siswa ter-favorite di
Sekolah mereka segera memberikan senyum termanisnya. Begitu juga dengan Mirna yang sejak menginjakkan kakinya di bangku SMA PELITA menjadi penggemar setia Jason Pratama Putra. "Eeh kak jason liat teman kami nggak? " Tanya Mirna dengan nada manja. Jason memutar bola matanya malas. Tanpa memperdulikan mereka dia kembali melanjutkan perjalanannya.

"Yaah kok di cuekin"Mirna memanyunkan bibirnya. "Udah-udah kita harus kejar Rara niih"Kata Fira menegur temannya yang hampir galau gundah gulana. 😂

Mirna tersadar dari keGalauan tingkat Kecamatannya itu. "Oh iyya.  Yuuk"ajak Mirna. Mereka kembali mengejar sohibnya yang telah hilang jejak itu.

Rara yang sedang berlari mulai memendekkan langkahnya tapi tetap berlari. "Alhamdulillah sampai juga"Syukurnya. Ternyata sejak Jam kedua di mulai dia kebelet dan sangat ingin ke kamar mandi tapi dia takut sama guru Kimia yang Terkenal garang itu. Yaah pantas saja karena Rara sudah takut pada Pak Toni karena mukanya yang keras ditambah kumisnya yang sangat tebal. Rara berfikir mungkin kumisnya itu sudah mencapai usia puluhan tahun karena terlalu lebat dan menakutkan.

"Eeh Rara kamu kok buru-buru amat. Lomba lari sama siapa? "Tanya salah satu teman kelasnya kepada Rara yang larinya seperti berlomba. "Sama kenyataan"teriak Rara memasuki salah satu wc siswi.

Setelah beberapa menit di dalam Rara keluar dengan wajah sumbringan dan lega. "Alhamdulillah"Rara menepuk-nepuk perutnya bahagia karena beban hidupnya sudah berkurang. 😁

Rara berjalan menuju ke Kantin setelah membuang beban hidupnya ternyata dia sangat lapar dan membutuhkan penyemangat hidup yakni makanan. Rara melihat 2 sahabatnya berlari menuju padanya. Rara berfikir mereka sama sepertinya. Dia berniat menolong sahabat-sahabatnya. "Ayoo ayoo ku bantu"Rara menarik tangan kedua sahabatnya menuju kamar mandi yang kosong . Fira dan Mirna bertatapan bingung dengan tingkah laku sahabatnya itu. Fira melepaskan tangannya dari genggaman Rara. Rara merasa bingung Dengan Fira. "Kamu tuh kenapa toh Ra? " tanya Fira. " iyya kok malah narik-narik tangan kami ke wc"Timpal Mirna.

"Lah . Kalian ngapain tadi lari-lari? "Rara bertanya balik pada para sohibnya. "Yaah kami nyari kamu. Kami tuh khawatir tau kamu itu larinya udah kayak lomba lari seKampung tau nggak"Omel Fira.
"Ouuh itu..  Itu anu. "Rara tergagap. "Itu anu itu anu apaan sih Ra"Mirna jadi tidak sabar ingin mendengar penjelasan Rara. "Hehehe..  Aku kebelet"Rara menggaruk kepalanya yang tertutup jilbab. "Oalaah"Mirna menepuk jidatnya dengan tangan kanannya. Fira hanya menggelng-gelengkan kepalanya. "Dasar . Bikin orang khawatir aja kamu "Omel Fira.
"Heheh udah-udah. Ke kantin yuk"ajak Rara. Kedua sahabatnya Setuju dengan ucapannya. Mereka pergi menuju kantin. Mereka sampai di kantin. Fira dan Mirna sibuk melihat tempat kosong dan Rara menuju ibu kantin dan memesan makanan. Fira dan Mirna tidak melihat ada bangku yang kosong. "Eh kalian kok masih di sini? "Tanya Rara. "Nggak ada yang kosong "kata Fira. "Tuuh bangku kosong ada"Rara menunjuk bangku kosong yang ada di samping dinding paling ujung. "Jangan-jangan itu bangku kakak kelas Pemilik sekolah ini ama teman-temannya"Mirna memperingatkan . Tapi sayangnya sahabatnya itu tidak Menggubris perkataannya. Mirna memutar bola matanya dengan malas melihat kelakuan Rara. Fira hanya mengangkat bahunya. Mereka akhirnya mengikuti Rara. Rara duduk dengan manis di salah satu kursinya. Kedua sahabatnya mengikutinya.

Tidak lama ibu kantin mengantarkan makanan mereka. "Eeh non pindah tempat yaah"kata ibu kantin menyarankan.  Rara mengernyit bingung dengan perkataan ibu kantin. "Emangnya kenapa bu? " tanya Rara. "Bahaya non"Bisik ibu kantin. "Bahaya? "Rara mengulangi kata-kata ibu kantin. "Iyya Ra. Bahaya. Mending kita cari tempat lain aja yuk"kata Mirna. Dia tau bahwa tempat yang mereka duduki saat ini bisa saja menjadi tempat paling menyeramkan saat yang punya datang.
Belum lama mereka bernegosiasi akan pindah bangku atau tidak. Sang pemilik telah datang. Seisi kantin melihat ke arahnya tidak sedikit yang bergumam kagum melihat rombongan itu melewati mereka.

Rombongan itu menuju tempat duduk Rara dan sohibnya. "Nah kan apa aku bilang. Mereka sudah datang" kata Mirna sedikit takut. Rara ikut melihat kearah pandangan mata kedua sahabatnya. Dilihatnya 3 anak laki-laki berjalan ke arah mereka. " mereka siapa? "Tanya Rara penasaran. Mendengar pertanyaan Rara, Fira menoleh dengan pandangan tidak percaya. "Kamu tidak tau? " tanya Fira yang di sambut dengan nada terkejut dari Mirna.
Melihat Rara yang kebingungan sudah pasti dia tidak tau. "Oh Rara kemana aja kamu selama ini? " tanya mirna. " kalian ini gimana sih. Aku kan bersama kalian"jawab Rara sedikit kesal. "Hehehe oh iyya.  Yang di tengah itu namanya  Jason pratama putra, dia anak pemilik sekolah ini" Mirna mulai menjelaskan. "Dia kan yang aku tabrak tadi"kata Rara dalam hati.
Rara melihat lagi dengan jelas. Tubuh tinggi rambut hitam mata hitam alis tebal dan bulu mata lentik. Dia bisa di bilang cantik seandainya dia perempuan. Tapi dengan tubuh yang terbentuk , memang tidak sixpack tapi cukup kekar untuk seusia mereka. Tampan. Itu bisa di bilang lebih ke sempurna untuk anak seusia 18 tahunan seperti mereka.

"Yang pakai kaca mata itu namanya Satria Wibowo. Dia itu anak tercerdas di sekolah kita."kali ini giliran Fira yang menjelaskan.

"Yang pakai topi? " kali ini Rara sedikit penasaran dengan wajah manis di balik topi itu. Dia tidak berhenti menebarkan senyuman nakalnya pada wanita wanita cantik di kantin itu.
"Itu namanya...  "Belum sempat Fira menjelaskan ketiga pria itu sudah berada di depan mereka.

"Wah wah. Kalian lagi bergosip apa?"tanya Pria bertopi hitam yang belum sempat di jelaskan oleh Fira.
Matanya langsung tertuju pada Rara yang sedikit berbeda dengan teman-temannya karena mengenakan jilbab.
"Hai. Gue Erik Brima. Panggil aja Erik "sambil tersenyum Erik mengulurkan tangannya pada Rara.

My Stupid Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang