Di pagi yang cerah aku menyipitkan mata. Kulihat seorang wanita berumur sekitar 35 tahun membuka jendela dan membuat cahaya dari balik jendela bersinar terang di depan mataku. Tetapi, cahaya itu tak mampu membangunkan aku dari tidur. Aku pun membelakangi cahaya itu, dan kembali tertidur. Tetapi, saat mataku tertutup kembali, aku mendengar suara wanita memanggil namaku sambil mengguncang pelan tubuhku.
"Ra.. Dara.. Bangun dong sayang. Udah jam 6 loh. Kamu gak sekolah?" katanya sambil mengguncang pelan tubuhku
AUTHOR POV
Ya, Namanya Dara. Nama lengkapnya Adara Faranissa Jefferson. Dara ada keturunan Inggris nya loh. Kakeknya yang biasa dia panggil Opa adalah orang Inggris asli. Tapi Dara tetap orang Indonesia, dia lahir di Indonesia. Dua hari lagi umurnya menjadi 16 tahun. Ia duduk di Kelas 11 SMA Pelangi. Ia memiliki 3 orang sahabat disekolahnya. Ia merupakan gadis cantik, putih, bermuka sedikit bule, dengan badan yang ideal. Ia memiliki rambut panjang dan bergelombang (ikal) yang sering digerai.
"Yaelah mah, baru jam 6 juga" jawab Dara sambil kembali tidur. Tetapi, Dara mencerna ulang kata-kata yang dikeluarkan Mamah Dara. Ia tadi menyebutkan 'jam enam'. Dara pun tersadar lalu meloncat dari kasurnya dan pergi kekamar mandi yang ada dikamarnya. Mamah Dara yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.
Yang membangunkan Dara tadi adalah mamahnya. Namanya Yolanda Wijaya, berumur 37 tahun. Mamahnya memiliki kulit putih, badan yang ideal, rambut sebahu, dan berparas cantik. Ia menikah di umur yang cukup muda, yaitu 20 tahun dan melahirkan Dara pada umur 21 tahun. Ia menikah dengan pria tampan bermuka sedikit bule, tinggi, dan putih. Yaitu papahku, namanya Steve Rangga Jefferson. Ia blesteran Inggris-Indonesia. Seperti author jelaskan tadi Opa (Kakek) Dara adalah orang Inggris, sedangkan Nenek Dara adalah orang Indonesia asli. Papah Dara bekerja sebagai Direktur disebuah perusahaan yang cukup ternama di kota mereka. Sedangkan ibu Dara adalah seorang ibu rumah tangga.
DARA POV
Setelah aku memakai seragam putih abu-abu ku. Aku menyiapkan peralatan sekolah lalu turun kelantai bawah untuk sarapan bersama keluargaku. Sambil makan, kami bercengkrama bersama. Saat kami sedang mengobrol, Papaku bercerita tentang temannya yang baru saja diangkat menjadi Direktur.
"Mah, Mamah kenal gak Danny? Sahabat papa waktu SMA itu loh.. sekarang dia udah jadi Direktur Keuangan dikantornya." Tutur papaku kagum
"Ohh.. Danny yang dulunya anak nakal disekolah itu ya? Kok bisa? Padahalkan dia dulu paling sering dihukum guru, diskors lah gara-gara ngerjain dan ngejawab guru, lagipula kerjaanya berantem terus sama siswa lain" tanya Mamahku heran
"Mah, setiap orang itu bisa berubah kali. Dia itu nakal tapi berisi. Otaknya pinter" jawab papaku. Mamahku hanya menganggukan kepalanya sambil menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutnya
"Mah, kok mamah kenal sama temen SMAnya papah?" tanya Stefan, adikku yang paling kecil. Aku mempunyai 2 adik laki-laki. Adikku yang pertama bernama Irfan Danny Jefferson. Irfan berumur 15 tahun, 1 tahun di bawahku. Ia sekarang baru memasuki SMA. Ia sekarang juga bersekolah di SMA PELANGI. Ia memiliki kulit yang putih, wajah yang ganteng, dan badan yang agak kurus dan tinggi. Adikku yang kedua bernama Stefan Adam Jefferson. Ia masih berumur 5 tahun. Ia memiliki kulit yang putih, wajah yang ganteng dan imut.
"ya iyalah sayang.. kan mamah dulu temen SMAnya papah. Mamah dulu adik kelasnya papah di SMA, dan papah kamu itu ketua osis, jadi dia terkenal disekolah" Jelas mamahku. Aku dan Irfan pun langsung tersedak mendegar bahwa mamah dan papahku dulunya satu SMA.
"jadi, dulunya mamah sama papah itu dulunya satu SMA? Kok aku gak tau sih." tanyaku
"kamu kan gak nanya" jawab mamahku singkat
"jadi, ceritanya mamah sama papah cinlok di SMA gitu?" tanya Irfan
"sebenernya sih gini ceritanya." ucap mamah memulai cerita, "Dulu papah kamu itu kan bule sekolah. Jadi, fansnya itu banyak. Termasuklah mamah. Tapi, mamah dulu itu orangnya gak pedean. Jadi mamah pikir gak mungkin dapetin papah kamu. Eh tau taunya Opa kamu temen kantornya Kakek kamu. Jadi mamah di jodohin deh sama papah kamu." sambung mamah. "Jodoh mah gak kemana" timpal mamahku. Tanpa disadari jam sudah menunjukkan pukul 6.30 aku pun bergegas pergi dengan Irfan
"Mah, udah jam enam lewat lima belas nih. Aku pergi dulu ya, Mah. Yuk Pah!" Ucap Dara tergesa-gesa karena takut terlambat
"iya nih, mana hari ini hari pertama aku sekolah lagi" Ucap Irfan seraya pergi keluar rumah untuk berangkat sekolah
"iya, hati-hati ya nak" ucap mamahku, "belajar yang bener" lanjutnya
"iya mah." jawab Dara dan Irfan serentak
"Papah pergi dulu ya mah." Ucap Papahku sambil menyusul Dara dan Irfan keluar rumah
*Di Sekolah
Untungnya gerbang sekolah belum ditutup Pak Yudi, satpam sekolahku. Dengan cepat Aku dan Irfan memasukki gedung sekolah dan langsung menuju mading untuk mengetahui kelas kami. Setelah membaca mading, Aku mendapat kelas 11 A, sedangkan adikku mendapat kelas 10 B. Kami pun langsung menuju kelas kami.
*Kelas 11A
Saat aku masuk ke kelasku. Kulihat ketiga sahabatku sedang berkumpul bersama. Saat salah satu sahabatku melihat kearahku. Ia meneriaki namaku dengan sangat kencang sehingga membuat seluruh siswa yang ada di dalam kelas 11A memandangiku
"DAARRRAAA..."
YOU ARE READING
Young Married Without Love
Teen FictionDara, gadis yang masih berumur 16 tahun menikah dengan musuhnya sendiri sang Badboy sekolah karena paksaan orang tua mereka. Akankah Dara dan Deva mampu bertahan di pernikahan paksa yang berawal tanpa cinta?