Tawa menggelegar di sepanjang koridor, suara kepuasan dan cemoohan saling bersahut melihat seorang perempuan yang menjauh.
Naruto berjalan dengan tenang sedikit tertatih ia memasang wajah datar meski hampir seluruh tubuh nya tertutup oleh tepung, bau busuk menguar dari tubuhnya yang hampir limbung namun dengan sigap ia bertumpu pada pilar yang berada di sisi kiri lorong.
Ini sudah ke empat kalinya dalam seminggu ia mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari hampir seluruh siswa, yang mayoritas perempuan. Semua ini bermula saat dia dengan beraninya menyatakan perasaan pada Utakata pemuda tampan yang sekarang menjabat sebagai Ketua Osis.
Naruto terus memaksa kedua tungkai kakinya tuk berjalan, hingga ia sekarang berada di pinggir danau yang cukup luas, gadis itu duduk bersandar pada pohon tua yang rimbun, Naruto meluruskan kaki yang sedikit ngilu, ringisan kecil terdengar dari bibir saat tangannya tidak sengaja menekan lutut yang lebam disana-sini.
Gadis itu melepas kaca mata tebal yang bertengger manis di hidung mancung nya, mata sebiru langit itu memandang lurus danau yang beriak tenang, ia sekarang berada di salah satu tempat favoritnya selain perpustakaan sekolah, Danau yang terletak di belakang gedung lama, tempat ini selalu sepi karena memang jaraknya yang cukup jauh dan suasananya sedikit menyeramkan.
Kemudian ia mengedarkan atensi pada gedung megah yang di dominasi oleh kaca, tempat Sasuke, sahabatnya menimba ilmu, ia mengulas senyum kecil ketika mengiat biasanya Sasuke melompat melewati dinding yang membatasi sekolah mereka hanya untuk menemuinya, pemuda itu bahkan sekarang lebih rajin berkunjung setelah tau ia menjadi bahan bully di sekolah.
.
.
Bell tanda pelajaran berakhir sudah terdengar beberapa menit yang lalu dan seperti biasa Naruto akan menunggu seluruh murid pulang terlebih dahulu, bukan menghindar tapi ia malas berada di rumah yang sepi, orang tuannya yang jarang pulang bahkan dalam sebulan ini Naruto tidak bertemu dengan keduanya. Ia merebahkan tubuh di atas rumput hijau, cukup lelah setelah melewati hari yang menyedihkan, tidak menghiraukan bau busuk yang menguar dari tubuh dan pakaian yang berubah warna, gadis itu asik menonton awan yang bertautan menutup sinar matahari.
"Cantik," bisiknya tenang.
Semburat jingga dari arah barat, Naruto baru saja sampai di rumah nya, ia sempat tertidur di pinggir danau beruntung Iruka pengasuh nya menunggu dengan sabar. Kaki jenjang nya menapak satu persatu anak tangga menuju kamar yang terletak di lantai dua.
Hampir tiga puluh menit Naruto berkutat dalam kamar mandi, akhirnya ia berhasil menghilangkan bau telur busuk yang menempel. Ia memandang malas seorang pemuda yang tidur telentang di atas tempat tidur nya, Sasuke pemuda itu memeluk erat bantal Naruto, mata kelam nya memandang gadis yang sekarang sibuk memperhatikan dirinya depan cermin, melihat rambut pirang sahabatnya yang masih meneteskan air membuat tangan nya gatal, akibatnya ia beranjak mendekati Naruto yang sibuk dengan pikiran nya sendiri tangan nya dengna cekatan membungkus rambut panjang sahabatnya membuat gadis itu terperanjat "kau mengejutkan ku," dengus nya memandang Sasuke "ada apa?" tambah nya ketika melihat pemuda itu memicing melihat bagian bawah nya.
Pemuda itu menghela nafas "Lagi! Dobe sampai kapan kau berdiam diri membiarkan mereka menyakiti mu seperti ini." seru Sasuke melihat lutut Naruto yang lebam, demi Tuhan bahkan luka dari hari sebelumnya belum tertutup sempurna.
"Tidak." jawab Naruto tangan nya meremas menyalurkan perasaan cemas "aku masih bisa menahannya." sahut nya melihat Sasuke yang memandangnya tajam.
"Ck, kita obati lukamu setelah ini." pada akhirnya ia tidak bisa melawan sifat keras kepala sahabat nya.
Naruto meringis merasakan sapuan kapas di permukaan kulit nya ia hampir berteriak ketika Sasuke menekan tulang kering nya sedikit keras, ia menghela nafas lega ketika tidak lagi merasakan perih ia memandang lekat Sasuke yang telaten merawat luka nya. Selama tujuh belas tahun hidup hanya pemuda itu yang dengan sabar menghadapi kelakuan abnormal nya.
"Kau tidak pulang?" tanya Naruto setelah pemuda itu duduk di samping nya.
"Tidak, aku akan tidur di sini untuk malam ini." tukas Sasuke seenaknya kemudian merebahkan tubuh ke atas kasur empuk Naruto.
•••TBC•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambigu (FemNaru)
FanfictionHanya sepenggal kisah bagaimana Sasuke dan Naruto akhirnya jadian. Desclaimer: Masashi Kishimoto