Semuanya sudah berkumpul diMasjid, ditempat acara pernikahanku digelar.
Dan anehnya Calon Pengantinku belum datang, sedangkan aku sudah cantik berbalut Kebaya berwarna Pink dengan wajah panik dan khawatir menjadi satu.
Berkali-kali aku menelpon Jaehwan, tapi berkali-kali juga dia tak mengangkat telepon ku.
Sampai ibuku masuk keruangan makeup, dan berkata.
"Nak, Jaehwan sudah dimana?"
"Ini sudah jam 10.00, tamupun sudah menunggu daritadi"
"Iya bu, aku juga lagi berusaha menghubunginya. Mungkin dia sedang dalam perjalanan." sahutku.
Sebelum akad dimulai, aku menelpon Jaehwan tetapi jaringannya sibuk.
Selang beberapa menit, handphoneku berbunyi.
Dan panggilan masuk itu berasal dari Calon suamiku, Kim Jaehwan."Hya, kau dimana?"
"Hari ini pernikahan kita." Orangtuaku, orangtuamu, tamu dan penghulupun sudah ramai. Kamu dimana?" dengan bernada panik, dan pikiran yang kacau.
"Maaf, sepertinya aku gak bisa menjadi pengantin Priamu. maafkan aku"
satu kalimat yang rasanya seperti membuat jantungku berhenti berdetak."Heh!! apa maksudmu?gak usah bercanda plis!!!!!"
"Aku serius, aku gak bisa menjadi pengantinmu. Aku gak yakin bisa mencintaimu sampai akhir"
"Tapi kenapa?kenapa baru sekarang kau berbicara seperti ini setelah kita bertahun2 pacaran. apa alasanmu?"
Dengan berbicara terbata-bata dan tak terasa airmata yang mulai menetes kepipi."Maaf, Ongie. Aku sudah menemukan orang yang lebih baik darimu."
"Dia yang lebih cantik dan lebih mengerti hobby memancingku. Maafkan aku. Dan Aku minta maaf untuk keluargamu juga"
"Brengsek kau Kim Jaehwan!"
Tak lama kemudian, tut-tut-tut..... Terputus sambungan telepon itu.Disaat yang bersamaan, Ibu dan Daniel masuk keruang makeup dengan muka yang sangat syok melihatku menangis sampai makeup yg ku pakai luntur.
Daniel adalah Sahabat terdekatku.
Aku bersahabat dengannya sejak kecil.
Dia sangat Tampan, baik, dan perhatian kepadaku.
Ia adalah laki-laki ke-2 yang sangat menjagaku dan melindungiku seperti Ayahku.
Ia seperti seorang Kakak yang melindungi adiknya.
Sejak kedua orangtuanya meninggal, Ia sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh Ibu dan Ayahku.
"Heh, lo kenapa nangis?" tanya Daniel.
"Jaehwan dimana?apakah dia sudah gila? Ini hari pernikahannya denganmu. Mana bisa dia jam segini belum datang" celetuk Ibuku.
"Jaehwan membatalkannya. Dia tidak mau menikah denganku." dengan wajah datar ku ucap pernyataan itu.
"Apa maksud lo!?" ucap Daniel.
"Ongie! Apa maksudmu!" ucap ibuku dengan nada tinggi.
"LELAKI ITU TIDAK BISA MENIKAHIKU BU! DIA TIDAK MENCINTAIKU! DIA TIDAK YAKIN BISA MENCINTAIKU SAMPAI AKHIR! DIA SUDAH MENEMUKAN YANG DIA MAU BU!" Ucapku sambil menangis dengan keras.
Ibuku tiba-tiba terjatuh.
sedangkan Daniel hanya syok melihatku menangis dan ibuku jatuh seketika."Apakah Ibu baik2 saja?" tanyanya kepada ibuku dengan memegang pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MESHOOM || ONGNIEL
FanfictionOngie: Dihari pernikahanku, aku kehilangan Calon suamiku. Bukan karena dia meninggal dunia, tapi meninggalkanku demi Wanita Jalangnya. Kim Jaehwan: dihari pernikahan, aku tidak bisa menjadi Pengantin Pria untuk Pengantin Wanitaku. Kang Daniel: dan d...