part 2 : remember you.

39 2 0
                                    


"Viaaaaaaaaaaa bangun dongggg, jam segini kenapa belom siap, paraah yaa loo, kan hari ini party after ospek kita..." acika bereriak sambil menarik narik selimut Trivia.

"Gue mager ni cik, engak ahh, loe aja yaa, sampein Salam gue aja ke temen temen." Jawab Trivia dari balik bantal.

"Wajib ikut semua loh vi, Ada absensinya, kalo engak ikut namanya bakal dicatat buat ngulang ospek taun depaaaan!"

"Whaaaaaaaaaaaat kenapa elo kagak bilang dari tadi sihhh, gile aja gue ngulang ospek lagi... udah mau Mati gue seeminggu ini, mana gue terus yang dapet hukuman sial bener. Gara gara Eden si Ratu killer itu. Kayaknya dia dendam kesumat ama gue. Tapi walaupun gitu Rasanya gue berat banget mau berangkat. Kalo elo yang absenin gue gimana cik?" Trivia duduk, dipinggir tempat tidur disamping acika.

"Yeeeee ogah, ntar gue berangkat sendiri lagi kalo gue absenin elo. Iya gue tau lo males karena mantan lo itu kan? Si Rino? Ama kak Brian kan?. Soal Rino, udahlah lupain aja toh masa lalu loe ini. Soal kak Brian stop baper! Deh. ya kali lagu itu buat elo, kalo bukan gimana? Emhh tapi kalo dipikir pikir, elo jomblo ya? Yaudah sih yuk berangkat, Siapa tau emang bener selama ini ternyata kak Brian memang Ada rasa ama elo."

"Kayaknya gue salah deh milihh kampus ini, coba gue dulu ngikutin insting gue jadi psikolog deh. Pasti ceritanya lain. Gue sampe sekarang masih baper cik, gue masih sakit liat Rino dulu dia nyakitin gue dalem banget, tapi gue pengen ketemu lagi ama kak Brian. Udahlah gue mau ngelupain itu semua, gue mandi dlu yaa... loe tunggu disini boleh mau diruang tamu juga boleh."

"Nah gitu dong, gue sini aja deh.."

********
"Viaaaaaaaaaaaaaa gilak cantik bener, gue pinjemin baju dong n makeup-in gue, gue juga mau dapet cowok malam iniiiii." Rengek Acika ke via.

"Iyaaa okee, Noh milihh sendiri diruang ganti, habis itu kesini gue makeup in, biar kagak buluk." Trivia mendorong acika ke ruang ganti.

*****
Mereka pun sampai dikampus, Trivia terlihat sangat cantik dengan make-up tipis dan ia juga melepas kaca matanya. Rambutnya yang seminggu ini dikepang sekarang di tata sedemikian rupa. Dia memakai aksesoris kalung, gelang dan cincin yang simple tapi sangat berkelas. Ia menggunakan dress pendek berwarna biru tua dan berornamen klasik berwarna putih yang mengembang, menonjolkan kejenjajangan kakinya. Ia juga mengenakan highheels.

Sedangkan acika memilih dress berwarna merah muda yang dilehernya terdapat Batu Batu swarosky milik Trivia. Saat keduanya datang mereka menyedot perhatian mereka yang datang keacara itu.

"Ehh Siapa dia? Kayaknya kemarin engak ikut ospek. Anak baru lagi?" Eden berbisik kepada Hera.

"Eden elo tau Siapa dia??? Gilaak, dia tanda tangan di namaaa...."

"Trivia,..... dia trivia." Rino menyela perkataan gladis dan tersenyum memandang ke arah trivia. "Dia bertambah cantik." Gumam Rino.

"Acikaaa siniiii, kamu sama Siapa?" Helen memeluk acika dan memandangi trivia.

"Elo kenal ama gua, tapi masak kagak kenal dia? Dia viaa, Trivia Angela. Kemarin dia sekelompok sama kita."

"What? Wow so beautiful, beda banget yaa."

"Ah kalian ini jangan buat fitnah ya!" Balas Trivia, "cik yok kedalem ambil minum, gua haus."

"Ayokk...."

Mereka berdua masuk kedalam GOR tempat makanan dan hiburan tersedia. Lagi lagi Trivia dan acika menjadi perbincangan.

"Hai, gue Denis nama lo Siapa?" Tiba tiba Ada yang mendekati acika dan mengajak kenalan.

"Emm.. ohhh... ee.. nama gue acika.. panggil cika aja udah cukup kok, hehehe" cika pun menjabat uluran tangan Denis. "Oh... dan ini temen gue trivia."

"Hai, via Salam kenal." Sapa Denis.

"Oh.. hai" jawab Trivia singkat n tersenyum.

"Vi, gue pinjem acika sebentar ya, mau gue ajak kenalan sebentar, gak papa kan vi?"

"Oh it's okey!" Trivia pun tersenyum dan melambaikan tangannya.

Saat kedua orang itu pergi, tiba tiba trivia mendengar lagi samar-samar petikkan gitar yang sama dan suara yang sama..

Kak Brian batin Trivia dalam hati. Ia pun bergegas mencari suara alunan itu. Ia setengah berlari dan tidak menghiraukan apapun yang di sekelilingnya. Ia hanya mencari sumber suara itu berasal.

Andai kau ijinkan
Walau sekejap memandang
Kubuktikan kepadamu
Aku memiliki rasa

Cinta yang ku pendam
Tak sempat aku nyatakan
Karena kau tlah memilih
Menutup pintu hatimu

Ijinkan aku membuktikan
Inilah kesungguhan rasa
Ijinkan aku menyayangimu

Sayangku ooh
Dengarkanlah isi hatiku
Cintaku ooh
Dengarkanlah isi hatiku (Ijinkan aku menyayangimu-iwan fals)

Trivia pun akhirnya bertemu dengan apa yang ia cari. Kini tubuhnya terpaku melihat orang yang dulu pernah ada dihatinya. Ia melihat Brian di panggung itu. Kembali memetik gitar dan bernyanyi. Fikiran trivia seakan melayang ke 2 tahun lalu. Saat dia mulai mengenal rasa suka dari Brian kakak Kelas nya sewaktu SMA. Hatinya terasa sesak, namun kini Ada yang bergejolak mengikuti nyanyian Brian, nafasnyapun terasa pendek dan berat.

Lagu ini...
iya bener. Lagu ini, lagu yang sama Saat gue dulu nyanyiin buat kak Brian Saat pesta kelulusannya.
Kak Brian, kenapa dia nyanyiin lagu ini? Batin trivia.
Tunggu, tunggu, ehh.. kok dia Jalan kearah gue.. ehhh...
Brian pun turun dari panggung dan meletakkan gitar nya. Ia pun berjalan lurus kearah Trivia, ia melambaikan tangan dan tersenyum manis.

"Hai...aku udah nunggu kamu. " Brian pun berucap.
Trivia yang mematung kaget mendengar perkataan Brian, namun ia bergegas
membalas lambaian tangan Brian.

"Ohh, hai.. kaak bri..."

"Hai sayang, maaf lama" suara wanita dibelakang trivia mengagetkannya. Telinganya seperti tersambar petir. Tangannya perlahan turun, dan tanpa membalikkan badan ia pun pergi berlari meninggalkan tempat itu.

Bodoh kamu Trivia! Bodoh! Kenapa kamu engak dengerin acika sih! Kenapa kamu kepedean! Perhatian dia di masa lalu itu Cuman karena nganggep kamu adek! Bahkan sekarang dia pun engak kenal sama kamu!!! Dan dia udah punya pacar, lagu dia kemarin ataupun lagu nya sekarang buat pacar nya!!!
Trivia pun berlari dan meninggalkan tempat itu. Ia terisak sedih disepanjang perjalanannya. Ia malu, sakit, kecewa. Fikiran nya bercampur aduk. Ia berlari kekamar dan mengunci pintu nya dari dalam.

Mata Ketiga CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang