Bagian 15 : Akhir? Atau....

5.4K 726 58
                                    

"A-aku harus kesana." seru Jiao turun dari tempat tidurnya,

"Maaf Yang Mulia tapi Anda masih sakit."

Tangan dayang Yu ditepis, perlahan Jiao keluar dari kamarnya, tak peduli jika hanfu yang digunakan terbuat dari kain putih tipis yang biasa dia gunakan saat tidur,

"Jangan mengikutiku!! Aku akan menghukum kalian jika membantah!!" teriak Jiao,

Dia berlari menuju tempat acara dilangsungkan. Dia punya firasat buruk, dia takut... Dia takut mengulang sejarah tragis itu lagi.

.

.

.

Acara terlihat begitu sangat meriah, tawa bahagia terdengar dari setiap orang yang ada disana, festival yang diadakan dikerajaan setiap satu tahun sekali untuk memperingati berdirinya kekaisaran Yuan.

Bahkan diluar istana rakyat juga tengah merasakan kebahagiaan dengan acara meriah diluar sana.

.

Drap. Drap. Drap.

Suara langkah kaki terdengar dari penjuru area. Orang-orang berpakaian layaknya prajurit tapi bukan prajurit Yuan entah darimana tiba-tiba datang mengepung,

"Aku datang ingin membunuhmu Kaisar Wei Sheng." seru Shun menarik dan mengarahkan pedangnya pada sang ayah yang terlihat tenang.

Bojing juga menarik pedang mengarahkannya pada Shun, begitu pula Huang dan Wen serta para pangeran yang kini mengelilingi sang ayah untuk melindungi.

Permaisuri menatap Shun terluka. Kenapa hal seperti ini bisa terjadi? Dia merasa gagal menjadi ibu dari para putra kaisar,

Selir, putri bahkan tamu bangsawan langsung diungsikan ketempat aman, meninggalkan Kaisar, Permaisuri, Putra mahkota, para pangeran serta panglima dan prajurit milik Kaisar.

"Mencoba memberontak putraku?" tanya Wei Sheng tenang,

"Putra Mahkota dan Pangeran Wen silahkan lindungi Kaisar dan Permaisuri, hamba akan melawan Pangeran Shun." ujar Bojing bertindak sebagai panglima perang,

"Kalian bunuh semuanya, lindungi Kaisar dan keluarga kerajaan!!" teriak Bojing mengangkat pedangnya dan langsung berlari menuju garis depan, melawan Shun.

.

"Misimu adalah mencari tahu dalang pemberontakan, dan membunuhnya." ujar Huang beberapa waktu lalu,

"Memangnya siapa yang Anda curigai akan melakukan pemberontakan?" tanya Bojing penasaran,

"Adikku Shun."

"Ta-tapi kenapa?" Bojing terlihat terkejut, yang dia tahu Lei Shun adalah pangeran tanpa ambisi tahta. Dia menyukai kehidupan diluar istana, dan sangat setia pada Kaisar.

"Bukan pemberontakan dalam artian sebenarnya Bojing. Adikku berencana mencari para pejabat maupun orang-orang yang menginginkan Ayahanda turun tahta, mencari para pengkhianat dengan cara mengorbankan dirinya sebagai pemberontak. Dia berpura-pura memberontak untuk melidungi tahta Kaisar."

Bojing mengangguk mengerti, dia bukan orang bodoh yang tak tahu arti dari perkataan putra mahkota, perkataan Huang artinya adalah dia harus membunuh putra ketiga dari kaisar sebagai pengorbanan, sebagai kambing hitam, dan sepertinya Lei Shun tahu hal itu tapi tak membantah. Dia siap mati jika memang diperlukan.

.

.

.

"Hentikan!!" teriak Jiao membuka gerbang dengan paksa,

Time Slip [END] (REUPLOAD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang