BAB 8

3.5K 238 54
                                    

Happy enjoy for listen this song ✌

Jangan terlalu banyak bicara di saat bibirmu keram. Jangan terlalu banyak bergerak ketika hatimu tertikamTapi cobalah banyak merelakan ketika apa yang kau genggam hilang. Karena hanya dengan banyak rasa ihklas baru hidup dapat tenang.

❄❄❄

Sudah terlalu jauh untuk kembali seperti dulu lagi. Mungkin memang belum terlambat untuk bersikap seperti dulu, di mana penuh akan sikap acuh dalam diri. Tapi hari ini ketika awan sedikit lebih tipis menampilkan permukaan langit terang, kata mengulang sepertinya tidak akan berguna.

Hari ini tidak seperti kemarin, suara yang dihadirkan tentu saja sangat berbeda. Kedua kelopak mata masih saling memberi kejutan dalam gigitan denyuta nadi. Wanita ini tidak ingin terlalu peduli jika kelak nanti hidupnya akan berubah lagi. Yang mungkin wanita ini pedulikan adalah rasa rela lebih besar dari masa sebelumnya. Begitu banyak hal yang direlakan wanita ini, begitu banyak yang harus disebutkan sebagai rasa ihklas dalam diri. Dan hari ini mungkin akan bertambah menjadi satu bagian kembali.

Suara-suara diluar sana mulai terdengar, gesekkan daun kering di musim panas membuat deru napas hangat. Wanita ini menggerakkan kepalanya ketika rasa pusing mulai melanda. Ini sudah benar-benar siang, gorden tebal mampu meredupkan kegelapan menjadi terang benderang. Wanita ini ingin meruntuhkan rasa benci yang selalu menggerogoti dirinya, tapi untuk hari ini hal itu tidak bisa dirinya lakukan.

So Eun bergerak lebih banyak ketika menyadari dirinya masih berbaring diatas pangkuan pria itu. Kim Bum terlihat memejamkan kedua matanya, napas teratur membuat pria itu seperti baru saja di bius. Dan itu memang fakta yang terjadi, Leg sengaja memberikan obat tidur dalam suntikan ketika dokter itu memberikan jahitan pada luka di lengan. Udara di dalam sini lebih panas, pendingin udara sepertinya belum sempat dihidupkan. So Eun duduk tegap meski harus dengan membuat kedua kakinya terbuka lebar.

Kehamilan ini harus ia pertahankan, setidaknya dirinya bisa menjadi seorang Ibu yang baik untuk menebus doa yang dirinya lakukan selama ini. Ada jam analog besar dengan bandulan melayang di dinding samping mereka. Wanita ini melihat angka sudah menunjuukan pukul sepuluh pagi. Matahari benar-benar terik, suara angin yang mendesirkan dedaunan membuat panas meredup sedikit demi sedikit.

"Kau sudah bangun, rupanya."

So Eun menolehkan wajah ketika mendengar nada pria yang didengarnya. Leggie terlihat tidak begitu buruk dengan usianya tiga puluh tiga tahun. Dokter ini masih terlihat tampan walau kaca mata yang dikenakan mengusik warna lensa hijau lumut itu. Leggie meletakkan satu buah yang sudah dibersihkan diatas meja, dan tersenyum sembari mengangkat kedua bahunya. Pria ini berdiri dengan bersandar di ujung meja tinggi, memerhatikan kepala Kim Bum yang terjatuh di sandaran sofa besar.

"Apa dia tidur?."

"Aku harap begitu. Aku bertaruh Kim Bum tidak pernah tidur jika aku tidak inisiatif meracuninnya."

"Meracuni?"

"Jangan salah sangka. Hanya obat tidur dengan kadar dosis sedikit berlebihan. Dia mungkin akan bangun mendekati senja atau malam hari. Luka lengannya masih basah, dan dia sangat keras kepala." Nada dokter ini terdengar seperti aksen Skotlandia walau bahasa Inggris yang dicuapkan begitu fasih. So Eun memang tidak tahu bahas seperti apa Skotlandia itu, tapi wanita ini pernah memiliki dosen berasal dari negara sana ketika saat masih di Universitas.

Crysanthemum (COMPLETE) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang