"Sean," panggil Alena.
Sean berdiri dan melihat Alena, Alena tersenyum kikuk saat Sean mentapnya,' simple'. batin Sean,
"Hello, apa ada yang salah?" ucapnya.
"Tidak ada, hanya saja aku berpikir kau terlalu simple, kau berbeda dengan cewe-cewe lain, yang terlalu menor saat berpergian" ucapnya, membuat Alena malu.
"Makasih pujiannya," ucap Alena sambil tersenyum, Sean menyatukan alisnya dan mnegerutkan dahinya, kemudian ia tertawa. ia tau maksud dari perkataan Alena.
_____Kini sepertinya Alena merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, kira-kira 200 per detik. Ia makan malam dengan seorang Sean? Omg ini membuatnya gugup.
"Kenapa diam saja?" ucap Sean.
Suara Sean menyadarkan lamunan Alena, "Hah, apa tadi? Lo ngomong apa?" balas Alena dengan cepat. Sean menggelengkan kepalanya lalu tertawa miring.
"Nggak ada, yaudah mau pesan apa?" balas Sean, Alena terlihat malu sekarang, tapi ia menutupinya dengan senyumnya.
"Samakan aja dengan lo," Ucap Alena
"Seafood paella, burger cheese, and lemon tea," Ucap sean kepada pelayan itu.
Alena diam, ia memilih untuk bermain ponselnya. Saat ia selesai bermain ponselnya, matanya tertuju pada seorang yang tidak asing di matanya. Lelaki itu mengarahkan kepalanya kearah jendela. Alena membulatkan matanya kaget, 'Bryan bersama dengan wanita' batinnya.
"Sedari tadi lo diam saja," ucap sean, Alena langsung membuang wajah kagetnya.
"Tidak, aku hanya kurang nyaman dengan suasananya," balasnya. Tapi dengan cepat Sean mengarahkan kepalanya kearah tatapan Alena.
"Oh, karena dia lo tidak nyaman," tentu saja tidak nyaman, dia kesini dengan pacarnya. Sean memiringkan senyumnya.
"Hah?ti-tidak,bukan karena ia, Sean"ujar Alena, dengan mata yang membuat semua orang yang melihatnya iba.
Tiba-tiba saja Pelayan tadi datang membawa makanan yang sudah Sean pesan.
Mereka makan dalam diam, suasana yang sangat awkward.
Beberapa menit mereka selesai makan, tapi tidak mengubah suasana seperti tadi, Sama saja.
"Sean," panggil Alena , sebernarnya ia bukan tidak nyaman dengan resto ini, tapi Tatapan di depannyalah yang membuatnya tidak nyaman.
"Ya." Ucapnya dingin, Alena mengerutkan dahinya bingung dengan lelaki yang ini.
"Pulang yuk." Ujarnya memohon kepada Sean. Sean tersenyum lalu menganggukan kepalanya.
____Selama di perjalanan Alena diam, ia tidak berbicara sedikitapun . membuat Sean khawatir.
Alena sudah tidak tahan dengan angin malam yang membuat matanya Mengantuk. Sungguh matanya sangat berat. Ia ingin sekali tidur, tapi Sean melarangnya. Dan akhirnya matanya terpejam perlahan-lahan.
"Al, lo mau mampir dulu gak?" Tanya Sean, tapi Alena tidak membalasnya.
"Astaga dia tidur," kemudian Sean memperlambat motor gedenya.
Beberapa menit kemudian mereka sampai di depan rumahAlena, "Al...Alena, bangun udah sampai," ucapnya dengan menepuk pipinya pelan.
"Hooamm, Astaga maaf gue ketiduran,"balasnya dengan mulut menguap.
Sungguh tak tahu malu
Sean tertawa kecil melihat perilaku gadis ini.
"Engga apa-apa, kamu tidur serasa di kasur saja," ucap Sean mengejek Alena. Alena yang mendengar itu merucutkan bibirnya.
"Yuada sana masuk."
"Terima kasih untuk semuanya."
Sean tersenyum mendengarnya, "Sama-sama.".
______Bryan saat ini sedang berada di kamarnya, ia sedang memainkan piano. Ia mengingat saat Alena dan Sean berada di resto itu, Bryan tidak tahu Alena melihatnya atau tidak,
Bryan menikmati lagu yang ia mainkan dengan pianonya. Jari yang besar menekan tuth-tuth dengan hati yang senang. Salah satu obat kebosanan Bryan adalah bermain piano.
Selesai bermain piano tiba-tiba saja terlintas dipikirannya untuk mencari info tentang Alena.
_____Pagi ini Alena pergi sekolah dengan mimik wajah yang senang, selama dikoridor sekolah ia terseyum, entah dengan siapa ia tersenyum,
"Alenaa," pekik Cecil dengan jarak yang jauh, Alena membalikkan tubuhnya ia melhat sahabatnya setengah berlari untuk mendekatinya.
"Lo kenapa senyum-senyum gak jelas?" ucap cecilya.
"Lo gak tau betapa senangnya gue cil?" Tanya Alena, Cecil menggelangkan kepalanya, "Gimana gue mau tahu, lo aja gak ada cerita," ucap cecil sambil memakan snack potatonya.
"Tadi malam gue jalan sama Sean, sebenarnya gue lagi gak mood, tapi sepertinya Sean akan jemput" ucapnya.
Cecil menganggukan kepalanya tanda mengerti.
Tiba-tiba Delvin datang, "Haii gadis-gadis," ucap Delvin mengangetkan mereka, Cecil melirik Delvin dengan sinis, sedangkan Alena menggelengkan kepalanya melihat kelakuan 2 sahabatnya ini.
"Gue jalan duluan, gue gak mau di bilang orang idiot karena dekat-dekat kalian," pekik Alena dengan tawanya, Cecil mengangakan mulutnya tidak percaya.
"Astaga Alenaaa!, lu tega amat sih," pekik Cecil kuat, memecahkan seisi koridor sekolah,
Alena membalikan tubuhnya kearah Cecil dan Delvin sambil berajalan, sekarang ia berjalan mundur, Alena mengangkat tangannya lalu menunjukan 2 jarinya sambil menyengir bak kuda.
Saat Alena ingin membalikan tubuhnya untuk berjalan sempurna, tanpa ia sadari Alena tersandung, 'Kenapa tidak sakit ya?' batinnya terucap,
Alena merasa ada tangan kekar yang menangkapnya,
Alena masih memejamkan matanya. Perlahan-lahan ia membuka matanya. Tapi ia tidak menduga kalau yang menangkapnya adalah,
"Bryan."
Sekarang mata mereka menatap satu sama lain, tangan kekar yang berada di bahunya, sedangkan Alena berada di bawah Bryan, tangan Alena yang melingkar di lehernya.
"Alenaaaa!" panggil Cecil dan Delvin.
Bryan tersadar dari tatapannya, kemudian ia melepaskan Alena dari tanganya. Membuat Alena terjatuh.
"AW," pekik Alena kesakitan, akibat Bryan yang melepaskannya secara mendadak!
"Kau ini menyebalkan sekali!" bentaknya marah, Cecil yang berada di dekatnya langsung menolong sahabatnya ini, kemudian Cecil menatap tajam kepada Bryan. Seolah ia tahu tatapan Cecil.
Bryan mengerutkan dahinya, 'She is idiot!', Bryan pergi meninggalkan mereka. Tanpa Babibu Alena mengambil botol yang ada di ngenggaman Delvin, lalu ia leparkan kearah Bryan tepat di bahunya.
Bryan berhenti lalu ia membalikan tubuhnya kearah Alena, ia berjalan mendekatinya
Mampus gue, semakin dekat Brayan semakin takut Alena, 2 sahabatnya hanya diam tidak berkutik.
"Bantu gue dong," ucapnya dengan nada ketakutan.
Saat ini Bryan sudah ada di hadapannya,
Tiba-tiba Cecil muncul didepan Alena dengan gaya kedua tangannya berada didepan wajahnya tangannya yang mengepal kuat sepert petinju Propesional, "Jangan nganggu sahabat gue!"
Bryan memutarkan kedua bola matanya begitu juga dengan Alena dan Delvin, Tanpa Babibu Bryan memukul dahi kedua gadis ini.
Alena dan Cecil membulatkan matanya dan menganga tidak percaya, lidah mereka berdua kelu.
"Strange girl!" ucap Bryan.
BERSAMBUNG...!
YOU ARE READING
ALWAYS LOVE YOU
Teen FictionAlena gadis yang masih bersekolah tingkat SMA. gadis yang sederhana dengan gayanya yang sedikit tomboy tapi beribawa, cantik, pintar, egois, keras kepala,cuek. para lelaki selalu berusaha untuk mendapatkan hatinya. Dan pada saatnya datang seorang pr...