Mission 8

281 30 12
                                    

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Warning! : AU, OOC, typo, miss typo dan kekurangan lainnya. Don't Like? Don't Read. Please Leave This Page.

Enjoy and Hope You Like It!

.

Light in The Darkness

By Yuki'NF Miharu

Chapter 8

Suasana tegang mencair. Malam tak lagi diselimuti hawa mencekam seperti sebelumnya. Naruto masih memeluk Sakura, mengusap kepalanya dengan lembut agar wanita itu tenang. Naruto melirik rekannya yang berdiri di mulut pintu, lalu mengisyaratkan padanya untuk membawa jasad Pein yang bersimbah darah.

"Aku di sini. Kau tidak perlu takut lagi."

Naruto dapat merasakan Sakura yang mengangguk dalam pelukannya. Setelah beberapa menit berlalu, Naruto melepaskan dekapannya saat tubuh Sakura berhenti bergetar.

"Terima kasih, Naruto," kata Sakura, lalu menarik napas panjang.

"Bisa jalan?"

Sakura mamaksakan senyum tipis dan mengangguk.

Keduanya berjalan beriringan keluar dari rumah itu. Saat keduanya keluar, Sakura langsung disambut oleh pelukan Kizashi dengan wajah khawatir sekaligus lega. Naruto pun bergerak membantu yang lain. Selain Pein, sisanya masih hidup. Jadi, ia membantu menaikkan bawahan Pein ke dalam mobil tahanan. Cukup banyak, entah ada delapan atau sepuluh orang.

Setelah menyelesaikan tugasnya dan membersihkan TKP, semua pasukan bersama dengan beberapa anggota kepolisian meninggalkan tempat itu. Di dalam mobil, Naruto melirik ke arah Menma yang tengah memejamkan mata.

"Jadi, yang melarikan diri tidak tertangkap, ya?" tanya Naruto sambil mengingat sosok pria berambut putih dengan kacamata bulat yang tadi melompat dari jendela.

Menma menggeleng dengan ekspresi menyesal. "Aku langsung berlari mencarinya ke belakang rumah karena dia tidak mungkin melarikan diri lewat depan. Tapi dia sudah tidak ada. Lagi pula aku juga ragu dia lewat belakang."

"Kenapa?" tanya Naruto, menaikkan sebelah alis.

"Saat aku ke belakang, di sana ada Kizashi-san bersama dua orang polisi," jawab Menma, lalu menelengkan kepala. "Bagaimana caranya dia lari? Lewat mana?"

Tanpa sadar Naruto mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras ketika mengingat lelaki itu lagi. Sial, kenapa dia berhasil meloloskan diri. Naruto masih tak menyangka, menjadi seorang militer membuatnya dipertemukan lagi oleh orang itu. Apa artinya ia bisa bertemu wanita itu lagi? Wanita yang telah membunuh kedua orang tuanya? Ia harap, ia bisa bertemu mereka lagi. Jika kesempatan itu datang, Naruto tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk menghancurkan orang itu.

"Naruto, ada apa?"

Naruto tersentak dari lamunannya dan mendapati wajah Menma yang tampak khawatir. Naruto menarik napas pelan, lalu berujar, "Ada yang ingin kubicarakan padamu nanti."

"Baiklah," jawab Menma seadanya dengan tatapan penuh tanda tanya. Menma tidak tahu kenapa, tapi ia sangat yakin kalau saudaranya itu sedang marah, menahan emosi.

xxx

Waktu telah menunjukkan pukul satu dini hari. Namun, Naruto dan Menma masih duduk berhadapan di ruang tamu. Selama beberapa menit keheningan mengisi di antara keduanya, dan Menma berusaha sabar, menunggu Naruto membuka suara.

"Sebenarnya, orang yang melarikan diri itu adalah salah satu orang yang pernah menculikku 15 tahun yang lalu." Menma melebarkan matanya. "Dia juga yang pernah membunuh seisi rumah kita, termasuk Ayah dan Ibu."

Light in the Darkness [FanFiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang