4. What A Reason?

4.2K 176 7
                                    

"Dia itu kutub utara versi manusia, dia juga manusia miskin ekspresi, Dia jauh dari tipe pilihan ayahku. Jadi, untuk apa aku harus mengkhawatirkannya?"

Aku berjalan kearah ruanganku tanpa memperdulikan bisikan-bisikan dari karyawan wanita yang entah sedang membicarakanku atau tidak. Entahlah memangnya aku perduli.

Aku menghentikan langkahku, perlahan aku membuka pintunya. Aku tersenyum lega saat mengetahui Ceo laknat itu belum datang. Aku berjalan kearah ruangannya lalu meletakan bekal yang berisi makanan dimejanya, tidak lupa teh yang selalu dimintanya selama tiga hari ini.

Mau bagaimana lagi, aku kan sudah berjanji jadi harus aku tepati. Dan soal rasanya kalian tidak perlu khawatir karena aku sudah menaruh racun dimakanannya, hanya tiga kemungkinan yang terjadi kalau tidak mati ya berarti rumah sakit atau panti rehabilitasi.

Hey, tenanglah aku hanya bercanda lagi pula aku tidak berniat untuk meracuninya sekarang juga mungkin lain kali aku bisa melakukannya.

Aku segera menutup pintu ruangan Ceo dan berjalan masuk keruanganku. Aku menatap jadwal untuk hari ini.

Tidak ada meeting

Wow kalian harus tau ini adalah hal yang paling membuatku senang dan mengenai pestanya aku berdoa semoga semuanya aman terkendali.

💖💖💖

Author Pov

Seorang laki-laki berjalan dengan ekspresi khas datarnya. Dia berjalan tanpa memperdulikan sapaan dari karyawan-karyawannya.

Dia menaiki lift para petinggi tanpa melepaskan kacamata frame hitam yang bertengger indah dihidung mancungnya

Ting

Dia berjalan lurus dan masih setia dengan ekspresi datar khasnya. Dia melirik kearah pintu ruangan sebelahnya lalu menghembuskan nafasnya kasar. Dia membuka pintu ruangannya dan menutupnya kembali.

Dia mengernyit heran saat melihat sebuah kotak bekal berada diatas meja. Rasanya dia ingin berteriak kepada semua para staff nya

Jangan pernah membuat makanan un-

Laki-laki itu tidak melanjutkan ucapannya saat melihat teh yang berada disamping makanan itu.

Apakah dia? Gavyn tidak boleh gegabah untuk memastikan bahwa ini dari dia atau bukan, langkah pertama yaitu harus mencicipi rasanya terlebih dahulu tapi bagaimana jika ditaruh racun didalam minuman ini?

Dia mengambil alat ditasnya, dia mencelupkannya kedalam gelas yang berisi teh. Setelah tiga puluh detik dia melihat bahwa warnanya tidak berubah itu berarti minuman ini aman untuk dikonsumsi.

Dia meneguk sedikit teh ditangannya. Dia mengangguk-anggukan kepala selama dua kali karena sekarang dia tau siapa yang membuatkan makanan ini untuknya, tanpa sadar dia tersenyum tipis sangat tipis sampai-sampai semua orang pun tidak akan bisa melihat bahwa dirinya sedang tersenyum atau tidak.

Ngomong-ngomong soal orang, bukankah disini hanya ada dirinya? Jadi tidak ada yang bisa melihat bahwa dia tersenyum atau tidak

Dia membuka secarik kertas yang berada diatas bekal makanan berwarna biru

Hey, Mr Gavin yang terhormat, bukankah aku sudah menepati janjiku untuk membuatkanmu makanan.

Mr GavynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang