"Apapun yang menghalangi, jika saling mempercayai, halangan itu tidak akan terjadi."
-Author-
Chapter 26
***
Author's POV
Akhirnya Niall dan Amora berangkat bersama masing-masing mantan kekasihnya.
Keduanya masih terbenam dalam pikiran yang penuh dengan pertanyaan.
'Niall? Aku masih tidak habis fikir. Mengapa dia bisa bersama Dalancy? Bahkan tanpa memberi tahuku? A-apa dia hanya berpura-pura? Ya, mungkin dia masih mencintai Dalancy, entahlah. Tapi, mengapa rasanya aku masih belum bisa menghilangkan kecemburuan ini? Apa aku sudah terlanjur mencintainya? Uh, tunggu! Sadarlah, Amora!' Begitulah batin Amora berbicara.
***
'Lagi? Ini terjadi lagi? Dia bersamanya lagi?! Oh, bahkan aku sudah memberi banyak tanda-tanda cinta pada Amora. Apa dia tidak menyadarinya? Mengapa Amora harus bersama lelaki sialan itu lagi? Mengapa Amora mau berangkat bersamanya? Sungguh rasanya kembali sakit. Tapi, ya tetap rasa sakit ini terkalahkan oleh rasa cintaku pada Amora. Uh, Nialler!' Niall juga berbicara dalam batinnya.
***
"Hi, Mrs. Horan! Good morning!" pekik Sania ketika melihat Amora sudah datang.
Tapi, dilihatnya Amora berbeda. Amora yang biasanya selalu datang dengan menunjukkan senyuman hangat dan penuh keceriaan, kini hilang.
Senyuman yang biasanya selalu tercetak jelas di bibirnya, kini tidak terlihat. Pancaran wajah yang penuh keceriaan, kini tidak terlihat. Amora tampak menekuk wajahnya. Terlihat sorot kesedihan dan kekecewaan dari mata green emerald-nya.
"Mrs. Horan, hey! What happened to you? Are you OK?" tanya Sania penasaran.
"Please stop called me like that, San!" sahut Amora sembari menundukkan kepalanya.
Sania semakin dibuat heran oleh sikap Amora. Biasanya ketika Sania menyebutnya Mrs. Horan, Amora akan membalas ucapan Sania dengan malu-malu dan sembari tersenyum tersipu. Tapi, kini dia benar-benar datar sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT TIME
Hayran KurguSebuah kisah tentang Amora--seorang gadis yang telah menemukan cinta baru. Namun bukannya kebahagiaan, lagi-lagi kepedihan lah yang ia rasakan. Luka lama kembali tercipta. Dibalik kepedihan yang kelabu itu, ada mentari yang menyinari. Ada pelangi ya...