"Untukmu Calon Makmumku yang Tertulis di Lauhul Mahfudz"
🌹🌹🌹
Jika namamu yang tertulis di Lauhul Mahfudz untuk diriku, niscaya rasa cinta itu akan Allah tanamkan dalam diri kita. Tugasku bukan mencari dirimu, tetapi menshalehkan diriku
🌹🌹🌹
Untukmu yang selalu kurindukan dalam do’aku dan selalu menjadi topik pembicaraanku dengan Allah.Ini hanyalah sebagian kecil harapanku.
Sebagian mimpi yang kutulis dalam selembar kelopak mawar putih dalam hatiku.
Mungkinkah ini harapan yang terlalu berlebihan?
Tapi kali ini, aku hanya bisa menggantungkan harapanku kepada Allah, karena Dialah sang "Maha Cinta"yang kupercaya mampu menyatukan kita.
Ya, akan ada saat dimana aku tak lagi sendiri dan berdiri dalam senyapnya waktu.
Akan ada saat dimana kita berdua menghadap, menyembah & memanjatkan do’a kepada-Nya.
Akan ada saat dimana kugelar sajadahku dan kau gelar sajadahmu.
Akan ada saat dimana kita berdiri bersama dan kau satu shaf di belakangku.
Aku ingin menghabiskan waktu tuaku bersamamu, menggelar sajadah bersama, aku menjadi imammu dan kau menjadi makmumku.
Kau yang mengajariku menjadi pria yang utuh.
Menjadi satu-satunya pria yang kau cium tangannya setelah shalat bersama.
Meng-amini do’a yang kupanjatkan dan masih tetap satu shaf didepanmmu.
Karena ketika aku sedang jatuh dan dunia memusuhiku, kau selalu disini satu shaf dibelakangku.
Karena ketika kau lelah, aku selalu disini dan menyediakan bahuku untukmu, menemanimu bercerita untuk mengurai kisah satu demi satu, lalu mencari jalan untuk mengatasinya berdua.
Karena untuk melihat senyummu, aku masih dan akan selalu senang hati berada satu shaf didepanmu.
Aku ingin kau menganggapku “rumahmu”, karena sejauh manapun kau pergi, kepadakulah kau akan kembali.
Karena itulah aku, selalu disini apapun yang menimpamu, dulu, sekarang, ataupun nanti.
Setiap hari aku bersedia menunggumu disaat kau menyiapkan teh manis kesukaanku, sementara aku mengambil air wudlu, lalu bersiap untuk berdiri satu shaf didepanmu.
Aku akan selalu satu shaf didepanmu dalam shalat berdua, bertiga atau berempat dengan jagoan cilik kita nanti.
Tidak hanya ketika berbahagia, tapi juga ketika kau dan aku sedang pada taraf jatuh, sehingga merasa tak punya siapa-siapa.
Karena aku tahu, kau selalu melakukan hal terbaik yang kau bisa untuk menjaga bahagiamu, kebahgaian kita.
Yang kuminta hanyalah suatu saat aku bisa tetap berada satu shaf didepanmu, bukan untuk menjadi kepalamu dan kau menjadi buntutku, tapi untuk berdo’a bersama dan berterima kasih atas kebahagiaan yang dianugerahkan untuk kita.
🌹🌹🌹
Wahai Hati…
Bersabarlah dalam menanti.
Yakinlah janji-Nya adalah pasti. Pada akhirnya, kebahagiaanlah yg kelak akan diraih.Wahai Jiwa…
Tenanglah dalam lara.
Percayalah, bahwa janji-Nya adalah nyata, janganlah ragu atas kehendak-Nya, Dia lebih tahu mana yang terbaik untuk para hamba-Nya.Wahai Raga…
Tetap istiqomahlah dalam asa. Cinta yang suci sedang menguji keimanan kita.Seberapa sabar kita dalam menunggu…
Seberapa kuat kita saat tertatih…
Dan seberapa tegar kita disaat rapuh…
Segala uji dan coba-Nya tak pernah sia-sia, dibalik itu semua pasti ada hikmahnya, bersabarlah untuk suatu Keindahan.
Kebahagiaan itu pasti akan datang, disaat yang indah di waktu yang tepat.
Ya Allah, jika benar dia adalah yang terbaik untukku, satukan aku dan dia hingga ke akhir hayat kami. Jika dia tercipta untukku, kekalkan rasa sayang kami hingga akhir nafas kami. Dan dekatkan hatiku dengan hatinya. Andai telah ditakdirkan dia jodohku maka aku terima dia seadanya.
.
.
.
.
.
.
Bersambung
.
.
.
.
.
.
.
Tunggu chapter selanjutnya😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk calon makmumku
Non-FictionInilah aku apa adanya. Yang tidak ingin di pandang Indah oleh sepasang mata Sampai semua orang terkesan melihatnya. Karena, Indah di mata manusia, Trkesan manusia melihatnya, Tapi tidak ada artinya di mata Allah.