Prolog

133K 4.4K 163
                                    

" Terjebak." Setidaknya itu kata yang tepat untuk posisiku sekarang ini. Dia benar benar gila.
Dan sekarang, aku dipermalukan dengan berdiri di sini dan menahan kedua tangan menutupi dadaku yang setengah telanjang.

1 permainan lagi, jika dia kalah aku akan benar benar telanjang. Pria pria di sisinya sudah jelas menatapku lapar.

Tidak, aku bukan gadis nakal. Aku hanya seorang dokter yang terus berusaha meyakinkannya kalau aku akan bisa menyembuhkan penyakitnya. Jujur, bahkan sebenarnya aku tak bisa percaya itu

-------- DOR

Senin, 29 October 15 tahun yang lalu.

Seorang anak ditemukan meringkuk di bawah meja dengan tubuh berlumuran darah. Dia adalah Andrew Abraham. Satu satunya keluarga Abraham yang tersisa setelah tragedi pembunuhan keji yang membantai habis seluruh anggota keluarganya. Bocah berusia 5 tahun yang malang, ia bersembunyi di sana selama 3 hari. Sampai mayat kedua orang tua dan kakaknya membusuk.
Andrew menjadi pendiam setelahnya, tak pernah bicara dengan siapapun selama berbulan bulan, tidak pergi ke sekolah dan selalu berteriak di tengah malam.

Tak ada satupun yang bisa menangkap pembunuh dan motivenya. Kejadian itu seperti misteri yang tak mudah terkuak. Mungkin seiring berjalannya waktu kita akan menemukan kebenarannya. Entah kapan..

Lalu, 5 tahun kemudian. Andrew terlibat perkelahian dengan teman 1 kelasnya, ia tiba tiba meraih balok besi dan menghantamkannya berkali kali pada wajah sahabatnya. Anehnya, anak itu justru tertawa puas. Benar, ada yang aneh dari diri Andrew.

Dia hampir membunuh seseorang hanya karna teguran ringan soal kelas melukis.
Sejak saat itu, sosok Andrew menjadi pembicaraan hangat di media sosial. Ia tak lagi pernah menunjukkan dirinya di muka umum.

Seiring berjalannya waktu, pembicaraan tentangnya mulai pudar. Hingga....

----- Standford University, California

Gadis itu mendengus kesal melepas kacamata yang ia kenakan. Ia memijit pelipisnya membaca laporan yang seolah membuatnya frustasi pagi itu.

Lagi lagi, dia terancam harus menyudahi pendidikannya mengejar gelar spesialis kejiwaan di bangku pascasarjana. Wajah cantiknya benar benar kusut.

" Bagaimana ini? Beasiswaku ditolak gara gara nilai semester ini turun." Keluhnya kesal.

" Harlen ayolah, have fun jangan belajar terus. Kapan kamu akan bersenang senang? Lihat semua orang bahagia. Kamu seperti terjebak di dalam cangkang siput seorang diri." Gumam Diana kemudian mengecup bibir kekasihnya mesra

" Huft." Gadis bernama Harlen itu berdiri dari duduknya, meraih laporan itu dan beranjak pergi. Ia malas berurusan dengan hal yang ada kaitannya dengan " Cinta."

" Harlen marah." Goda Jhoey ( Kekasih Diana )

" Abaikan saja, dia sirik soalnya perawan tua."

Merekapun tertawa

Harlen menarik napas panjang, ia mendengar semua itu. Bukannya tak mau menjalin Asmara, Harlen hanya tak ingin main main saja. Ia memiliki impian, hanya suaminya yang kelak bisa melihat dan menikmati ragawinya. Dan untuk itu, ia tak mau main main.

" Bodo amat." Celetuknya kemudian kembali menatap laporannya dengan napas berat.

Namun...

" Nona Harleen Smith?"

Harlen mengangkat wajahnya. Tampak seorang pria dengan pakaian serba hitam, kulit seputih salju dan tatapan sebening kristal tersenyum berdiri di hadapannya.

DOR ( A Psycho Husband )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang