Jiao menatap Bojing dengan pandangan nanar, pemburu berita, netizen, bahkan orang yang kebetulan ada disana mengabadikan momen itu,
Berita besok pagi pasti akan panas.
"Bo-bojing...." panggil Jiao dengan suara seraknya,
Pria itu membalikan badan, menghampiri Jiao perlahan dan membuka jaket, memasangkannya pada tubuh kecil Jiao,
"Cuaca diluar dingin dan kau memakai baju tipis seperti itu, terlebih tanpa alas kaki."
Jiao langsung menghambur kedalam pelukan Bojing, air mata yang dia tahan akhirnya tumpah didada sang manajer,
"Maaf melupakanmu, maaf tak bisa menolongmu, maaf tak...."
"Sssttt.... Kenapa harus minta maaf? Kau sudah berjuang, dan juga jika takdir sudah ikut campur maka manusia hanya bisa menerima." bisik Bojing mengusap rambut Jiao menenangkan.
.
.
.
Suasana istana Yuan terlihat sepi. Para pemberontak sudah musnah, dalang pemberontak kini terikat, berterima kasihlah pada Wen yang tak hilang kendali saat menyerang pria itu, menyerang dalang tragedi ini. Menyerang pria yang telah membunuh kedua adiknya dan panglima terbaik mereka.
"Kau harusnya mati." desis Wen kesal,
"Jiao... Jiao..." Huian datang menghampiri tubuh pucat putrinya, saat mendengar kabar dari dayang dia bergegas menuju tempat festival yang sudah menjadi medan perang.
Wei Sheng memeluk bahu sang permaisuri, "Lihat wajah mereka Permaisuri. Tak ada penyesalan sama sekali." bisik sang Kaisar,
Memang benar apa yang dikatakan Wei Sheng, wajah pucat Bojing dan Jiao terlihat tersenyum tanpa beban, seolah bangga dengan apa yang mereka lakukan.
"Kau pasti bahagia bisa berkorban demi orang yang kau cintai putriku." ujar Huian mengusap wajah putrinya, dia tak boleh terlalut dalam kesedihan, dia harus kuat, dia permaisuri kekaisaran Yuan, dia harus menemani sang Kaisar dalam berbagai kondisi, meski harus kehilangan putra maupun putrinya dia tak boleh terlihat lemah.
"Kenapa wajahmu terlihat puas seperti itu Bojing? Kau senang? Kau bangga? Dan aku pun bangga padamu, meski adikku tengah sekarat tapi kau tetap melindunginya. Terimakasih," ujar Huang tersenyum sedih menatap wajah sang sahabat yang pucat.
.
"Kenapa kau ingin menurunkanku dari tahta?" tanya Wei Sheng pada otak dibalik kekacauan ini,
"Mungkin kau lupa Wei Sheng. Tapi aku adalah putra dari kakakmu yang kau bunuh di medan perang. Aku adalah putra dari Pangeran Wei Qi, Yuan Lu Bai!!" teriak Lu Bai penuh dendam,
Wei Sheng terdiam mengingat-ingat dan tersenyum kecil. Ahh kakak satu ayahnya, kakaknya putra dari selir karena itu dia tak bisa menjadi putra mahkota, dan dia adalah putra dari permaisuri yang sudah dipastikan menjadi pewaris tahta.
Tetapi saat dia dan kakaknya ditugaskan ke perbatasan mereka dihadang sekelompok orang, mereka bertarung habis-habisan dan saat dia akan terkena tusukan pedang sang kakak melindunginya, membuatnya terbunuh disana,
Dia tak tahu kakaknya sudah menikah dan memiliki putra.
"Ahh kau putra Kakakku? Begitu. Aku bahkan tak tahu jika dia memiliki istri dan putra,"
"Tentu kau tak tahu, kau mana peduli pada pria yang kau bunuh!! Jika saja Lei Shun tak mencintai adiknya aku yakin dia tak ragu membunuh ayah yang telah menelantarkannya!! Aku pasti bisa merebut tahtamu, membunuh semua keturunan busukmu Wei Sheng!!" teriak Lu Bai,
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Slip [END] (REUPLOAD)
FantasyHighest rank #9 in Fantasy Yang Jiao seorang artis yang karirnya diambang kehancuran karena skandal, dia kemudian memutuskan untuk berdo'a di kuil, saat dia menuruni tangga kuil seseorang mendorongnya, dia sudah pasrah cidera parah karena tangga ku...