Ini hari sabtu dan ini adalah jadwal rutin Raisa untuk cuci darah. Raisa memasukkan sebuah benda berbentuk persegi yang telah di bungkus kertas kado ke dalam sebuah paper bag
"Raisa, cepet!" Seru mamanya dari lantai bawah
"Iya, ma, bentar"
Raisa mengambil tas punggung kecilnya lalu ia sampirkan di kedua bahunya dan ia juga membawa macbook miliknya yang ada di genggamannya, tidak lupa paper bag yang tadi sudah ia isi dengan sebuah benda persegi. Setelah itu Raisa langsung bergegas keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga untuk menuju lantai bawah
"Ayo, ma"
Raisa dan mamanya menuju rumah sakit menggunakan kendaraan roda empat yang di kendarai oleh mamanya. Selama di perjalanan, Raisa hanya diam seraya melihat ke arah jendela mobil yang menampilkan suasana lalu lintas yang padat
"Sayang, nanti mama cuma bisa anter kamu doang ya? Tapi nanti insha Allah pulangnya mama jemput"
Raisa beralih pada mamanya. Ia menganggukkan kepalanya "kan biasanya juga gitu ma"
Mamanya menghentikan laju mobilnya tepat di depan lobby rumah sakit "yaudah aku turun dulu ya ma?"
"Iya, nanti mama WA ya, kalau mama mau berangkat jemput"
Raisa hanya menjawabnya dengan gumaman. Saat hendak membuka pintu mobil, mamanya mengintrupsi "kamu mau bawa macbook?" Tanya mamanya saat melihat macbook di genggaman Raisa
Raisa mengangguk "iya, biar gak bosen"
"Oh yaudah kalau gitu"
Setelah itu Raisa turun dari dalam mobil dan mamanya kembali melajukan mobilnya meninggalkan lobby rumah sakit
Raisa mengeluarkan handphone miliknya dari dalam saku celana jeans-nya. Raisa nampak memesan sebuah taksi online dengan lokasi penjemputan di rumah sakit dan lokasi tujuan sebuah kafe di dekat taman kota
Yang tidak mamanya ketahui adalah, bahwa putrinya ini sudah melakukan hal ini untuk yang ke sekian kalinya. Ya, Raisa tidak menjalani prosedur cuci darah dan malah pergi ke sebuah tempat seperti, kafe, perpustakaan kota ataupun rumah salah satu temannya
Tidak perlu menunggu waktu lama, taksi online yang Raisa pesan telah tiba dan dengan sigap, Raisa langsung masuk ke dalam mobil yang akan membawanya ke lokasi yang ia tuju
***
"Lo mau ke mana bang? Rapih amat" tanya Alya saat melihat penampilan kakaknya yang sudah rapih dengan jeans hitam, kaos hitam dan sneakers adidasnya
"Mau belajar di kafe deket taman kota" jawab Dalvin
"Kan belajar bisa di rumah, bang"
"Sekalian refreshing"
"Bilang aja lo mau nongkrong cantik di sana"
"Terserah lo. Gue berangkat dulu" Dalvin mengeluarkan kunci mobilnya dari dalam saku celananya dan langsung berjalan menuju garasi rumah
"Beliin gue cemilan!" Seru Alya setengah berteriak
"Iya, kalo inget" jawab Dalvin sekenanya tanpa menghentikan langkahnya
"Harus inget"
***
Raisa nampak duduk di salah satu meja di dekat jendela. Ia nampak tengah berkutat dengan macbook-nya. Akhir-akhir ini Raisa mencoba menulis sebuah naskah novel, namun, ia belum yakin untuk mengirimkannya ke penerbit saat naskah itu telah rampung
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hurts
Teen Fiction(COMPLETE) (Still revision, so i'm sorry for some chapters that are still weird or something...) I didn't know how to loving someone, until I met her Dalvin Alvaro Smith I'm so afraid to fall in love, because I thought love will make me hurt, until...