Part V

6.3K 295 7
                                    

Acha sedikit berlari karna ia tidak mau orang lain tahu bahwa ia sedang menangis.

Acha menundukkan kepalanya dan membuat Acha selalu bertabrakan dengan orang di depannya.

"Yang bener dong kalo jalan!"

Acha tidak memperdulikan ucapan dari mereka, tetapi Acha terus berlari dan ia menambah sedikit kecepatannya.

Acha tidak ingin masuk kelas. Acha tidak ingin melihat Rio. Acha tidak ingin terlihat lemah di depan teman-temannya. Acha semakin berlari dan tibalah ia di sebuah rooftop dengan di penuhi barang-barang yang sudah tidak dipakai lagi.

Acha menangis sejadi-jadinya, ia meraung2, ia berteriak sekencang-kencangnya. Setidaknya ia meluapkan kekecewaannya atas apa yang Acha lihat tadi.

Berani-beraninya Rio bersikap seperti itu. Acha tidak menyangka.

Lalu Acha duduk dengan kedua lutut ditekuk dan di tenggelamkan wajahnya. Acha masih menangis, bahunya bergetar.

"Nangisin aja sampe lo puas, jangan di pendem lagi"

Acha langsung menghentikan tangisannya dan menaikkan kepalanya perlahan.

"Mau ngapain lo disini?" tanya Acha dengan nada sendu
"Tadinya mau nyari komputer bekas buat dijual, eh ada lo.."

Acha sedikit tertawa, setidaknya ia menghargai cowo di hadapannya yang Acha tahu ingin menghibur Acha.

"Bangun.. Rok lo kotor tuh.."

Tanpa menggubris perkataan cowo di hadapannya, Acha langsung mengecek roknya dan benar banyak debu yang nempel di rok Acha.

Acha berjalan dan samping-sampingan dengan cowo tersebut yang langsung mengarahkan keadaan ibukota Jakarta dari atas.

"Lo sering kesini lang?" tanya Acha dengan nada yang masih sendu.

Yak, cowo tersebut adalah Galang. Teman sebangku Rio dan teman terdekat Rio.

Galang hanya tersenyum simpul mendengar pertanyaan Acha.

"Semua orang ingin ngerasa nyaman kan? Dan mereka melakukan dengan berbagai cara Cha. Lo nanya gue sering kesini? Bukan sering lagi.. Gue hampir tiap saat kesini. Karna inilah tempat ternyaman gue.."

Acha masih setia mendengarkan Galang mencurahkan isi hatinya

"Tidak dengan di rumah Cha"
"Di rumah? Kenapa di rumah lo?"

"Semenjak orang tua gue bercerai.. Mereka melupakan gue gitu aja, dan sekarang gue tinggal dengan orang lain yang sebagai orang tua angkat gue, sikap mereka awalnya baik tapi makin kesini mereka berubah, menjadi sosok yang tidak ingin semua orangpun mengenalnya"

Acha semakin penasaran dengan kisah hidup Galang. Yang Acha tahu, Galang adalah anak yang humoris, dan berkecukupan. Tapi itu semua hanyalah topeng yang Galang pasang untuk menipu semua orang.

"Menjadi sosok yang tidak ingin semua orangpun mengenalnya? Mereka nakutin? Mereka kanibal? Atau mereka suka nyulik anak kecil?" tanya Acha polos.

Galang tersenyum melihat Acha yang sangat polos. Terkadang Galang sangat kasihan kalau Acha sedang di marahi Rio. Gadis mungil dengan rambut ikal dibawahnya sangatlah sesosok orang yang polos.

Galang membuka baju seragamnya dan menunjukkan luka yang lumayan lebar dan berwarna keungu-unguan di perut bagian kirinya.

"Kenapa itu lang?" tanya Acha
"Ya ini.. Sikap mereka.. Setiap hari mereka berantem dan sasarannya gue, ada masalah di kantor yang kena gue lagi, ini luka baru semalaman lho.. Dan masih banyak lagi Cha di punggung gue"

Over PosesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang