OUR

41 1 0
                                    

-Jinyoung POV

"Yahhhh...... jungyonnie, bangunlah ini  sudah jam 6 pagi, sampai kapan kau akan tidur ? "

beginilah rutinitas ku setiap pagi, membangunkan kerbau mati yang tak lain adalah sahabat kecil ku. Pada akhirnya aku mengambil segelas air  dan menunpahkan dengan sengaja di mukanya.

"Opppssss  tanganku terselip"
Ucapku seakan aku berpura-pura tak sengaja menumpahkan air itu.

"Yaaaahhhhhhhh apa yang kau lakukan ?
Apa kau ingin membunuh ku ?
Aku akan bangun jika aku ingin bangun" ucap jungyeon dengan muka geram pada ku.

"Benarkah kau akan bangun ? Kalau aku tidak membangunkanmu mungkin kau akan tidur selamanya tau. Sudahlah, sana cepat ganti baju mu atau kau ingin aku yang membukannya untuk mu???
Hahahhahah"

"Dasar mesum" mendelikan matanya kemudian ia Jungyeon bergegas mengganti bajunya dengan seragam sekolah. Aku menunggunya di meja makan bersama eomma dan appanya dan kedua eonninya. Setiap hari aku sarapan di rumah jungyeon bersama keluarganya karena aku hanya tinggal di apertemen  sendirian seluruh keluargaku pindah ke Busan.

Tak berapa lama kemudian jungyeon bergabung dengan kami di meja makan, sarapan yang begitu nikmat ditambahkan dengan suasanya keluarganya yang hangat yang membuatku tidak merasakan kesepain sedetikpun. Orang tua jungyeon pernah menawarkanku untuk tinggal bersama mereka. Namun, keluargaku tidak menyetujuinya dengan alasan agar aku bisa mandiri dengan hidup sendirian di Seoul.

"Kami berangkat" ucap ku dan jungyeon bersamaan sambil aku mengayuh sepedaku.

Jalanan yang setiap harinya kami lalui  di tumbuhi pepohonan yang rimbun namun rapi dan indah. Pepohonan yang selalu berubah warna mengikuti musim diiringi dengan bau angin membuat ku dapat menenangkan pikiranku.

"Jinyounggiee....., apa kau mendengar ku ?
Aku telah memanggilmu dari tadi, apa kau mendengar ku ? jinyougiiee"
Jungyeon menarik-narik baju seperti anak kecil dan mebuyar kan semua lamunanku.

"Iya aku mendengarkanmu kenapa ?" Ucapku dengan malas.

"Nanti sore aku akan ada kegiatan club basket kau tak perlu menunggu ku" ucapnya.
Memamang ku akui kami selalu pulang bersama bahkan terkadang jungyeon menunggu ku hingga kegiatan student council berakhir, dengan alasan dia memiliki kegiatan club juga, aku tak pernah mengerti isi kepalanya.

"Siap tuan putri, lagian aku juga tidak ingin menunggu mu" jawab ku sambil tersenyum mengejeknya.

Beberapa saat kemudian kami telah tiba di sekolah, kami kemudian berpisah dan menuju loker masing- masing dan kemudian aku melihat jungyeon pergi bersama teman-temanya menuju ke kelas.

-Jungyeon POV

Ahhhhhhh......., akhirnya aku menyelesaikan kegiatan club ku, ini lebih awal dari yang ku kira.

Aku berlari menuju ruangan kelas ku berharap jinyoung masih berada disana. Hufffttt.... ternyata aku tidak menemukan jinyoung dimanapun dengan perasaan kecewa aku mengambil tas ku dan berniat untuk pulang sendirian, padahal aku tidak menyukai pulang sendirian.

Saat perjalan pulang aku mampir sebentar ke toko buku, hobiku  membaca novel klasik membuatku selalu menyempatkan diri mengunjungi toko buku ataupun perpustakaan.

Setibanya aku di toko buku aku berkeliling - keliling mencari buku yang ku inginkan. Buku ini sangatlah menarik mencerikatan bahwa cinta dapat datang dimana saja dan kapan saja bahkan dapat memisahkan manusia sekalipun menarik bukan, buku itu berjudul Snow Country karya Yasunari Kawabata.

Aku memlirik satu persatu buku yang berada di depan ku dan akhirnya aku menemukanya, disaat aku hendak mengapainya aku melihat sebuah tangan menghampiri buku itu duluan, perlahan aku melihat wajah pemilik buku yang hendak menjadi milik ku.

"Yahhh...., buku itu milik ku, aku hendak mengambilnya" kata ku pada pria tampan, tinggi dengan senyuman sinis yang membuat ku sedikit merinding.

"Aku duluan yang menyentuhnya, siapa cepat dia dapat" jawabnya dengan santai, dan perlahan meninggalkan ku. Aku sangat marah dengan perlakuan sombongnya tanpa berpikir panjang aku mengambil sebuah buku dan melemparkan tepat di kepalanya dan kemudian aku lari meninggalkan toko buku itu.

Setibanya aku dirumah aku langsung menghempaskan tubuhku diatas kasur, perlahan rasa mengantung menghinggapi mata ku seolah memaksaku untuk menutup kedua mataku.

Tling...Tling....Tling....

Suara handpone yang membangunkan ku yang berdering keras, perhalan ku lihat nama yang tertera di layar.

Jung : waeeeee  ?? jinyoungiee

Jin :  kau dimana ? Aku di lapangan basket di dekat taman sekarang, kemarilah aku tunggu dalam 5 menit.
Tut.... tut.... tut....

Apa-apan dia ? selalu saja menyuruh ku menghampirinya mendadak. Aku menggurutu dan bergegas menusul jinyoung.

Setibanya aku di lapangan aku melihat jinyoung sedang bermaain basket bersama dengan seorang lelaki yang aku rasa tak asing bagi ku.
Tidak berniat utuk mengangu mereka aku hanya duduk membelakangi lapangan basket tersebut. Tak berapa lama kemudian jinyoung mengetahui keberadaan ku dan menghampiri ku.

"Jungyeonnniee, kenapa kau tak bilang kau telah berada disini ?"

"Aku hanya malas mengangu mu, katakan apa yang ingin kau sampaikan pada ku sehingga aku harus terbangun dari tidur cantik ku. Cepatlah aku ingin kembali tidur, kenapa aku harus repot- menghampiri mu" kata ku dengan malas.

Perlahan jinyoung melmparkan sebuah tas yang berisikan buku pada ku, aku mulai melirik cover buku itu.

"Woooooowwww......" dengan kegirangan aku melompat-lompat seperti anak kecil.

Jung: "Dimana kau mendapatkanya ?? Aku telah mencarinyadi toko buku manapun hingga aku harus bertemu dengan seorang pria  menyebalkan yang merebut buku ini dari ku tadi sore" gerutu ku.

Jin : "Aku tidak sempat ke toko buku, sepupukulah yang aku titipkan untuk membelinya"

Jung : "Tunggu sebentar, kenapa kau membelikanku buku ini ?" Lirik ku curiga.

Jin : "kenapa kau selalu mencurigai niat baik ku ?? Aku tidak meminta imbalan "

Jung : "come on, aku telah mengenalmu dari kita kecil, kau tak akan berbuat baik pada ku apalagi sampai membelikan ku buku. Katakan apa yang kau mau ??"

Jin :"Sikap baik memamang tak pernah mempan pada mu, tapi aku tidak berniat apa2 pada mu kali ini. Anggap saja itu hadiah ulang tahun mu dari ku okay"

Mendengar perkataan jinyoung membuat ku semakin curiga, tapi yah sudahlah yang penting aku mendapatkan buku yang aku inginkan.

"Yahhh... jinyoungga kau mengabaikan ku" sebuah suara bersal dari arah belakang ku, kemudian kami serenta menoleh. Sontak aku kaget melihat sosok yang memanggil jinyoug.

"Kaaauuuuuuu.......,Kau wanita kurang ajar, yang melemparkan buku di kepalaku " bentak pria itu kepada ku."

Jung : "Siapa yang kau bilang kurang ajar ? Kau lah yang kurang ajar yang merebut buku ku" ucapku berdalih. Kami terus saja adu mulut sampai jinyoung menghentikan kami

Jin : "heiiiii.... sudah-sudah. Kalian saling mengenal ??  Jungyeon ini spepupu ku Jaebum mulai hari ini dia akan tinggal bersama ku. Jaebum ini jungyeon teman ku dari kecil" jinyoung saling memperkenalkan kami.

Jb : "Kalau aku tau buku itu untuk mu aku tidak akan sudi membelikanya untuk wanita gila sepertimu" ucapnya sedikit berbisik.

Jung : "heiiii kau jaga mulut mu"

Jin : "sudahlah kalian seperti anak kecil saja sih"

Mendengar ucapan jinyoung kami pun terdiam.

"Yah sudahlah aku ingin pulang dulu, trimakasi yonggie bukunya sambil melambaikan tanggan" ucapku dan berlalu"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mean loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang