Sudah seminggu ini perpustakaan SMA Bumi Putera diramaikan oleh banyaknya murid kelas X yang berkunjung mencari refrensi untuk tugas mereka. Dan selama itulah Shaila disibukkan dua kali lipat oleh mereka, entah untuk merapikan buku-buku yang tergeletak dimana-mana atau melayani para adik kelasnya yang meminjam buku.
Mungkin pekerjaan Shaila tidak akan begitu berat jika Arka menjalani hukumannya dengan menata kembali buku-buku sesuai tempatnya, namun kenyataannya anak itu tetap tak melakukan apapun tentang tugasnya itu dan membuat Shaila semakin kewalahan dibuatnya.
Memang Arka selalu menurut pada Shaila yang terus menjemputnya setiap hari setelah pulang sekolah tanpa perlawanan, namun saat sampai di ruangan yang selalu sudah dipenuhi oleh murid kelas X, Arka memilih untuk berjalan ke tempat favoritnya di ujung rak dan melakukan kegiatan biasanya, entah membaca komik, bermain game ataupun tidur.
Tak ada sedikitpun perasaan ingin membantu Shaila yang selalu kesusahan mengurus perpustakaan seorang diri. Memang jika untuk membersihkan lantai atau debu-debu yang ada di perpustakaan, sekolah sudah memiliki seorang cleaning service, namun untuk kegiatan yang menyangkut peminjaman buku atau kerapihan buku, sekolah mempercayakannya kepada murid dan Bety yang hanya bisa berjaga saat istirahat saja.
Rasa jengkel Shaila kepada Arka tentu saja semakin membesar karna lelaki tak bertanggunng jawab itu tak pernah merasa bersalah sama sekali padanya yang mengerjakan hukumannya, seperti sekarang ini. Shaila yang masih sibuk dengan adik kelasnya yang ingin meminjam buku, Arka justru tidur di pojok sana.
Shaila menghela napas lega setelah selesai tugasnya dengan adik kelasnya, gadis itu mengangkat kedua tangannya tinggi dan merenggangkan ototnya yang terasa kaku. Shaila melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 16:53, klub voli sepertinya masih berlatih.
Dengan cepat Shaila menghampiri Arka yang sedang tertidur di atas kursi panjang, kaki kirinya terjulur ke bawah sedangkan kaki kanannya dilipat ke atas, kedua tangannya berada di lantai dan wajahnya tertutup oleh komik Naruto. Shaila menghela napas berat melihatnya.
“Arka bangun!” Shaila mengguncang kursi panjang dengan kaki kanannya. “bangun, Arka!”
Tak ada jawaban, Arka masih tetap pada posisinya.
Shaila menarik napas panjang sebelum mengeluarkannya dengan kasar, gadis itu lalu menendang kursi panjang itu dengan keras hingga Arka langsung terduduk. “BANGUN!!”
Mendadak Arka merasakan pusing di kepalanya karna tiba-tiba saja dipaksa terbangun. Lelaki berambut coklat itu menatap Shaila dengan sadis. “Bisa gak banguninnya b aja?”
“Kalo gue bangunin lo b aja, lo gak bakal bangu!” tangan Shaila menunjuk ke arah depan. “Di depan buku-buku berantakkan, bersihin! Seenggaknya buat satu hari ini aja tolong ringanin beban gue.”
Arka menggaruk belakang kupingnya. “Lo mau kemana?”
“Gue mau latihan voli, udah seminggu ini gue gak ikut.” Shaila menunjuk wajah Arka dengan telunjuk kanannya. “Gue balik harus udah rapi!”
Setelah mengatakan hal itu, Shaila pun pergi meninggalkan Arka yang menatap kepergiannya dengan malas. Bukannya mengerjakan apa yang disuruh oleh Shaila, lelaki itu lantass mengeluarkan ponselnya dari dalam saku dan memilih aplikasi game online yang selalu ia mainkan.
Sekitar sepuluh menit Arka serius dengan permainan di ponselnya, benda berwarna hitam pekat itu bergetar dan menampilkan pop up pesan dari Reyhan. Melihat pesan dari sahabatnya itu, Arka lantas mengambil tasnya dan berlari keluar dari perpustakaan.
Dengan santai Arka berjalan menuju area parkir motor saat matanya menangkap sosok Shaila yang tengah melakukan servis bola voli. Gadis yang berada di tengah lapangan itu setengah membungkuk dengan menempelkan kedua telapak tangannya di lututnya, lalu membasuh keringat yang bercucuran di dahinya, dia terlihat sangat kelelahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Busybody Girl ✓ (COMPLETED)
Novela JuvenilKehidupan SMA Shaila Anggun Permata menjadi jungkir balik saat dirinya yang merupakan seorang busybody menyelamatkan Arka Putra Atmadjaya yang adalah preman sekolah dari maut dan membuat lelaki yang membenci hutang budi itu terpaksa menurut semua pe...