Prolog

24 3 0
                                    

Siapa sangka ? Malam itu adalah malam dimana semuanya berubah. Malam sunyi tepat pukul 11 malam yang berdetik dengan tepatnya, bunyi telfon yang berdering kencang memecahkan kesunyian. Semuanya bermulai saat itu juga.

Kali ini aku bakalan nyeritain tentang, yah aku akan menceritakan mengenai diriku. Mengenai seorang gadis yang membawa mawar indah yang berwarna merah darah dengan indahnya ditengah malam sunyi ditemani dengan sepeda vintage biru yang ia miliki, yah itu adalah aku, namaku Jasmine, dan semuanya bermula pada malam sunyi kala itu.

"Bun, Bunganya udah aku masukin semua, trolinya ikut dimasukin gak ?" Seruku bermain dengan troli yang entah kenapa Bunda miliki ditoko bunga seperti ini. "Bawa masuk aja dek, lagi banyak anak-anak iseng ntar troli Bunda dibawa lari lagi," balas Bunda yang masih sibuk menyiram bunga kesayangannya ditengah malam seperti ini.

Baiklah, aku dan Bunda sekarang berada ditoko Bunga milik Bunda yang baru saja ia buka 3 bulan lalu. Ini sudah cita-cita Bunda untuk memiliki toko Bunga karna Bunda yang begitu cinta dengan segala hal yang berkaitan dengan Bunga, termasuk diriku. Namaku Jasmine Petunia, yah namaku cukup unik dikalangan remaja seperti diriku. Bunda memberikan nama seperti itu karna ia begitu menyukai bunga Jasmine dan juga Bunga Black Petunia yang masih ia simpan dirumah.

"Baiklah Bun, Jasmine masih gak ngerti kenapa Bunda mesti beli Troli ditoko bunga," seruku sambil membawa troli itu masuk kedalam. "Entalah, Bunda hanya menyukai warnanya, tapi Bunda pikir kau menyukai Troli itu," jawab Bunda yang bingung dengan jawabannya sendiri. "Karna aku bosan, maka dari itu aku sering bermain dengan Troli tua ini," jawabku tertawa sambil mendorongnya perlahan.

Setelah semuany terlihat rapi, toko bunga kami siap untuk ditutup malam itu. Toko Bunga kami akan tutup tepat pukul 11 malam, karna jarak toko kami juga yang tak terlalu jauh dari rumah maka dari itu kami memilih untuk tutup sedikit malam. Aku sudah memikirkan untuk berbaring diatas kasur empukku dan melanjutkan membaca novel yang baru saja kupinjam dari perpustakaan sekolah. Tapi semua itu harus terhenti saat telfon tua yang Bunda miliki berdering..

"Toko Bunga Jasmine, ada yang bisa saya bantu ?" Seru Bunda mengangkat telfon itu. Bahkan aku sudah menunggu Bunda diluar agak bisa segera pulang. "Baiklah, 1 bucket bunga mawar merah, baiklah, silahkan ditunggu," lanjut Bunda lalu menutup telfonnya. "Pesanan Bun ?" Tanyaku berbalik, "satu pelanggan untuk malam ini," balas Bunda tersenyum aneh terhadapku. "Apa ?" tanyaku aneh, "Jasmine, tolong bunda yah," jawab Bunda dengan wajahnya yang memohon, "bunda inikan udah malam, Jasmine ngantuk," seruku menolak permintaan Bunda. "Ayodong dek, mau yah, lumayan loh, kan kita gak boleh nolak rejeki," pinta Bunda lagi. Kala itu aku harus mengalah, menunda bayanganku membaca novel indah itu diatas ranjangku yang empik dan digantikan oleh mengayuh sepeda biruku untuk mengantar 1 bucket mawar merah tepat pukul set 12 malam.

"Ini terakhir kan Bun," seruku yang sudah siap mengayuh sepedaku malam itu. "Iya, itu udah terakhir, kamu hati-hati yah dek," balas Bunda. Jangan salahkan Bunda, kalian pasti akan berpikiran kenapa Bunda membiarkan anak gadisnya keluar tengah malam seperti ini, sebenarnya aku ini lulusan sabuk Hitam, jadi sudah pasti aku bisa menjaga diriku sendiri, walau aku tak menjamin.

Didalam kayuhan pedal sepedaku, aku kerap berpikir aku akan mengantarnya dengan cepat dan kembali dengan cepat lalu melanjutkan kegiatanku untuk membaca novel dikamarku. Ternyata, keberuntungan berpihak padaku, rumah tempat pesanan bunga yang aku bawa ternyata tak terlalu jauh dari Toko Bunga milik kami, jadi aku tak perlu mengayuh sepedaku terlalu jauh. "Pesanan dari Bunga Jasmine," seruku sambil memencet bel rumah yang cukup besar itu didepanku. Aku masih menunggu jawaban, tapi tak ada orang yang keluar dari sana. "Pesanan dari Bunga Jasmine," seruku sekali lagi, dan masih tidak ada jawaban yang membuatku sedikit kesal. "Pesanan dari toko bung...." seruku berteriak hingga akhirnya pintu tersebut terbuka.

"Ah, maaf aku gak dengar dari dalem," balas pria yang ada didepanku. "Ini, 1 bucket bunga mawar dari Bunga Jasmine," seruku mengantarkan pesanannya. "Ini, terima kasih banyak," jawabnya menerima bunga tersebut dan memberikanku uang bayaran dari bunga itu. "Terima kasih banyak sudah memesan di Bunga Jasmine," balasku seperti biasa setelah mengantar pesanan. "Tunggu, kamu nganter ini sendiri ?" Tanya pria itu. "I...iya ?". "Naik apa ?" Tanyanya lagi. "Sepeda, tuh," balasku sambil nunjukin sepeda kesayanganku didepannya. "Tengah malam gini ? Kamu gak takut ?". "Haha tunggu, biarkan aku berpikir, oh yah, harusnya aku takut, tapi kau membutuhkan bunga itu, jadi yah aku harus mengantarnya, dan selamat malam," jawabku membawa sepedaku keluar dari halaman rumah pria tadi.

"Terima kasih, hati-hati dijalannnn" serunya berteriak setelah aku pergi meninggalkan halaman rumahnya.

Pria aneh........

Bersambung.....
#JASMINE - PROLOG

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 19, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

JasmineWhere stories live. Discover now