13.Berubah

253 13 6
                                    

Jika aku harus diam untuk berada disampingmu terus,
Maka aku akan melakukannya.
Aku akan diam
Tak berbicara tentang perasaan
Perasaan yang ku temukan darimu.

💞💞💞💞💞

Author POVs

Waktu berjalan dengan begitu cepat, hingga manusia kadang tak menyadari hal itu. Dua minggu sudah terlewati setelah seorang gadis mengalami perasaan bahagia dan sakit yang datang silih bergantian. Perasaan yang membuatnya seperti orang yang memiliki penyakit jantung. Tapi kini, hubungannya dengan pemuda yang telah mengenalkannya pada cinta di masa abu-abu ini semakin dekat. Mereka terkadang terlihat pulang bersama di beberapa kesempatan. Sebenarnya sang gadis merasa kedekatannya dengan pemuda ini sangat tidak baik, bisa saja hal itu menimbulkan prasangka buruk terhadapnya bahkan yang lebih parah adalah fitnah. Apalagi sang gadis selalu mendapatkan tatapan tajam dan tak suka dari sebagian siswi sekolah tempat dirinya menimba ilmu. Yang mana hal itu tak pernah didapatkannya. Atau dulu tak sebanyak sekarang? Bahkan hal itu kembali terjadi di mulai dirinya turun dari kendaraan beroda dua milik sang pemuda.

Entahlah mulai seminggu ini, mereka selalu berangkat bersama, dan tatapan tajam dan tak suka itu mulai didapatkannya. Entah itu kebetulan atau semacam takdir? Arzi pun bingung akan hal itu. Kadang dirinya merasa risih dengan hal itu. Dia hanya bisa tersenyum. Tapi hal itu malah membuat orang yang diberi senyumannya menyinyirnya.

"Sok imut banget jadi orang." Perkataan itu keluar dari beberapa siswi yang menatapnya dan memperhatikannya berjalan.

Apa salahnya? Dia hanya mencoba menyebarkan kebaikan dengan tersenyum sesama saudara seagama. Batin Arzi bermonolog.

Dalam sebuah hadits juga disebutkan bahwa 'senyumanmu untuk saudaramu adalah sodaqoh'.

Arzi hanya mencoba menjalankan hadits itu. Dia sama sekali tak berpikiran untuk sok imut atau tebar pesona dan lainnya. Dia sadar, dia hanya makhluk lemah yang tak pantas menyombongkan diri karena kecantikan, kecerdasan dan kelebihann lain yang dimilikinya. Dia tak berhak, karena semua itu bukan sepenuhnya miliknya. Tapi kadang orang lain berpikiran lain terhadap sikap dan tingkah laku yang di tunjukkannya. Serba salah.

Arzi menghela nafas panjang. Hal itu kembali dialaminya hari ini, detik ini, disaat dirinya berjalan melewati koridor beberapa kelas seangkatannya. Dia hanya bisa menundukkan kepala dalam, menatap lantai sambil sesekali menatap kearah depan agar dirinya tak menabrak seseorang yang berjalan didepannya karena cara berjalannya yang seperti ini.

"Arzi!!"

Ada yang memanggil dirinya. Arzi sudah hafal betul itu suara siapa jadi tak ada niatan untuk menengok kebelakang--asal datangnya suara itu.

Seorang gadis berkerudung merangkul bahunya. Tapi Arzi masih terus berjalan.Dia ingin cepat-cepat berada di kelasnya. Menghindar dari semua tatapan kebencian itu, walaupun di dalam maupun di luar kelas sama saja. "Hey! Dipanggil malah enggak nengok."

"Apa Anna??"

"Kamu berangkat bareng sama Albie lagi?"

"Iya."

"Ya ampun jawabnya singkat banget. Enggak biasanya. Kamu kenapa?" oceh Anna dan kini mereka berdua telah berada di depan pintu ruang kelas mereka.

Cinta Pertamaku dan Takdir✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang