Kalian dengarkan keluhanku

86 8 6
                                    

1. Prologue

Januari 25,  1990.
Tepatnya di Leicester City.  Inggris,  Sudah 1 tahun sejak ayah dan ibu kami pergi. Aku berdiri di depan kaca lemariku dan bertanya " Jika Tuhan ada.  Aku ingin menanyakan satu hal kepada Dia. Kenapa harus kami??. ". Sembari mencari angin di luar jendela kamar, aku pun memalingkan wajahku ke luar dan melihat pemandangan.

"Vin, tolong ambilkan aku buku hitam itu. " pinta Eddie

Eddie adalah kakak pertama dari keluarga kami.  Ia merupakan orang yang tegas dan senang bercanda. Setelah memberikan buku itu,  aku pun pergi ke belakang dapur untuk mencari makanan sendiri. Karena kami yang sendiri tinggal di dalam rumah itu. Akhirnya aku harus membuat sarapan untuk kami berdua. Itu karena 2 saudara kami pindah ke ibukota dan dibawa oleh Tante tertua kami.

"Eddie,  boleh aku buat nasi goreng untuk kita berdua??." tanyaku menawarkan.

"Ohh baiklah, jangan lupa bagian ku harus lebih banyak dari punyamu. " jawab kakak

"Baiklah,  aku mengerti".

Chapter 1
Seseorang memanggilnya

  Tepat di samping ruang rawat ayah dan ibuku, aku duduk menatap keluar pintu. Anak-anak itu sedang bermain dengan gembiranya. Mereka meninggalkanku di ruangan ini sendirian. Sambil duduk menatap mereka, aku kembali memperhatikan kondisi ayah dan ibuku yang berada dalam ruang rawat. Ayahku sendiri belum siuman dari kemarin sementara ibuku sedang tertidur pulas di siang hari yang panas saat itu.  Beberapa menit kemudian terdengar suara seseorang sedang memanggilku.

"Calvin.......... " Sebuah suara panggilan terdengar dari jauh.

Ternyata Eddie beserta Keluargaku datang untuk menjenguk ayah dan ibu.  Perasaan bangga saat itu aku melihat kakak yang baru pulang dari sekolahnya di Manchester.

"Oyyy.  Kakak,  kapan kamu datang?.?"

"Aku mendengar kabar bahwa ayah dan ibu sedang sakit,  jadi aku pulang kemari untuk menjenguk.  Tadi pagi jam 04:00 aku tiba disini. "

Tante tertuaku juga membawa 2 Saudara kami.  Rio dan Arkha,  mereka berdua terlihat tersenyum saat menemuiku. Tidak lama setelah bertemu,adik ayahku mengajakku untuk bercerita di depan ruang rawat sambil bertanya-tanya keadaan ayah terhadap aku. Disaat Ayah adikku bercerita ia sempat meneteskan air mata.  Waktu pun berputar, alarm di handphone ku kala itu berbunyi tepat Pukul 13:01. Aku kembali masuk bersama adik ayahku ke dalam ruangan. Tak disangka-sangka tiba-tiba air mata itu pun berjatuhan dan aku pun sedikit menahan perasaan ku untuk menangis. Ayah ku meninggal dunia tepat di samping Ibuku waktu itu. Perawat pun dipanggil oleh bibi ku,  mereka melakukan bantuan pernafasan beribu-ribu kali tetapi hasilnya pun tetap sama.  Dia memanggilnya untuk pulang.

  Akhirnya pun kabar duka tersebar kemana-mana. Banyak orang datang melihat apa yang terjadi di ruangan itu,  ada yang memegang kepalaku sampai ada pun yang memberikan aku uang tetapi aku menolaknya.  Setelah berdiri beberapa menit kemudian. Ada yang berubah dari diriku,  setengah bagian diriku tiba-tiba menghilang entah pergi kemana.  Aku bersikap seperti orang yang baru bersosialisasi.  Tersenyum, diam,  dan melihat.

" Vin, sudah makan?? " tanya Adik ayahku.

" Belum,  paman. "

"Ayo kita makan di depan."ajaknya.

"Baiklah,  Kalau begitu. "

  Kami pun sekeluarga menuju ke jalan di depan Rumah Sakit untuk membeli makanan.

Saat sedang makan bersama-sama.

"Win, dari sini nanti kamu lanjut di Manchester lagi ya??. " tanya Om kami.

Kakakku pun menjawab "iya om, nanti lihat bagaimana kondisinya. "

  Aku pun mendengarnya dengan baik dan mengiyakannya.  Adikku yang lainnya pun begitu.

Setelah makan dari sebuah Rumah Makan di pinggiran jalan Rumah Sakit tersebut. Kami pun kembali ke ruangan bangsal dimana tempat ibuku dirawat, waktu itu alm.ayah dibawa ke kamar mayat untuk besok bisa dimandikan dengan baik.

Malam pun tiba jadi kami pun mandi dan bersiap-siap untuk menjaga ibu ku dengan kondisi saat itu.

" Vin, mama mau minum. Ambilkan air mineral dibawah sini." Mama meminta.

" Yang ini?? tidak ada air mineral,adanya hanya Teh hangat." Aku pun mengambilnya.

Dan memberi minum ibu ku. Tidak lama kemudian kakakku datang untuk tidur menginap di rumah sakit bersama ku.

"Eddie, kamu tidur dimana??"tanyaku.

"Aku tidur disitu, kamu dibawah lah."

"Baiklah."

  Malam itu tepat pukul 11.00 PM angin malam itu pun bertiup dari sela-sela pepohonan rindang disebelah ruang rawat. Waktu itu hanya ada Aku,Kakakku, dan Ibuku yang sedang terbaring dengan tabung oksigen disebelahnya. Aku masih menatap kasur yang baru 18 jam sebelumnya ditinggalkan oleh Alm.ayahku, hanya tinggal kenangan.

"Sini,kalian berdua." Panggil ayahku.

" Besok jika ayah sudah tiada di hadapan kalian berdua. Ayah punya 1 permintaan untuk kalian." Sambil berkata-kata dengan tenang.

"apa itu,yah??" Tanya penasaran kami berdua.

"Ayah ingin kalian berdua tetap belajar.......belajar mengenal orang,  belajar menghargai orang, belajar menghormati mereka, dan belajar untuk mengutamakan bahwa Tuhan adalah segala-galanya." Ringkas Ayah.

Aku pun tertegun beberapa menit setelah mengingatnya............

  Pagi setelah keesokkan harinya, aku pun bangun dengan teriakan dan tangisan yang terdengar disekitarku waktu itu. Tidak ada yang menyangka kalau Dia memanggil ibuku untuk yang kedua kalinya.Ibuku meninggal dunia dihadapan kami semua. Semua memberikan ekspresi yang berbeda-beda,waktu itu hanya kakakku yang tidak meneteskan air mata di depan ibu. Emosi dan perasaan ku tiba-tiba menghilang sekejap.

"Apa yang terjadi???."tanyaku heran

"Ibumu sedang diberi nafas bantuan." Jelas suster waktu itu.

  Diriku tinggal memegang jidat saja. Waktu itu hampir saja aku menyalahkan Tuhan. Aku bertanya terhadap Dia.

"Tuhan,itukah engkau??. Akupun tak tahu apa salah kedua orang tuaku??."

  Akhirnya detik itu,menit itu, dan jam itu kami berempat bersaudara dengan resmi menyandang status sebagai Anak yatim. "Anak yatim" kata-kata biasa yang bahkan untuk anak-anak didunia ini tidak ada artinya. Kakakku waktu itu hanya bisa terduduk untuk meratapi nasib.

A/N

Sorry, Prologue nya..author gabung dengan chapter 1..maklum author baru yang mengenal dunia penulis.

Kalian dengarkan keluhankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang