Amir pov ~
Aku mencintaimu, seperti teman
Menjagamu seperti seorang ayah
Disisimu selalu seperti malaikat
Irfan pov ~
Tak ada alasan bukan karena nafsu
Tapi memang setiap awal cinta membutakan
Tapi untuk keyakinan tetap bersamamu
Butuh alasan
Afira pov ~
Diantara kalian seperti menetapkanku
Orang egois
Cinta yang ku terima dari kalian
Benar-benar semakin membuatku
Rasa bersalah
#
1- Pertemuan
Ricuh tak tebendung, terlebih lagi sekolah-sekolah pusat kota, ditambah lagi siswa-siswi baru tahun ajaran baru 2016-2017 ini. SMAN 3 Pancasila salah satu sekolah favorit di kota ini, menjadi sekolah keputusan dua tahun terakhirnya bersekolah, setelah keputusan pindah dari sekolah lamanya. Gadis kurang lebih 16 tahun ini berjalan menyusuri jalan halaman sekolah sampai bertemu dengan satpam dan bertanya "Assalamualaikum pak ruang TU dimana ya?" tanyanya polos. "Waalaikum salam, oh ya, sini bapak antar, biar lebih enak" jawab pak satpam ramah.
Menelusuri jalan berikutnya, sesampainya dekat dengan TU. "Itu dek tinggal lurus, nah lagian sudah ada nama ruangnya, tinggal masuk aja" pak satpam menjelaskan ramah. "Terima kasih pak". Memasuki ruang TU. "Assalamualaikum bu"
"waalaikum salam, oh murid pindahan itu ya!" jawab bu Endang selaku karyawan TU.
"Afira kan? Ya udah tunggu dulu mau nelepon"
"Iya bu, silahkan"
Tiba-tiba seseorang masuk dengan tergesa-gesa, seorang cowok tinggi, kulit sawo matang, manis, dan terlihat friendly ini tampak kewalahan, padahal masih pagi. Cowok itu berdiri dekat gadis itu, hingga gadis itu dibuat kikuk olehnya.
"Assalamualaikum bu Endang" salamya sontak membuat bu Endang segera menjawab "Waalaikum salam, masya allah Amir, kamu ini! Ada apa?"
"Ini bu, daftar anak-anak baru yang lama, mohon di fotokopi plus saya minta rekapan osis yang fotokopian bu" cerocosnya cepat. "Pelan-pelan le, tak kasih kok, oh ya kamu dipanggil bu Fatim tu, oh ya nduk kamu ikut pak ketos ini ya"
"Bu Fatim, kenapa bu?"
"Udah, ini lo, ibu dapet telepon dari beliau barusan" sambil melihatkan daftar last calling hp beliau. "Ya udah sana ke bu Fatim dulu"
"Iya bu, mohon ya bu, fotokopiannnya"
Mereka berjalan berdua, namun langkah kaki cowok itu tampak lebih cepat darinya, sampai sesekali ia berlari kecil, dan sepertinya cowok itu lupa jika ada seseorang dibelakangnya. Sesampainya di ruang guru kimia.
"Assalamualaikum bu, cari saya?"
"Waalaikum salam, iya Mir, wah kebetulan" jawab bu Fatim sambil menoleh ke arah belakang Amir. Amir baru sadar kalau dia dititipi untuk membawa gadis itu, tak heran gadis itu dibawa kewalahan juga karenanya.
"Amir emang jadi ketua osis sampai segitunya ya, lupa semuanya"
"Ya Allah, saya lupa bu, habis saya buru-buru" segera "Maaf ya" meminta maaf pada gadis tersebut.
YOU ARE READING
UNDER 00 - Skool Luv Affair
Teen FictionAfira sangat beruntung dekelilingi cowok yang sangat menyayanginya, tetapi cintanya masih ragu diantara kedua belah pihak Amir dan Irfan, untuk yang menjadi seseorang yang spesial untuk pertama kalinya, ia memikirkannya dengan hati-hati, jangan samp...