BAB 1 : Chapter 1 keluarga baru

710 20 4
                                    

Setelah lulus dari pondok pesantren, kini gadis remaja itu sudah berubah 190° dari sebelumnya, ia pun sudah berhijab dan insya allah ISTIQOMAH.

Ia juga sudah mulai meninggalkan dunianya yang penuh dengan kemaksiatan. Selama ia di pondok ia banyak mendapatkan syafaat dan tentunya ia lebih dekat dengan sang maha pencipta. Allah S.W.T.

Awalnya terasa berat untuk ia jalani tapi seiring berjalannya waktu ia mulai terbiasa dengan hidup islami.

Ia pun sudah terbiasa puasa sunnah, seperti puasa senin-kamis, puasa daud, ataupun puasa yaumul bid. Bahkan dia yg tadinya orang yg boros, suka menghambur-hamburkan uang untuk hal yg tidak berguna, kini ia sudah bisa mengatur keuagannya menjadi lebih baik.

3 tahun ia mondok, ternyata membawa keberkahan untuk dirinya, keluarganya ataupun lingkungan setempat. Jika dahulu ia tidak pernah atau jarang solat 5 waktu dan selalu mengutamakan dunia, tapi kini ia berbeda, ia mejadi akhwat sholehah, mandiri, dan selalu mengingat Allah dimana pun dan kapan pun ia berada, dan jangan lupakan satu hal lagi, ia seorang HAFIDZOH. Masya Allah.

Hari ini dan tahun ini, ia sudah resmi lulus dari pondoknya, ia termasuk santri tercepat dalam menghafal Al-quran di banding teman-temannya yg lain, dan pengabdiannya pun juga telah usai. Sekarang tinggal bagaimana mereka mengamalkan ilmu-ilmu yg ia dapat dari pondoknya.

Gadis itu ialah Melody Nurramdhani Laksani, berusia 25 tahun.

Baru selangkah ia keluar dari pondok pesantren bersama ustadzah nya, tiba-tiba seorang pria dewasa berpakaian rapih bak karyawan kantoran, kira-kira umurnya sekitar 40an menghampirinya.

"Maaf permisi, dengan saudari Melody Nurramdhani Laksani?" ucap pria itu dengan sopan.

"Iya benar, siapa dan ada apa ya?" jawab Melody lembut dan begitu sopan.

"Perkenalkan saya Fikri Zulfikar, dari Universitas Indonesia bagian perdosenan (ini gue ngarang, anggap aja bneran ada 😂✌), anda di minta untuk menjadi seorang dosen di fakultas matematika dan IPA. Apakah anda bersedia?" ucap pria itu panjang lebar.

Melody dan sang ustadzah terbengong, saling pandang, tak percaya dengan apa yg baru saja mereka dengar.

"Hhmm gimana kita bicaranya di dalam saja, silahkan masuk pak" ucap sang ustadzah mempersilahkan pria itu masuk.

Mereka pun masuk ke dalam pondok pesantren dan mulai membicarakan tentang hal tadi dengan lebih serius.

"Coba bapak ulangi yang tadi, bagaimana?" tanya ustadzah nya Melody sdngkan Melody hanya menjadi pendengar.

"Baik, jadi..."

.

.

.

Setelah perbincangan dengan salah seorang staff di UI, Melody segera melangkah pulang dengan hati gembira.

Melody memasuki gerbang rumahnya yg besar bak istana, sebelum masuk ke dalam rumah, ia memperhatikan bangunan mewah itu terlebih dahulu.

"Masih sama tidak ada yg berubah" monolognya.

Setelah itu ia segera masuk ke dalam rumah mewah itu.

Ceklek

"Assalamualaikum" ucapnya sambil memasuk rumah.

Di dalam tepatnya di ruang keluarga terdapat wanita paruh baya sedang bersantai menonton tv, sepertinya wanita itu tidak menyadari kedatangan putrinya.

Melody memandang wanita itu lekat-lekat tanpa ada niat untuk mendekatinya. wanita yg melahirkannya dan membesarkannya sekarang ada di hadapannya.

"Bunda, imel kangen bgt" ucapnya pelan hampir tak bersuara.

Muslim StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang