15

325 55 0
                                    

"Jadi, semua omongan kamu tadi serius? Maksutnya, kamu beneran suka sama Mas?" tanya Mas Devan.

"A- ehm." gumam gue gak jelas.

"A ehm apa? Jawab yang jelas dong." desak Mas Dev.

"Iya, aku suka sama mas. Gak boleh ya? Salah?" tanya gue setengah emosi.

"Iya salah, cara kamu ini salah." jawab Mas Dev setengah teriak.

"Kenapa salah? Kan wajar orang jatuh cinta." jelas gue.

"Aargh! Iya wajar, tapi kamu salah jatuh cinta sama Mas. Kita gak seharusnya saling suka," kata Mas Dev.

Tunggu deh, saling suka? Oh, lah berati Mas Dev juga suka sama gue gitu?

"Tunggu, mas Dev suka juga sama aku?" tanya gue spontan.

"Enggak, sama sekali enggak." jawab Mas Dev mantap.

"Terus sikap manis Mas Dev selama ini?" tanya gue.

"Kenapa? Kamu baper?" tanya dia.

Sialan, gue dikatain baper. Ini orang otaknya dodol. Gimana gak baper kalo dia secogan ini belum lagi sikapnya.

"Ya lo pikir, sikap lo kayak gitu bisa gak bikin orang baper?" tanya gue balik.

"Iya, Mas akuin iya. Tapi asal kamu tau Mas kayak gitu cuma sebatas Adik dan Kakak gak lebih. Mas gak ada rasa sama kamu." jelas Mas Dev yang bikin gue kaget.

Jadi, selama ini gue salah ngartiin? Berarti ini guenya aja yang kebaperan sama sikap Mas Dev?

"Jadi?" tanya gue.

"Iya, kamunya aja yang kebaperan!"

Fix gaes, nyesek bin sakit gitu rasanya di skak mat kayak gitu!

"Arrgh! Makanya ya Mas lain kali kalo mau bersikap tuh dipikir. Otak lo gak mikir apa merlakuin manis ke jomblo." protes gue.

"Mas bersikap manis, ya sebatas saudara. Gak lebih, bukannya kamu itu pengen banget punya Mas?" tanya Mas Dev.

"Iya sih, yatapikan gak gitu."

"Hahaha, makanya cari pacar. Kamu sih gengsi - gengsian sama Rangga." ledek Mas Dev.

"Woy, mana ada cewek mulai duluan!" seru gue gak terima.

"Katanya emansipasi wanita," kata Mas Dev.

"Gak gitu juga. Harga diri gue," kata gue.

Sumpah Devan ini gila tadi marah - marah sekarang godain gue. Maunya apasih? Gue tampol juga ini orang.

"Yaudah sih, pokoknya Mas mohon hapus rasa kamu kamu Mas. Mas gamau karena hal itu nanti kita jadi beda." jelas Mas Dev.

"Maksutnya?" tanya gue.

"Mas gamau, karena cinta persaudaraan kita putus. Gak ada yang lebih kuat dari persaudaraan. Cinta bisa merubah semuanya." jelas Mas Dev.

"Sok bijak!" ledek gue.

"Mas serius na, Mas mohon jangan suka sama Mas. Kita boleh saling sayang tapi sebatas Adik dan Kakak." pinta Mas Dev.

"Iya Mas, maafin Lio ya. Lio salah dalam hal ini." cicit gue.

"Gapapa, tapi Mas minta setelah hal ini jangan ada yang berubah ya. Jangan sampe Ibuk sama Bapak curiga." jelas Mas Dev.

"Iya Mas, aku janji. Maaf ya Mas aku sadar gak seharusnya aku punya perasaan sama Mas," kata gue.

"Iya udah gapapa, yang penting kita udah jelasin. Pulang yuk, nanti dicari Ibuk." ajak Mas Dev.

"Yuk."

Mas Devan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang