Entah mengapa beberapa hari ini Alina merasa sangat dekat dengan Roland yapp belakangan ini mereka sering chattingan, bahkan hari ini Roland mengajak Alina Satnight bersama.
Alina sudah selesai mandi,ia pun berjalan menuju lemari memilih pakaian yang akan dikenakan malam ini, dan berjalan menuju cermin di kamarnya. Alina mulai memoles wajahnya dengan bedak dan sedikit liptint.
Alina memilih menggunakan outfit casual. Alina memang tidak terlalu feminim dia beranggapan 'feminim itu ribet harus pake rok'.
Sementara itu, disisi lain Roland sudah menunggu di depan rumah Alina sekitar tigapuluh menit. Roland mulai lelah menunggu ia mengirimkan chat pada Alina
Roland
Gimana udah siap belom?gue udah nunggu lo selama tigapuluh menit nihAlina
Iya, ini udah siap.Gue turun sekarangAlina menuruni tangga dengan tergesa gesa sambil memanggil kakanya
"Bang Dito, gue pergi duluya." Pamitnya pada Dito. Dito yang mendengarpun langsung keluar kamar
"Adek gue mau kemana nih malem malem gini.Tumben tumbenan keluar, btw mau pergi sama siapa nih? " Tanyanya pada Alina
"Mau pergi sama Roland bang, tuh orang nya udah nunggu di depan rumah." Ucapnya seraya menunjukkan dagu ke arah Roland
"Ciee, tumben sama cowok paling mentok biasanya juga sama Aldi. Apa jangan jangan lo sama Roland pacaran ya?" Goda Roland pada Alina. Alina hanya menggelengkan kepala dan berjalan mendekati Roland, Dito pun menyusul Alina
"Gue titip Alina ya.Btw kalo kalian beneran pacaran, gue harap lo serius sama Alina." Ucap Dito pada Roland sambil menatapnya tajam
"Iya, pasti bakal dijaga kok. Kalo gitu kita pergi dulu bang." Ucap Roland berpamitan pada Dito. Dito mengangguk dan masuk ke dalam rumah
Setelah Dito masuk ke dalan rumah, Roland menyodorkan helm pada Alina. Merekapun mulai membelah padatnya Ibukota pada malam hari.
***
Mereka berdua sudah sampai ke temapat yang dimaksud Roland. Roland membawa Alina ke Caffe Brix. Alina dibuat kagum dengan design iterior dan pilihan warna yang tepat pada caffe itu, Sederhana tapi anti mainstream.Alina pun berkata
"Siapa sih yang punya caffe ini interiornya bagus, gue juga suka tempatnya nayaman." Ucap Alina sambil melihat sekelilingnya
"Lo mau ketemu sama yang punya caffe ini ?" Tanya Roland pada Alina. Alina pun mengangguk antusias layaknya balita berusia 2tahun
"Sebenernya gue yang punya caffe ini. Ini usaha turun temurun dari keluarga gue." Ucapnya yang membuat Alina membelakkan matanya dan mengangguk pelan.
Setelah itu mereka mulai menyantap makanan yang telah disajikan. Alina sangat menikmatinya.
***
Setelah selesai dinner Roland mengajak Alina ke sebuah taman. Mereka duduk di kursi taman, disana mereka melihat anak kecil yang sedang berlarian kesana kemari."Lo mau jagung bakar?" Tanyanya pada Alina. Alina hanya menggangguk "Tunggu sebentar, jangan kemana mana." Lanjut Roland
Taklama kemudian Roland datang membawa 2 buah jagung bakar dan menyodorkannya pada Alina. Merekapun mulai memakan jagung,sesekali mereka saling pandang.
Tiba tiba saja tangan Roland menyentuh sudut bibir Alina dan berkata
"Ada kotoran di bibir lo" Ucapnya sambil menatap manik coklat milik Alina. Alina yang diperlakukan seperti itupun langsung blushing.Sementara itu didekat mereka ada orang yang telah menlihat dan memata matai mereka
Awas aja kalo lo sampai jadian sama Langit gue bakal hancurin hubungan kalian berdua.
✨
TBC
A/n
Maaf kalo part ini pendek, soalnya baru ditulis 2 jam yang lalu.
Penasaran? Baca terusya sampe tamat. Jangan lupa di save di library kalian ya. Daa 👋VOMENT Guys
❤
KAMU SEDANG MEMBACA
AL
Teen FictionJudul lama Senja & Fajar #Rank 690 dalam Teenfiction [30-09-17] #Rank 987 dalam Teenfiction [28-09-17] Kisah ini berawal dari persahabatan antara Alina dan Aldi. Alinaa dan Aldi sudah berteman sejak kecil. Sebenarnya Aldi sudah lama memendam perasaa...