Prolog

260 11 6
                                    

"Dita.. Dit? Bangun woiii...",
ah.. Siapa sih nih orang bangunin aku aja.

"Apa",kataku ketus.

"Bangun woii.. Lo dipanggil bunda tuh di bawah.", ucapnya lagi sambil memukul kepalaku dengan bantal guling.

"Iya. Bawel."ucapku duduk.
"Siapa tadi yang panggil?",ucapku lagi.

"Bunda..dita,adek ku yang cantik, yang kalau bangunnya tuh suka telat", waduh... Nih abangku kok mulutnya kayak ember yak. Udah di naikin tinggi sampai langit ketujuh tuh. Eh...Tiba tiba dijatuhin gitu aja.Huaaaa...Sakit hati adek bang.

"Ngapain bunda manggil dita sepagi ini bang?",ucapku menguap.

"Ngak tau.. Katanya sih serius. Yaudah sana mandi? Kasian bunda nungguin lama." kata abangku duduk di sampingku.

"Iya.terus ngapain abang masih ada disini?Keluar sono. .",ucapku.

"Ck. Iya. Iya",ucapnya kemudian melangkah keluar kamarku.

Oh. .ya aku belum kenalan yak. Perkenalkan namaku Pradita Kumala. Umur 21 tahun. Gimana masih muda kan?Iya donk,Dita gitu loh..hehe. .

Hm..yang tadi tuh abang ku. Keknya gak usah dikenalin deh namanya, karena kalau aku sebutin nama panjangnya dia bakalan ngambek berat. Tapi. .aku kasih tau aja deh timbang ntar kepo kan? Hehe.
Nama abangku yaitu Vino Kumala Rehandra. Kenapa? Ngak ada yang lucukan? Tapi. .kenapa abang ku suka ngambek ya kalau aku panggil nama panjangnya? Tau tuh abang siapa sih? Ups... Dia kan abang aku. Hehe. Sorry bang.

Hemmppp kalau soal umur ,abangku nih ngaku muda tapi umur yah. .bisa aku bilang tua. Hehe. Tapi dia ganteng kok. Kenapa aku bilang ganteng? Kerana dari dulu sampai sekarang nih abang aku tuh terkenal banget dimana mana. Aku sempat mikir deh? Kok bisa ya dia terkenal nih kan, tapi.. Kok sampai sekarang nih yang umurnya udah mau masuk kepala tiga belum nikah yak? Heran adek bang.

Ok. Aku sekarang udah siap pakai pakaian. Kasian pasti bunda udah nunggu aku lama.
Cepat cepat aku turun kebawah.

"Bunda.. ",ucapku mencium pipi bundaku.

"Ehemzz",deheman dua orang satu disamping bunda satu lagi di depan bunda.
Yap..mereka berdua ayah dan bang vino.

Aku memutarkan bola mataku.
"Gak ada .dita gak mau cium ayah sama abang.",ucapku mengerucutkan bibir,mengambil duduk disebelah bunda sambil memeluk bidadari surga ku ini.

"Ck.dasar.",ucap abangku kesal.

"Makanya cari istri sana biar bisa di cium tiap hari",upss.. Sorry ya bang. Itu bukan suara dita melainkan suara bunda.

"Bun.. ",ucapnya memelas.

"Bang. Diluar sana kan banyak tuh yang suka sama abang? Kenapa sih gak di jadikan istri aja tuh salah satu dari mereka?," ucapku menatap kearahnya yang melotot karena ucapan ku tadi.

"Enak aja? Lo pikir seenak itu hah cari binik. Tinggal pilih terus bawa kepelaminan.",ucapnya spontan.

"Ehm.. Omongan kamu Vino Kumala Rehandra",ucap ayah.

"Ayah.. Jangan panggil nama kepanjangan Vino yah. Panggil Vino aja. Vino ngambek nih. ",katanya mengerucutkan bibirnya.

"Makanya jaga bicara kamu",ingat ayah. Aku cekikikan melihat wajah abangku kini. Gimana yak. Kalau para fens nya tuh diluar liat wajah idolanya seperti sekarang. Hahah. Lucu juga.

"Bun. Cepetan ngomong. katanya tadi ada yang mau dibicarakan sama Dita? Kok sekarang jadi bicarain soal Vino sih? ",kata abangku. Ah.. Iya aku juga lupa. Padahalkan tadi bunda mau bicara serius sama aku. Kenapa jadi omongin abangku yang jomblo itu yak. Haha kasian dia.

"Iya bun. Mau bicara apa?"Tanyaku serius.

"Umur kamu sekarang udah berapa Dit?",ucap bunda. Ada apa ya kok bunda tanyain umur aku.

"21 bun, memangnya kenapa ya bun?",ucapku bingung.

"Umur kamu kan udah 21  nih. Bunda mau Dita cari calon suami. Bunda kasih Dita waktu sebulan untuk nemuin mantu bunda."ucap bunda yang nyaris membuat mataku keluar.

"Hah. Bunda bilang apa tadi? Dita harus cari calon suami dalam waktu sebulan. Bunda jangan aneh aneh donk. Dita tuh masih muda bun, belum mau kepikiran sampai situ dulu. Lihat tuh abang. Dia aja belum nikah, masa Dita harus langkahin abang bun",ucapku membela diri.

"Dit.. Abang gpp kalau harus di langkahin sama kamu. Abang rela lahir batin",ucapnya sambil tersenyum.

"Tapi.. Bang. Dita masih muda?",ucapku lagi.

Bunda menyentuh lembut bahuku.
"Dit dengerin bunda. Bunda lakuin ini untuk kamu Dit. Bunda ngak mau lihat kamu seperti abang kamu.percaya sama bunda",ucap bunda lembut.

Haduhhh... Aku pusing nih. Ucapan bunda memang ada benarnya juga. Selama ini aku memang menjauh dari kaum adam. Karena alasan agar bisa menempuh pendidikan dengan benar. Biar bisa banggain orang tua. Tapi.. Sekarang kan aku udah selesai kuliah,huaa... Aku gak tau nih mau bagaimana.

"Udah terima aja,kan di kasih waktu tuh sebulan buat cari calon.",ucap bang Vino santai.

"Kamu juga Vino.perkataan bunda kamu tadi juga berlaku denganmu."Balas ayah.

Haha.. Rasain tuh.

"Gak. Gak. Vino gak mau.",ucap bang vino melambaikan kedua tangannya di udara.

"Terserah kamu aja lah Vin. Bunda sudah capek bilangin ini dari dulu sama kamu."ucap bunda malas. "Dan bagaimana menurut kamu Dit. Bisakan?",ucap bunda tersenyum.

Aku menghirup nafas dalam, lebih baik menyerah dari pada masalah ini panjang kayak bang Vino.

"Tapi.. Ada satu syarat bun",ucapku sok misterius. Hehe

"Apa? "Ucap mereka bersamaan.

Sampai segitunya yak bunda, ayah dan bang Vino keponya.

"Humm... Dita mau bunda sama ayah masukin Dita kepesantren."Ucapku tersenyum lebar.

Bunda menyerngitkan dahinya. "Ke pesantren? Buat apa?",ucap bunda melirik kearah ayah, namun ayah hanya menaikkan kedua bahunya.

"Karena Dita mau cari calon suami Dita di pondok pesantren"ucapku.

Bunda menepuk jidatnya. "Orang pergi ke pesantren buat belajar ilmu agama Dita sayang bukannya cari calon suami",ucap bunda menggelengkan kepalanya.

Sedangkan bang Vino cekikikan. "Ada ada aja lo Dit. Hahah",tawanya.
Is... Kesel.

"Yasudah. Dita gak mau cari calon suami dan Dita bakalan kayak abang aja, menjomblo.",ucapku kesal. Bunda melotot kearahku.

"Ngak boleh gitu Dit. Bunda gak setuju. Biar abang kamu aja yang begitu, kamu jangan ikut ikutan dia".

"Yasudah kalau begitu boleh gak Dita nyari calon suami Dita di pesantren?",ucapku memasang wajah seimut mungkin. Namun hasilnya malah menjadi bahan ketawa abangku yang resek itu.

"Tersereh kamu Dit. Yang penting jangan sampai kamu seperti abangmu itu?",ucap bunda menyindir abang.
Tawa bang Vino luntur. Ia cemberut.
"Bunda. Dari tadi nyindir Vino terus."

"Makanya cari istri",ucap kami bersamaan.

Bang Vino malah pergi meninggalkan kami diruang keluarga.
"Vino gak mau",teriaknya lantang, sehingga membuat kami disini tertawa karena tingkahnya.

*********

A/N : hai... Ketemu lagi nih.
Ini cerita aku yang kedua.
Yang pertama judulnya I love or hate you?.
Dibaca juga yak..

Yasudah Vomment story aku yah. ..

Makasih. ..

Surat Hujan DipesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang