Chapter ini isinya full moment YoonWon ya. Si tetet sama kookie gak masuk nih jadinya ? Tenang si kwangsoo juga. Aduh kwangsoo tambah tampan gaes. Tipe badboy banget.
Happy reading chinguya~
Author POV
In restaurant
" Selamat menikmati. " ucap salah satu pelayan dengan bahasa Indonesia yang sudah Rowon pelajari jauh-jauh hari.
" Teurima kasiheu. " balas Rowon dengan bahasa Indonesia.
Yoongi hanya menatap Rowon dengan kekehan smirknya lalu menyantap makanan yang sudah siap diatas meja mereka.
" Ahh, orang Indonesia itu ramah. Makanan mereka juga enak. Ehm, masita. " (enak)
Sahut Rowon setelah menyuapi sesendok makanan khas Indonesia kedalam mulutnya. Matanya tak pernah luput dari jejeran pasir pantai ditambah warna biru laut yang indah. Makan siang yang romantis.
Disela acara makan-makan Yoongi, tiba-tiba ginjalnya kembali berdenyut memberi keperihan disana. Ia tidak bisa membiarkan Rowon mengetahui kalau ia punya riwayat penyakit ginjal saat kecil dulu. Untuk beberapa menit kedepan, ia harus bisa menahan sakitnya. Aspirinnya bahkan tertinggal didalam kopernya.
" Hh~ " desah Yoongi pelan menahan sakitnya.
Rowon yang tadinya berfokus pada pemandangan dan makanannya kini teralihkan menatap suaminya yang kelihatan pucat. Tidak tidak, wajah Yoongi memang lebih pucat dari biasanya. Keringat bercucuran dipelipisnya. Tak jarang juga pria itu memejamkan matanya dan sedikit mengernyit.
" Gwenchanna ? " tanya Rowon
" Jangan hiraukan aku. Habiskan makananmu dan kita pulang. " perintah Yoongi.
" Tapi kau terlihat tidak baik-baik saja. Apa ada yang salah ? " tanya Rowon khawatir.
Yoongi memejamkan matanya menahan segala gejolak rintihannya untuk diteriakkan. Dia tidak mungkin memekik di tempat umum seperti ini.
" Diamlah. " timpal Yoongi. " Sssh... "
" Eii, dasar keras kepala. Sudah kubilang kau terlihat tidak baik-baik saja. Ayo kembali kekamar. " ajak Rowon yang sudah berdiri disamping Yoongi.
" Bayar makanannya dulu. Ini. "
Rowon mengambil kartu kredit Yoongi lalu membayar makanannya yang hanya disentuh sebanyak 5 sendok saja. Yoongi tengah berjuang menahan rasa sakitnya yang menguras semua tenaganya sedikit demi sedikit. Tak menunggu waktu lama, Rowon kembali dengan cepat lalu memapah Yoongi.
" Apa yang kau lakukan ? " tanya Yoongi.
Rowon yang tengah memegang sebelah tangan Yoongi yang mengalungi lehernya menatap suaminya bingung, " Jika kubiarkan kau berjalan sendiri, kau akan menjadi tontonan orang-orang disini. Dasar sok kuat. "
Yoongi hanya diam. Baru kali ini ia tidak dapat menjawab ejekan seseorang sejak ia lahir lebih dari 20 tahun yang lalu. Rowon memapah Yoongi sampai kekamar mereka lalu membantu Yoongi berbaring diatas kasur. Sembari menggantungkan coat Yoongi, ia mengeluarkan isi koper untuk mengambil aspirin Yoongi. Setelah aspirin ditemukan, kakinya kembali berlari kearah dapur untuk mengambil segelas air putih.
" Ini minumlah. Hati-hati, jangan sampai tersedak. " ingat Rowon yang terduduk ditepi kasur.
Tidak menolak, Yoongi meminum aspirin yang selalu ia konsumsi tiap harinya itu. Rowon menghela nafas lalu menuntun Yoongi untuk tidur kembali. Mendapat perlakuan manis Rowon, Yoongi menatapnya dengan mata yang menyipit.